Ilustrasi ●
Kerusuhan di Papua dan Papua Barat mendapat perhatian prioritas dari pemerintah. Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Purn Hinsa Siburian mengatakan ada serangan siber yang bertujuan memperkeruh situasi.
Hinsa mengaku baru kembali dari Sorong dan Manokwari bersama Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Hinsa menyebutkan tentang kondisi yang dilihatnya.
"Saya lihat di situ dan sangat nyata, bisa dilihat dari hasil monitor kita, memang ada kelompok-kelompok tertentu memanfaatkan insiden yang ada di Surabaya maupun di Malang," ucap Hinsa di kantornya, Jalan Harsono RM, Jakarta Selatan, Jumat (23/8/2019).
Hinsa menyebutkan pelaku dalam dunia siber bisa dari individu hingga bahkan suatu negara. Serangan siber pun, disebut Hinsa, bisa mempengaruhi informasi di lingkungan masyarakat.
"Pelaku penyerangan dalam dunia siber itu bisa individu, bisa kelompok, bahkan bisa negara," sebut Hinsa.
"Jadi dari sisi siber saya katakan memang ada kelompok yang memanfaatkan itu, memperkeruh situasi dengan konten-konten, berita-berita untuk menimbulkan kemarahan masyarakat sehingga kita melihat kemarin di beberapa tempat di Papua maupun Papua Barat terjadi unjuk rasa," sambungnya.
Kerusuhan di Papua dan Papua Barat mendapat perhatian prioritas dari pemerintah. Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Purn Hinsa Siburian mengatakan ada serangan siber yang bertujuan memperkeruh situasi.
Hinsa mengaku baru kembali dari Sorong dan Manokwari bersama Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Hinsa menyebutkan tentang kondisi yang dilihatnya.
"Saya lihat di situ dan sangat nyata, bisa dilihat dari hasil monitor kita, memang ada kelompok-kelompok tertentu memanfaatkan insiden yang ada di Surabaya maupun di Malang," ucap Hinsa di kantornya, Jalan Harsono RM, Jakarta Selatan, Jumat (23/8/2019).
Hinsa menyebutkan pelaku dalam dunia siber bisa dari individu hingga bahkan suatu negara. Serangan siber pun, disebut Hinsa, bisa mempengaruhi informasi di lingkungan masyarakat.
"Pelaku penyerangan dalam dunia siber itu bisa individu, bisa kelompok, bahkan bisa negara," sebut Hinsa.
"Jadi dari sisi siber saya katakan memang ada kelompok yang memanfaatkan itu, memperkeruh situasi dengan konten-konten, berita-berita untuk menimbulkan kemarahan masyarakat sehingga kita melihat kemarin di beberapa tempat di Papua maupun Papua Barat terjadi unjuk rasa," sambungnya.
★ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.