Moskow menerima permintaan memasok senjata ke Indonesia
Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin, usai menerima Kunjungan pimpinan dan anggota Komisi Pertahanan dan Keamanan Senat Rusia. (DPD)
Indonesia dikabarkan akan membeli sejumlah senjata dari Rusia. Tak tanggung-tanggung, impor peralatan tempur dari negeri beruang merah itu rencananya akan berlangsung selama lima tahun ke depan.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Kepala Komite Dewan Federasi Rusia Bidang Pertahanan dan Keamanan, Vladimir Bulavin, kepada kantor berita RIA Novosti. Menurut dia, Moskow telah menerima permintaan dari Jakarta untuk memasok senjata dan peralatan militer ke Indonesia pada 2025-2030.
Bulavin menuturkan, Rusia dan Indonesia kini tengah menggarap tujuh kontrak industri pertahanan bersama. Saat ini, ketujuh proyek itu berada pada berbagai tahap implementasi.
"Kami telah menerima permintaan dari rekan-rekan di Indonesia untuk tahun 2025-2030. Dalam waktu dekat, proposal dari pihak Rusia akan disiapkan sesuai dengan permintaan ini," katanya, Jumat (15/11/2024).
Bulavin mengatakan, Rusia juga mengadakan pelatihan untuk para personel dan spesialis Tentara Nasional Indonesia (TNI). Secara khusus, Moskow melatih puluhan pilot tempur Indonesia menggunakan simulator jet Sukhoi Su-27.
"Selama seluruh periode kerja sama di bidang militer, kami telah melatih lebih dari 6.000 spesialis," ujarnya.
Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin, usai menerima Kunjungan pimpinan dan anggota Komisi Pertahanan dan Keamanan Senat Rusia. (DPD)
Indonesia dikabarkan akan membeli sejumlah senjata dari Rusia. Tak tanggung-tanggung, impor peralatan tempur dari negeri beruang merah itu rencananya akan berlangsung selama lima tahun ke depan.
Kabar tersebut dibenarkan oleh Kepala Komite Dewan Federasi Rusia Bidang Pertahanan dan Keamanan, Vladimir Bulavin, kepada kantor berita RIA Novosti. Menurut dia, Moskow telah menerima permintaan dari Jakarta untuk memasok senjata dan peralatan militer ke Indonesia pada 2025-2030.
Bulavin menuturkan, Rusia dan Indonesia kini tengah menggarap tujuh kontrak industri pertahanan bersama. Saat ini, ketujuh proyek itu berada pada berbagai tahap implementasi.
"Kami telah menerima permintaan dari rekan-rekan di Indonesia untuk tahun 2025-2030. Dalam waktu dekat, proposal dari pihak Rusia akan disiapkan sesuai dengan permintaan ini," katanya, Jumat (15/11/2024).
Bulavin mengatakan, Rusia juga mengadakan pelatihan untuk para personel dan spesialis Tentara Nasional Indonesia (TNI). Secara khusus, Moskow melatih puluhan pilot tempur Indonesia menggunakan simulator jet Sukhoi Su-27.
"Selama seluruh periode kerja sama di bidang militer, kami telah melatih lebih dari 6.000 spesialis," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.