Selasa, 24 April 2012

★ Hovercraft karya anak negeri


alam menjaga daerah perairan pulau-pulau yang tersebar di seluruh Indonesia, diperlukan wahana yang bisa bergerak di dua alam. Jawabannya adalah Hovercraft, suatu wahana transportasai yang dapat dengan leluasa bergerak di dua alam tersebut. Untuk menjaga keamanan pesisir pantai dan lepas pantai, TNI AL sangat memerlukan wahana transportasi ini yang bisa dengan cepat mengangkut pasukan maupun logistik ke daerah penugasan dengan cepat.

Ide pembuatan ini bermula dari proposal dua mahasiswa program doktoral di Den haag, Belanda, berkerjasama dengan perwira TNI AL kepada Pemerintah guna mendukung pembuatan kendaraan angkut amfibi berjenis hovercraft untuk kepentingan militer. Proposal yang diprakarsai oleh tim yang terbentuk tahun 1995 ini antara lain, Dr Ir Leonardus Gunawan, Dr Ir Soerjanto Tjahjono, dan Laksamana (Purn) Dr Dwi Nugroho, kemudian mengajukan proposal juga ke pihak swasta, tapi sayangnya tidak berlanjut.

Pertengahan tahun 1996 di kedutaan Indonesia di Belanda, KSAL waktu itu Laksamana Arief Kushariadi bersama Dwi Nugroho membicarakan pembuatan hovercraft untuk keperluan militer dan didukung oleh KSAL, berdasarkan dukungan tersebut, tim kecil ini mencari dana pinjaman lunak dari pemerintah Belanda.

Pada tahun 2004 merekapun bertemu dengan beberapa orang untuk mewujudkan mimpi membangun industri hovercraft di Indonesia. Tujuan utama untuk kepentingan Angkatan Laut dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, tetapi bisa juga untuk kepentingan sipil seperti penyelamatan korban kecelakaan pesawat terbang yang berada radius 5 mil dari daerah pantai, keperluan SAR, dan sarana transportasi antar pulau yang tidak mempunyai pelabuhan laut.
 ⚓ Hovercraft 'Lumba-Lumba'

Setelah pertemuan tersebut, lalu didirikan perusahaan yang bernama PT Hoverindo, yang mampu menyelesaikan lima unit pesanan TNI AL. Hovercraft ini kemudian diberi nama 'Lumba lumba' yang mampu mengangkut 20 personil atau logistik berkapasitas 2 ton. Pada Desember 2005, empat unit berhasil di kirim dan menyusul kemudian satu unit pada tahun 2006. Bersama Dislitbangal (Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Laut) ditingkatkan untuk mencari terobosan-terobosan baru dalam pengembangan Teknologi hovercraft di Indonesia.

Pada tahun 2006 PT Hoverindo karena sesuatu hal tidak bisa melanjutkan produksinya untuk program hovercraft nasional, maka di lanjutkan dengan PT Sumber Daya Patriatama (SDP). Di tangan PT SDP berbagai macam hovercraft dapat di produksi, diantaranya dua unit hovercraft berkapasitas 6-8 penumpang untuk Pemda Boven Diguel, Papua.


Sebagai produk kebanggaan nasional ini yang sarat teknologi tinggi, banyak kendala dalam pengembangnya, maupun kurang perhatian masyarakat maupun pemerintah yang kurang intens dalam mendukung program hovercraft nasional tersebut. Apabila dilihat dari sisi teknologi, hovercraf produk anak bangsa ini tidak kalah dengan produk luar negeri, sedangkan dari sisi ekonominya, hovercraft ini lebih murah sampai 60% dari produk sejenis. Saat ini hovercraft 'Lumba lumba' ini termasuk dalam jajaran satuan kapal amfibi koarmatim, dua unitnya stand by di dalam deck Kapal Rumah Sakit KRI Dr Suharso (990).

Hovercraft yang berbahan baku utama Rubberizing Nylon ini bila melintas diatas ranjau tidak akan meledak, karena bahan bakunya  yang tidak mengaktifkan ranjau laut maupun ranjau darat, dan terbebas dari sensor pendeteksi sonar.

Jarak jelajah hovercraft ini bisa ditempuh hingga 450 km dengan kecepatan hingga lebih 30 knot. Hovercraft ini sangat cocok digunakan Marinir dalam operasi-operasi amfibinya dan telah ikut serta dalam latihan besar gabungan TNI di Sangata, Kalimantan Timur. Keunikan Hovercraft adalah menggunakan baling-baling sebagai tenaga pendorong yang terpasang pada bagian belakang. Hovercraft ini dapat dioperasikan siang maupun malam karena terdapat sistem navigasi dan komunikasi yang modern dan dapat dipersenjatai untuk melindungi diri dari serangan musuh.

Sebagian bahan baku pembuatan hovercraft ini masih di import seperti daun baling-baling dan mesin. Walaupun masih import, namun komponennya sebagai suku cadang banyak terdapat pada mesin truk yang beredar di Indonesia, sehingga memudahkan teknisi untuk merawat dan memperbaikinya. Sumber tenaga hovercrat ini biasanya mesin diesel atau bensin yang berdaya 466 tenaga kuda (HP) dan dapat menggerakan baling-baling sehingga menghasilkan tenaga pendorong yang dibutuhkan untuk manuver kencang atau lambat tergantung operatornya. Sisanya pada materi serat fiber untuk badan kapal, karet nylon untuk skirt (bantalan), adalah produk dalam negeri. Perlengkapan tambahan pada hovercraft ini berupa satu unit alat komunikasi radar antena high frequency, alat pemandu lokasi berteknologi GPS (Global Positioning System).

Dan dari semua kehebatannya, hovercraft ini dapat mendarat atau berlabuh di daerah pantai tanpa perlu pelabuhan laut dan di rawa-rawa, sehingga sangat berguna bila memasuki daerah yang terpencil di penjuru Nusantara ini.

Spesifikasi Hovercraft 'Lumba-Lumba" :

    Panjang : 13 m
    Lebar : 5,9 m
    Tinggi : 3,2 m
    Panjang kabin : 5,6 m
    Lebar kabin : 2,8 m
    Berat kotor : 8 ton
    Daya angkut : 2 ton
    Kapasitas bensin : 700 liter
    Kecepatan maksimum : 33 knot
    Kecepatan jelajah : 28 knot
    Awak : 20 personil
    Tinggi rintangan dipermukaan : 30 cm
    Tinggi maksimum gelombang : 100 cm
    Mesin : 466 HP Diesel DEUTZ
Berikut Foto Hovercraft "Lumba-Lumba" TNI AL :

 Hovercraft Kartika

(Foto alutsista)
Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo (Karya Bersama Indonesia) dengan TNI-AD (Direktorat Pembekalan dan Angkutan Angkatan  Darat).

Berbeda dengan Landing Craft Air Cushion (LCAC) yang digunakan marinir AS, Kartika menggunakan struktur material sandwich composite pada lambungnya dan jenis skirt pada bantalan craft-nya. Ditenagai oleh 2 buah mesin diesel berkekuatan 1550Hp, hovercraft ini ditengarai mampu dipacu hingga kecepatan 40 knot. Muatan maksimum yang bisa diangkut hingga 20 ton. "Sanggup membawa 1 mobil truck 3/4 lho mas!", ungkap petugas yang menjaganya.

Hovercraft yang diberinama Kartika ini memiliki dimensi panjang 20 m, lebar 11 m dan tinggi 5,7 m. Untuk propeller menggunakan variabel pitch control dengan sistem belt transmision, sedangkan daya angkatnya (lifter) dan pengendalinya memakai sistem centrifugal fan yang terhubung dengan hydraulic motor.
Kedepannya paling tidak kita berharap innovasi yang telah berhasil dibuat anak bangsa ini mampu diwujudkan hingga ketahap produksi, tidak hanya sekedar sukses proyek litbang saja.

Foto Hovercraft Kartika :

(Foto alutsista)
(Foto alutsista)
Video Hovercraft Kartika :

 ⚓ Hovercraft hasil karya PT Sumber Daya Primatamanusa

Specification Hovercraft 2 - 3 Pax

Dimension
  • Length : 3,5 m
  • Width : 2 m
  • Engine : ROTAX 582 Two Cycle - 65 Hp
  • Skirt : Multi segment
  • Fan : AXIAL

Specification Hovercraft 6 - 8 Pax

Dimension
  • Length :7,3 m
  • Width : 3.5 m
  • Height : 2 m
  • Empty weight : 1000 kg
  • Max. weight : 1600 kg
  • Payload : 600 kg (goods) or 8 pax
  • Rec. of wave height : 0.4 m
  • Engine type : Chevy 350, 250 Hp 5000 rpm, gasoline, Lift and Thrust
  • Capacity of fuel tank : 200 liter
  • Max speed : 25 knot
  • Cruising speed : 20 - 24 knot
  • Endurance : 3 jam

Hovercraft 6-8 Pax
Specification Hovercraft 12 Pax

Dimension
  • Length : 12.0 m
  • Width : 5.9 m
  • Height : 2.2 m
  • Payload : 1400 kg
  • Capacity : 12 pax
  • Max weight. : 4000 kg
ENGINE
  • Lift & Thrust : MAN 300 Hp Diesel
POWER GENERATOR
  • Propeller : 3 Blades Composite
  • Fan : Axial Fan

Specificatin 20 Pax / SDP L136

Dimension
  • Length: 12,5 m
  • Width : 5.9 m
  • Height: 3.2 m
  • Height (hovering) : 3.3 – 3.85 m
  • Empty weight: 5500 kg
  • Max. weight : 8000 kg
  • Payload: 2500 kg (goods) or 20 pax
  • Rec. of wave height : 1 m
Engine type:
  • Lift and Thrust , power 466 Hp1800 rpm
  • Capacity of fuel tank: 700 liters
  • Max. speed: 27 knot
  • Cruising speed: 20 - 24 knot
  • Endurance : 5 hours

Specification SDP 10T (Development)

Dimension
  • Length : 18 m
  • Width : 8 m
  • Height : 4.2 m
  • Height (hovering) : 5 m
  • Empty weight : 20000 kg
  • Max. weight : 30000 kg
  • Payload : 10 ton (goods or vehicle)
  • Rec. of wave height: 1.50 m
  • Engine type : 2 unit Diesel, 800 Hp for Thrust
  • 2 unit Diesel, 300 Hp for lift
  • Fuel Tank : 4500 liters
  • Cruising speed (airspeed) : 25 knot
  • Obstacle : 30 cm
Sumber :
    ▣ Majalah Defender
    ▣ Formil Kaskus

    ▣ PT SDP

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...