- Sejarah Condor Class Indonesia
Kapal Jenis Condor merupakan bagian dari pembelian 39 kapal eks-Jerman Timur oleh B.J. Habibie pada tahun 1990-an pada masa pemerintahan Presiden Suharto. Kapal kapal ini termasuk kapal penyapu Ranjau dan berjumlah 9 Kapal jenis Condor class. Setelah banyak polemik nasional mengenai pembelian kapal kapal ini yang membengkak karena perlu biaya pembetulan, akhirnya kapal tersebut masuk menjadi kekuatan satuan kapal TNI AL.
Dewan akhirnya menggagas desakan penghapusan utang negara sebesar Rp 5,6 triliun untuk pembelian 39 kapal tempur eks-Jerman Timur. Namun, TNI AL justru merasa diuntungkan dengan adanya kapal-kapal itu.
Wakil Kepala Staf TNI AL Laksdya Moekhlas Sidik menuturkan, saat ini dari 39 unit mesin tempur laut tersebut, sebanyak 90 persen di antaranya sudah berada dalam kondisi siap beroperasi. Kesiapan itu, sambung dia, diraih setelah TNI AL melakukan repowering terhadap kapal-kapal tersebut.
Dewan akhirnya menggagas desakan penghapusan utang negara sebesar Rp 5,6 triliun untuk pembelian 39 kapal tempur eks-Jerman Timur. Namun, TNI AL justru merasa diuntungkan dengan adanya kapal-kapal itu.
Wakil Kepala Staf TNI AL Laksdya Moekhlas Sidik menuturkan, saat ini dari 39 unit mesin tempur laut tersebut, sebanyak 90 persen di antaranya sudah berada dalam kondisi siap beroperasi. Kesiapan itu, sambung dia, diraih setelah TNI AL melakukan repowering terhadap kapal-kapal tersebut.
"Sebanyak sekitar 90 perse kapal eks-Jerman sekarang sudah layak laut," tuturnya, kepada Media Indonesia di Jakarta.
Keunikan dari nama-nama kapal pada kelas ini terletak pada seluruh nama kapal yang menggunakan singkatan PR (Penyapu Ranjau), kecuali KRI Kelabang yang sebelumnya bernama KRI Pulau Rondo dan KRI Kala Hitam sebelumnya bernama KRI Pulau Raibu.
Sungguh suatu keputusan yang bijaksana telah di lakukan oleh pemerintah Indonesia dan TNI AL, Karena keterbatasan anggaran untuk membeli Alutsista yang baru, maka pemerintah dan TNI AL merubah fungsi kapal penyapu ranjau kelas Condor milik TNI AL yang telah rusak peralatan sebagai penyapu ranjaunya menjadi Kapal Patroli.
Kapal - kapal tersebut adalah :
- KRI Pulau Rondo 725 ---> KRI Kelabang 826
- KRI Pulau Raibu 728 ---> KRI Kala Hitam 828
Daripada kapal penyapu ranjau tersebut tidak dapat berfungsi, lebih baik di gunakan sebagai kapal patroli untuk menjaga kedaulatan NKRI. Semua karena keterbatasan anggaran pembelian alutsista.
Ruang mesin KRI 727 Pulau Rangsang |
Lantaran itulah, Wakil KSAL menandaskan, keberadaan kapal tidak menjadi beban bagi TNI-AL. Bahkan terkait krisis ekonomi global saat itu, dia mengakui, keberadaan kapal-kapal jenis Condor cukup membantu.
Kapal perang dengan spesifikasi panjang berukuran 56,7 meter dengan lebar 7,8 yang dilengkapi dengan persenjataan Meriam 37 mm termasuk dalam satuan Kapal Penyapu Ranjau (Satran)TNI AL.
9 Kapal Penyapu Ranjau kelas Kondor TNI AL :
KRI Pulau Rote (721)
ex GDR Hettstedt (353) not available picture
KRI Pulau Rimau 724 |
KRI Kelabang 826 |
KRI Pulau Rusa 726 |
KRI Pulau Rangsang 727 |
KRI Kala Hitam 828 |
ex GDR Grimma (336) not available picture
Semua Foto dari Internet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.