Helikopter Apache milik militer Arab Saudi. [Foto/REUTERS]
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim telah menembak jatuh sebuah helikopter Apache Arab Saudi dekat perbatasan kedua negara, hari Jumat. Menurut pemberontak tersebut, dua pilot tewas.
Klaim itu muncul sehari setelah lebih dari 100 tahanan Houthi dibebaskan oleh Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi.
"Sebuah helikopter Apache Saudi ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air...dan dua pilotnya tewas karena benar-benar terbakar," kata juru bicara Houthi, Yahya Sarea, di Twitter, yang dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (30/11/2019).
Belum ada konfirmasi dari Saudi maupun Koalisi Arab terkait klaim Houthi tersebut. Laporan penembakan helikopter ini menambah daftar konflik militer selama lima tahun terakhir antara Koalisi Arab yang membela pemerintah Yaman dengan Houthi.
Pada hari Kamis, sekitar 128 pemberontak Houthi yang ditahan di Arab Saudi dibebaskan dan diterbangkan ke Ibu Kota Yaman, Sanaa. Mereka adalah pemberontak yang ditangkap di berbagai wilayah Yaman antara 2015 hingga awal tahun ini.
Bulan ini seorang pejabat senior di Riyadh mengatakan bahwa pihaknya memiliki "saluran terbuka" dengan pemberontak Houthi ketika upaya untuk mengakhiri konflik lima tahun memperoleh momentum.
Konflik di Yaman dimulai dengan pengambilalihan Sanaa oleh pemberontak Houthi tahun 2014, yang sekarang mengendalikan sebagian besar negara miskin tersebut.
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi kemudian melakukan intervensi pada Maret 2015 untuk memulihkan pemerintahan Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional, yang dipaksa lengser oleh Houthi.
Perang saudara lima tahun telah menewaskan puluhan ribu orang, kebanyakan dari mereka warga sipil. Selain itu, menurut PBB, jutaan orang lainnya berada di ambang kelaparan. (mas)
Kelompok pemberontak Houthi di Yaman mengklaim telah menembak jatuh sebuah helikopter Apache Arab Saudi dekat perbatasan kedua negara, hari Jumat. Menurut pemberontak tersebut, dua pilot tewas.
Klaim itu muncul sehari setelah lebih dari 100 tahanan Houthi dibebaskan oleh Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi.
"Sebuah helikopter Apache Saudi ditembak jatuh oleh rudal surface-to-air...dan dua pilotnya tewas karena benar-benar terbakar," kata juru bicara Houthi, Yahya Sarea, di Twitter, yang dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (30/11/2019).
Belum ada konfirmasi dari Saudi maupun Koalisi Arab terkait klaim Houthi tersebut. Laporan penembakan helikopter ini menambah daftar konflik militer selama lima tahun terakhir antara Koalisi Arab yang membela pemerintah Yaman dengan Houthi.
Pada hari Kamis, sekitar 128 pemberontak Houthi yang ditahan di Arab Saudi dibebaskan dan diterbangkan ke Ibu Kota Yaman, Sanaa. Mereka adalah pemberontak yang ditangkap di berbagai wilayah Yaman antara 2015 hingga awal tahun ini.
Bulan ini seorang pejabat senior di Riyadh mengatakan bahwa pihaknya memiliki "saluran terbuka" dengan pemberontak Houthi ketika upaya untuk mengakhiri konflik lima tahun memperoleh momentum.
Konflik di Yaman dimulai dengan pengambilalihan Sanaa oleh pemberontak Houthi tahun 2014, yang sekarang mengendalikan sebagian besar negara miskin tersebut.
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi kemudian melakukan intervensi pada Maret 2015 untuk memulihkan pemerintahan Presiden Yaman Abd Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional, yang dipaksa lengser oleh Houthi.
Perang saudara lima tahun telah menewaskan puluhan ribu orang, kebanyakan dari mereka warga sipil. Selain itu, menurut PBB, jutaan orang lainnya berada di ambang kelaparan. (mas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.