Senin, 17 Mei 2021

Transformasi Digital pada Sistem Pertahanan dan Keamanan

🎥 📞 🖥 🕹https://asianmilitaryreview.com/wp-content/uploads/2-AEW-aircraft.jpgIlustrasi pesawat C295 AEW dengan radar AESA (Airbus)

Presiden Jokowi pada Agustus 2020 yang lalu telah mencanangkan transformasi digital Indonesia dengan lima program utama.

♖ Pertama, perluasan akses (konektivitas) dan peningkatan infrastruktur digital.

♖ Kedua, pengembangan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran dan lainnya.

♖ Ketiga, percepatan integrasi pusat data nasional.

♖ Keempat, mempersiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

♖ Kelima, Presiden meminta persiapkan regulasi terkait skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital disiapkan secepat-cepatnya.

Kelima hal diatas tentu harus dilaksanakan dengan framework yang baik dan program rinci yang tepat. Berbagai kerangka kerja transformasi digital telah diusulkan oleh berbagai organisasi atau pengembang.

Penulis dengan tim juga mengusulkan suatu kerangka kerja garuda transformasi digital.

Transfomasi digital bukan sekadar membuat aplikasi proses bisnis yang sekarang ada, tetapi upaya perubahan fundamental bisnis/proses yang mungkin berbeda dengan proses yang sekarang ada. Mungkin ada terobosan baru yang tidak memerlukan birokasi yang menghambat proses itu sendiri.

Dalam transformasi digital ada tiga istilah yang ada yaitu digitazion, digitalization, dan transformasi digital.

Digitazion adalah adalah proses konversi dari analog ke digital. Misalnya, data temperatur yang ada di lingkungan kita diukur dan dikonversi ke data digital atau gambar seseotang di foto/scan analog kemudian di konversi kedalam digital.

Sementara digitalization adalah penggunaan teknologi digital dan data digital (hasil digitazion) untuk memberikan dampak yang lebih baik antara konsumen dan produsen.

Sementara tranformasi digital mempunyai makna yang luas hingga suatu organisasi ,yang menyangkut orang, proses, hingga teknologi.

Lima program yang telah dicanangkan Presiden perlu dikawal dengan suatu manajemen proyek yang baik. Tidak lupa hadirnya teknologi digital memberikan kemudahan bagi pemangku kepentingan, untuk itu keamanan dan pertahanan siber perlu disiapkan dengan lebih matang.


 Sistem pertahanan dan keamanan 
https://3.bp.blogspot.com/-cp5Z7fZTQ1U/W-hWBngEcJI/AAAAAAAA-Dk/cVw3DNZTwusTeAgq2vTe2u336B_bFZuEACLcBGAs/s1600/Infoglobal-4.pngSalah satu produk lokal Infoglobal {Infoglobal]

Pertahanan dan keamanan adalah salah satu sektor yang sangat strategis. Lebih lanjut, pertahanan negara merupakan segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Ancaman terhadap pertahanan dan keamanan negara bisa datang dari berbagai sudut batas, udara, laut, darat angkasa hingga sekarang siber yang tidak mengenal wilayah.

Alat dan teknologi perang sudah semakin maju. Berbagai teknologi digital dan disrupsi sudah menyentuh hampir semua aspek kehidupan seperti kesahatan, pemerintahan, industri hingga sektor pertahanan dan keamanan.

Disrupsi inovasi tersebut diataranya Internet of Military Things (IoMT), artificial intelligence, cyber security, big data, hingga cloud computing.

Internet of Military Things atau juga sering disebut sebagai Internet of Battlefield Things (IoBT) adalah salah satu kemajuan teknologi komunikasi, komputasi dan terhubung dengan sensor dan penggerak, sehingga operasi militer berjalan dengan lebih, akurat, tepat, cepat dan dikendalikan dari jarak jauh.

Teknologi IoMT disinergiskan dengan teknologi kecerdasan artifisial menjadikan fungsi dari perangkat militer menjadi lebih efektif, sehingga bisa lebih otomatis dan mandiri (otonom/autonomous).

Tugas dan fungsi manusia untuk operasi militer di daerah bahaya atau ranjau bisa digantikan oleh mesin berbasis IoMT. Robot militer, robot yang bisa terbang (drone udara), robot yang bisa menyelam (kapal selam tanpa awak), juga sudah mulai dikembangkan.

Perkembangan teknologi digital juga memberikan suatu doktrin militer (baru) yaitu Network Centric Warfare (NCW). Prinsip kepemilikan informasi (information superiority), pemahaman situasi (situational awareness) dan kecepatan komando (speed of command) sebagai rules dalam peperangan ini.

Sistem peperangan ini melibatkan berbagai komponen sistem cerdas (smart system) seperti sensor, komputasi (understanding) dan actuator (acting). Contoh, konfigurasi network centric warfare, idsth.com.

Selanjutnya bagaimana terkait dengan pencanangan transformasi digital oleh Presiden RI di sektor pertahanan dan keamanan?

Ini adalah suatu momen yang tepat untuk mensinergiskan dan mengintegrasikan transformasi digital di Kementerian Pertahanan dan yang terkait, seperti di TNI, Polri, BSSN , Basarnas dan lainnya.

Saya yakin beberapa inisiatif juga telah dilakukan, namun kunci integrasi dan sinergi menjadi tantangan kita semua.

Ekosistem Pertahanan dan Keamanan menyangkut, pengguna (TNI,Polri, BSSN dll), pemerintah, peneliti, pengembang hingga Industri. Kemandirian pembangunan kemampuan industri dalam negeri telah di amanahkan melalui UU no 16 tahun 2012.

Industri pertahanan perlu mempersiapkan dengan seksama terhadap disrupsi teknologi ini sehingga bisa melakukan modernisasi terhadap produk yang dikembangkan, baik BUMN maupun BUMS.

Terlebih lagi BUMN juga sudah membuat perusahaan holding di industri pertahanan. Lebih jauh kehadiran teknologi ini memberikan suatu potensi pengembangan industri mula (start up) bidang pertahanan.

 ♖ Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...