Rusia tercatat memiliki badan intelijen yang disebut dengan GRU yang berarti Direktorat Intelijen Utama Jika menilik catatan sejarah Rusia maka dapat ditemukan track record negara ini dalam hal tradisi intelijennya. Rusia memiliki ketangguhan di bidang intelijen.
Seluruh dunia mengenal kebesaran KGB atau Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti. Badan intelijen yang berdiri pada 13 Maret 1954 ini, merupakan badan intelijen Uni Soviet. KGB menjadi pesaing utama CIA atau Central Intelligence Agency, badan intelijen milik Amerika Serikat. KGB kemudian bubar bersama runtuhnya Uni Soviet pada 1991, dan bermetamorfosis menjadi FSB atau Federalnaya Sluzhba Bezopasnosti yang dimiliki Rusia. FSB secara fungsi tetap sama dengan KGB.
Dalam perjalanan sejarahnya, Rusia tercatat memiliki badan intelijen yang disebut dengan GRU (Glavnoye Razvedyvatel’noye Upravleniye) yang berarti Direktorat Intelijen Utama.
Badan ini merupakan intelijen luar negeri milik Angkatan Bersenjata Rusia. GRU memiliki perbedaan dengan KGB. Salah satunya, ketika Uni Soviet runtuh KGB terpecah menjadi SVR (Sluzhba Vneshney Razvedki/intelijen luar negeri) dan FSB (Federal Security Service/intelijen dalam negeri). Namun, tidak demikian halnya dengan GRU.
GRU merupakan intelijen terbesar di Rusia. Di banding dinas intelijen lainnya, seperti SVR, GRU lebih banyak memiliki reputasi. Pasalnya, GRU memiliki agen yang jauh lebih besar dari pada SVR. Dinas intelijen yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Jenderal Alexander Shlyakhturov ini, berdiri pada 21 Oktober 1918 atau setahun setelah terjadinya Revolusi Oktober.
Awalnya GRU dikenal dengan The Registration Directorate atau Registrupravlenie (RU) di mana Simon Aralov bertindak sebagai pemimpin pertamanya.
Pada awal berdirinya, RU tidak secara langsung berada di bawah General Staff (the Red Army Field Staff). Secara administratif, RU merupakan departemen ketiga dari Field Staff’s Operations Directorate.
Pada Juli 1920, RU dijadikan departemen kedua dari empat departemen Operations Directorate. Hingga 1921, RU disebut sebagai Registraupr atau Registration Department.
Pada tahun itu, terkait dengan peperangan antara Soviet dan Polandia, RU dirubah menjadi sebuah direktorat intelijen pada Red Army Staff yang kemudian dikenal dengan Razvedupr.
Untuk pertama kalinya, GRU dipimpin oleh Janis Karlovich Berzin. Dia adalah seorang komunis. Pada zaman Stalin berkuasa, ia ditangkap dan dibersihkan dari kekuasaan.
Kehandalan GRU sudah diakui oleh internasional. Jaringan mata-matanya tersebar di berbagai negara. Peralatan pendukung untuk melakukan spionase sangat kuat. Termasuk penggunaan satelit. Badan intelijen militer Negara Beruang Merah ini sejak kelahirannya diprediksi memiliki potensi besar.
Bahkan pemimpin Revolusi Oktober, Vladimir Lenin menengarai akan menjadi pesaing bagi dinas intelijen lainnya. Apa yang diramalkan Lenin akhirnya terbukti.
Sebuah kasus terjadi pada 2002 lalu. Pada musim panas tahun itu, GRU mengirim sebuah dokumen ke Kremlin terkait dengan tokoh Islam radikal Chechnya. Namun, di tengah perjalanan dokumen tersebut diambil oleh pihak FSB. Selain persaingan keduanya, intelijen Rusia lainnya, seperti SVR juga menganggap GRU sebagai pesaing.
Dalam catatan prestasi dan kehebatan agen intelijen GRU, terselip beberapa catatan buruk. Terdapat beberapa agen yang ditemukan membelot ke Negara Barat. Kenyataan ini menjadi warna buram dalam reputasi positif tubuh intelijen yang telah berumur 92 tahun ini. Sebut saja nama beberapa pembelot agen GRU.
Di antaranya, Oleg Penkovsky. Kesalahan terbesarnya sebagai seorang agen adalah membocorkan operasi Moskow menempatkan rudal nuklir di Kuba kepada Washington. Akibat skandal ini, Kuba mengalami krisis dan dunia diambang perang nuklir.
Namun akhirnya, Penkovsky ditangkap pada tahun 1962 dan dieksekusi pada tahun 1963 setelah dinyatakan bersalah melakukan pengkhianatan tingkat tinggi dan spionase. Selain Penkovsky, terdapat sosok perwiran GRU yang membelot ke Barat.
Dia adalah Vladimir Rezun atau yang dikenal juga dengan nama samarannya, Viktor Suvorov. Ia membelot ke Barat pada 1970.
Pertukaran mata-mata Valentin Vladimirovich Korabelnikov – Dipecat dari jabatannya sebagai Kepala GRU karena menolak reformasi di tubuh militer.(ist)
Agen-agen intelijen GRU yang berkhianat membuat Rusia dirugikan. Tapi, tidak sedikit pula Rusia berhasil menangkap mata-mata negara lain yang menyusup ke negara ini.
Maka, Rusia menyepakati pertukaran mata-mata. Seperti yang terjadi pada pertengahan 2010 ini.
Pada Juli 2010, Rusia dan Amerika Serikat (AS) sepakat menukar tahanan mata-mata mereka. Kamis, 08 Juli 2010 AS memutuskan mendeportasi 10 mata-mata Rusia yang tertangkap melakukan aksi mata-mata terhadap negaranya dan didakwa melakukan pencucian uang.
Deportasi ini menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran terhadap empat orang tahanan Moskow yang mengkhianati Pemerintah Rusia dan lebih condong terhadap Barat.
Kesepakatan ini diyakini sebagai pertukaran terbesar antara Rusia dengan AS sejak perang dingin. Bersamaan dengan itu, Pemerintah Rusia juga mengampuni empat orang intelijen AS.
Pengumuman Kementerian Luar Negeri AS menyatakan bahwa pihaknya akan menukar 10 mata-mata Rusia dengan empat mata-mata tahanan Rusia. Dari empat orang itu adalah Igor Sutyagin, spesialis senjata nuklir.
Igor divonis 15 tahun penjara dan akan dibebaskan Rusia bersama dengan tiga orang lainnya. Ia dituduh memberikan informasi kepada perusahaan Inggris.
Satu lagi mata-mata yang akan dibebaskan dan dibarter adalah Sergei Skrial. Dia adalah anggota GRU yang dijebloskan ke tahanan karena terbukti bersalah menjadi mata-mata Inggris pada 2006 silam.
Seluruh dunia mengenal kebesaran KGB atau Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti. Badan intelijen yang berdiri pada 13 Maret 1954 ini, merupakan badan intelijen Uni Soviet. KGB menjadi pesaing utama CIA atau Central Intelligence Agency, badan intelijen milik Amerika Serikat. KGB kemudian bubar bersama runtuhnya Uni Soviet pada 1991, dan bermetamorfosis menjadi FSB atau Federalnaya Sluzhba Bezopasnosti yang dimiliki Rusia. FSB secara fungsi tetap sama dengan KGB.
Dalam perjalanan sejarahnya, Rusia tercatat memiliki badan intelijen yang disebut dengan GRU (Glavnoye Razvedyvatel’noye Upravleniye) yang berarti Direktorat Intelijen Utama.
Badan ini merupakan intelijen luar negeri milik Angkatan Bersenjata Rusia. GRU memiliki perbedaan dengan KGB. Salah satunya, ketika Uni Soviet runtuh KGB terpecah menjadi SVR (Sluzhba Vneshney Razvedki/intelijen luar negeri) dan FSB (Federal Security Service/intelijen dalam negeri). Namun, tidak demikian halnya dengan GRU.
GRU merupakan intelijen terbesar di Rusia. Di banding dinas intelijen lainnya, seperti SVR, GRU lebih banyak memiliki reputasi. Pasalnya, GRU memiliki agen yang jauh lebih besar dari pada SVR. Dinas intelijen yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Jenderal Alexander Shlyakhturov ini, berdiri pada 21 Oktober 1918 atau setahun setelah terjadinya Revolusi Oktober.
Awalnya GRU dikenal dengan The Registration Directorate atau Registrupravlenie (RU) di mana Simon Aralov bertindak sebagai pemimpin pertamanya.
Pada awal berdirinya, RU tidak secara langsung berada di bawah General Staff (the Red Army Field Staff). Secara administratif, RU merupakan departemen ketiga dari Field Staff’s Operations Directorate.
Pada Juli 1920, RU dijadikan departemen kedua dari empat departemen Operations Directorate. Hingga 1921, RU disebut sebagai Registraupr atau Registration Department.
Pada tahun itu, terkait dengan peperangan antara Soviet dan Polandia, RU dirubah menjadi sebuah direktorat intelijen pada Red Army Staff yang kemudian dikenal dengan Razvedupr.
Untuk pertama kalinya, GRU dipimpin oleh Janis Karlovich Berzin. Dia adalah seorang komunis. Pada zaman Stalin berkuasa, ia ditangkap dan dibersihkan dari kekuasaan.
Kehandalan GRU sudah diakui oleh internasional. Jaringan mata-matanya tersebar di berbagai negara. Peralatan pendukung untuk melakukan spionase sangat kuat. Termasuk penggunaan satelit. Badan intelijen militer Negara Beruang Merah ini sejak kelahirannya diprediksi memiliki potensi besar.
Bahkan pemimpin Revolusi Oktober, Vladimir Lenin menengarai akan menjadi pesaing bagi dinas intelijen lainnya. Apa yang diramalkan Lenin akhirnya terbukti.
Sebuah kasus terjadi pada 2002 lalu. Pada musim panas tahun itu, GRU mengirim sebuah dokumen ke Kremlin terkait dengan tokoh Islam radikal Chechnya. Namun, di tengah perjalanan dokumen tersebut diambil oleh pihak FSB. Selain persaingan keduanya, intelijen Rusia lainnya, seperti SVR juga menganggap GRU sebagai pesaing.
Dalam catatan prestasi dan kehebatan agen intelijen GRU, terselip beberapa catatan buruk. Terdapat beberapa agen yang ditemukan membelot ke Negara Barat. Kenyataan ini menjadi warna buram dalam reputasi positif tubuh intelijen yang telah berumur 92 tahun ini. Sebut saja nama beberapa pembelot agen GRU.
Di antaranya, Oleg Penkovsky. Kesalahan terbesarnya sebagai seorang agen adalah membocorkan operasi Moskow menempatkan rudal nuklir di Kuba kepada Washington. Akibat skandal ini, Kuba mengalami krisis dan dunia diambang perang nuklir.
Namun akhirnya, Penkovsky ditangkap pada tahun 1962 dan dieksekusi pada tahun 1963 setelah dinyatakan bersalah melakukan pengkhianatan tingkat tinggi dan spionase. Selain Penkovsky, terdapat sosok perwiran GRU yang membelot ke Barat.
Dia adalah Vladimir Rezun atau yang dikenal juga dengan nama samarannya, Viktor Suvorov. Ia membelot ke Barat pada 1970.
Pertukaran mata-mata Valentin Vladimirovich Korabelnikov – Dipecat dari jabatannya sebagai Kepala GRU karena menolak reformasi di tubuh militer.(ist)
Agen-agen intelijen GRU yang berkhianat membuat Rusia dirugikan. Tapi, tidak sedikit pula Rusia berhasil menangkap mata-mata negara lain yang menyusup ke negara ini.
Maka, Rusia menyepakati pertukaran mata-mata. Seperti yang terjadi pada pertengahan 2010 ini.
Pada Juli 2010, Rusia dan Amerika Serikat (AS) sepakat menukar tahanan mata-mata mereka. Kamis, 08 Juli 2010 AS memutuskan mendeportasi 10 mata-mata Rusia yang tertangkap melakukan aksi mata-mata terhadap negaranya dan didakwa melakukan pencucian uang.
Deportasi ini menjadi bagian dari kesepakatan pertukaran terhadap empat orang tahanan Moskow yang mengkhianati Pemerintah Rusia dan lebih condong terhadap Barat.
Kesepakatan ini diyakini sebagai pertukaran terbesar antara Rusia dengan AS sejak perang dingin. Bersamaan dengan itu, Pemerintah Rusia juga mengampuni empat orang intelijen AS.
Pengumuman Kementerian Luar Negeri AS menyatakan bahwa pihaknya akan menukar 10 mata-mata Rusia dengan empat mata-mata tahanan Rusia. Dari empat orang itu adalah Igor Sutyagin, spesialis senjata nuklir.
Igor divonis 15 tahun penjara dan akan dibebaskan Rusia bersama dengan tiga orang lainnya. Ia dituduh memberikan informasi kepada perusahaan Inggris.
Satu lagi mata-mata yang akan dibebaskan dan dibarter adalah Sergei Skrial. Dia adalah anggota GRU yang dijebloskan ke tahanan karena terbukti bersalah menjadi mata-mata Inggris pada 2006 silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.