Taruna Akademi TNI dari Etnis Tionghoa[Sukma Indah P/detikcom] ☆
Menjadi anggota TNI adalah pilihan. Kualitas diri dan dedikasi menjadi syaratnya. Seolah ingin membuktikan itu, Tionghoa Yi Siong Cen atau William Irawan (20) bertekad untuk masuk menjadi salah satu dari ribuan pendaftar Calon Prajurit Taruna pada tahun 2015.
William memupuk keinginannya dengan tekun. Beberapa rintangan dihadapinya. Pertama jelas dari keluarga. Pria yang lahir pada 31 Mei ini dipandang sebelah mata karena berasal dari etnis Tionghoa.
"Keluarga besar saya semuanya berdagang. Saya yang pertama kali di keluarga saya menjadi TNI, bekerja untuk negara," kata William dengan nada tegas kepada detikcom di Kompleks Akademi TNI, Jalan Gatot Subroto, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2016).
Willian baru saja diwisuda sebagai Kopral Taruna. Kini dia sah mengemban tugas TNI matra darat. Pria dengan tinggi badan 173 cm dan berat 63 kg asal Medan Sumatera Utara ini tampak bangga memperkenalkan dirinya sebagai Kopral Taruna.
Sejak masih duduk di sekolah dasar, William memang bercita-cita menjadi anggota Kopassus.
"Saat masih umur 6 tahun, saya melihat anggota Kopassus diwawancarai di TV. Tampak gagah sekali dengan baret merahnya. Dari situ langsung bercita-cita untuk jadi anggota Kopassus," kenang William.
Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko mengatakan bahwa matra darat sesuai dengan keinginan William.
"Matra darat sesuai dengan keinginannya, William juga memenuhi persyaratan," tuturnya.
Di lingkungan TNI, William bukan satu-satunya taruna dari etnis Tionghoa. Karena sejak dulu, TNI terbuka bagi kelompok suku mana pun. Hanya saja, di angkatan yang diwisuda Agustus 2015, William merupakan satu-satunya warga Tionghoa yang jadi Taruna.
Djoko menegaskan, tidak ada Taruna yang diistimewakan. Semua Taruna, kata Djoko diperlakukan sama. Prestasi dan kualitaslah yang akan mendapat penilaian selama mengenyam pendidikan di lereng Gunung Tidar ini.
"Di sini ada berbagai macam asal, ada dari Papua, Jawa, yang penting bisa memenuhi syarat (menjadi Taruna)," ujar Djoko.
Percakapan detikcom dengan William dan Djoko tidak berlangsung lama. Tak lebih dari satu jam. Maklum, jadwal di Akademi TNI cukup ketat. Meski demikian, percakapan itu sudah membuktikan pilihan William memang berbeda. Selain itu menunjukkan TNI terbuka bagi mereka yang ingin mengabdi ke negara.
Bercita-cita Jadi Kopassus
Kopral William dan Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko (Foto: Sukma Indah P/detikcom)
Mimpi menjadi anggota TNI sudah digenggam Yi Siong Cen atau disapa William Irawan (20) sejak duduk di sekolah dasar. Sejak saat itu pula, William tekun berlatih fisik dengan menjadikan Bruce Lee sebagai 'gurunya'.
"Idola saya Bruce Lee. Saya Ikuti latihan fisik yang dia lakukan di film-film," kata William.
Hal ini disampaikan William saat didatangi detikcom di Akademi TNI, Jalan Gatot Subroto, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2016). Sore menjelang petang itu, William didampingi Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko.
Saking mengidolakan Bruce Lee, William mengoleksi film-film aktor terkenal asal Hong Kong itu. Dia mengaku sudah menonton semua film sang legenda kung fu tersebut.
"Semuanya saya sudah nonton, ada Enter The Dragon, The Legend of Bruce Lee," tuturnya sambil tersenyum.
Dia berlatih di rumah tanpa alat-alat mahal. Tak ada samsak atau arena latihan, William berlatih dengan apa yang ada di rumahnya.
"Kalau restok (pull up) di kusen pintu," kenangnya.
William berusaha lebih keras untuk menjadi anggota TNI. Bukan hanya soal fisik, tapi juga mental. William diremehkan keluarga besarnya.
"Ada keluarga yang bilang, 'ah nggak mungkin bisa'. Di keluarga saya memang tidak ada yang jadi pegawai untuk pemerintahan, saya yang pertama kali. Tapi ini hidup saya, saya yang memutuskan," ujar William.
William masuk Akademi TNI pada awal 2015. Pada Agustus 2015, dia diwisuda menjadi Kopral Taruna. Saat ini dia menjalani pendidikan dan jika lulus akan menjadi Sersan Taruna. Jika lancar, maka pria asal Medan ini akan masuk Akmil dan lulus pada tahun 2019 dengan pangkat Letnan Dua. (sip/try)
Tekad dan Akhir Manis William saat Cita-citanya Dipandang Sebelah Mata Keluarga
Anggota keluarga memandang sebelah mata cita-cita Yi Siong Cen atau akrab disapa William Irawan (20) akan mengabdi ke negara dengan menjadi tentara. Tapi William memupuskan sikap itu. Kini dia telah menjadi Kopral Taruna di Akademi TNI di Magelang, Jawa Tengah.
"Ada keluarga yang bilang, 'ah nggak mungkin bisa'. Di keluarga saya memang tidak ada yang jadi pegawai untuk pemerintahan, saya yang pertama," ujar William saat ditemui detikcom di Kompleks Akademi TNI, Jalan Gatot Subroto, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2016).
Keragu-raguan keluarga justru menjadi cambuk bagi William untuk berjuang lebih keras.
"Ini hidup saya, saya yang memutuskan," tegas William.
Putera pertama dari Parmat dan Rita asal Medan, Sumatera Utara ini semakin menunjukkan usaha keras. Ambisi William menjadi anggota TNI tak terbendung.
"Orangtua melihat keseriusan saya ya mendukung, karena saya benar-benar serius ingin jadi TNI," tuturnya.
Sejak masih duduk di SD Andreas Medan, William sudah rajin berlatih fisik. Mulai dari sit up, pull up, hingga push up. Itu dilakoninya 4 kali seminggu. Setelah duduk di SMP Methodist dan SMA Methodist, William mulai mengejar bidang akademiknya.
"Mata pelajaran yang diteskan saya kejar," kata William dengan nada tegas.
Hingga akhirnya dia diterima masuk Akademi TNI pada tahun 2015. Seluruh keluarga hingga guru-gurunya selama sekolah bangga pada William. Keluarga terus bepesan pada William untuk menjaga kesehatan agar bisa terus bertugas.
"Saya tahu mereka bangga pada saya lewat tatapan mata mereka. Saya berjuang untuk berbakti pada negara dan orang tua saya," tuturnya.
Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko yang mendampingi William saat berbincang dengan detikcom mengatakan, TNI tidak membeda-bedakan asal-usul seseorang. Semua diperlakukan sama.
"Yang penting mereka layak menjadi Taruna," kata Djoko.
Jalan William masih panjang. Jika lancar, baru pada tahun 2019, ia lulus Akademi Militer (Akmil) dengan pangkat Letnan Dua. Dia memang bukan yang pertama anggota atau perwira TNI dari etnis Tionghoa, tapi pilihan sikapnya 'istimewa' sebab keluarganya lebih banyak membuka usaha daripada menjadi tentara.
Penilaian Komandan soal Motivasi dan Prestasi Kopral Taruna William
Kopral William dan Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko (Foto: Sukma Indah P/detikcom)
Kopral Taruna William (20) memupuk mimpinya untuk menjadi TNI sejak kecil. Komandan Resimen Chandrabuana Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko menangkap motivasi besar tersebut.
"Motivasinya sangat besar (untuk menjadi TNI)," ujar Djoko saat ditemui di Akademi TNI, Jalan Gatot Subroto, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2016).
Meski menjadi satu orang etnis Tionghoa dari 499 taruna lainnya di angkatannya, kata Djoko, William tidak dinilai secara khusus. Hanya prestasi yang akan menjadi penilaian selama menempuh pendidikan di lereng bukit Tidar. Secara prestasi akademik dan kondisi fisik, William berada di atas rata-rata.
"Selama 6 bulan tidak pernah sakit. Anaknya di atas rata-rata, baik akademik, kepribadian dan fisik," imbuhnya.
William mengaku bangga menjadi taruna. Dia ingin menunjukkan kepada keluarga dan lingkungannya bahwa kualitas diri yang menjadi ukuran seseorang.
"Yuk, anak muda harus termotivasi. Kita harus lebih peduli kepada Indonesia. Indonesia sangat kaya, tidak dilihat dari suku dan ras, tapi dilihat dari kualitas. Semua terbuka bagi semua yang mampu," ajaknya.
Begitu fokus pada mimpinya, pria yang memiliki nama Tionghoa Yi Siong Cen ini mengaku belum memiliki pacar. Kedua orang tuanya juga mewanti-wanti agar dia fokus mengejar karier terlebih dahulu.
"Kalau teman, tidak apa-apa. Fokus dulu dengan karier saya, mengabdi pada negara. Baru nanti kalau sudah terlihat hasilnya," tegas William.
William lahir di Medan, Sumatera Utara. Ia adalah putra pertama pasangan Parmat dan Rita. Jalan lulusan SMA Methodist 2 Medan ini masih panjang. Jika lancar, ia baru akan lulus Akmil pada 2019 mendatang.
Cerita William Mendapatkan Pesan Mengharukan saat Jenguk Guru SD
Yi Siong Cen atau akrab disapa William Irawan (20) tak lupa akan asalnya. Dia sukses masuk Akademi TNI karena guru SD hingga SMA. Ini cerita dia saat menjenguk guru SD-nya.
"Saya jenguk guru SD saya. Namanya Pak Sukiwi. Saya ucapkan terima kasih atas didikan Beliau," kata William di Akademi TNI di Jl Gatot Subroto Magelang, Jawa Tengah, Kamis (4/2/2016).
William tak menyebut kapan tepatnya dia bertemu dengan Sukiwi. Yang jelas, di masa liburan, dia kadang memang pulang kampung ke Medan, Sumatera Utara. Selain bertemu orangtua, dia menyempatkan diri mampir ke rumah teman dan guru.
Menurut William, ada nasihat Sukiwi yang tak bisa dilupakan. Nasihat itu dipegang teguh hingga saat ini.
"Semangat William. Jalani hidup kamu menjadi abdi negara dan memajukan negara. Bukan soal etnis tapi yang terpenting layak, itu yang akan dipilih. Jadi yang dipakai kualitas," ujar William menirukan ucapan Sukiwi.
William lahir dan besar di Medan. Dia merupakan anak pertama pasangan Parmat dan Rita.
Saat ini, William sah menyandang pangkat Kopral Taruna setelah diwisuda pada Agustus 2015. Dia diterima di matra darat atau TNI AD sesuai cita-citanya. Jika tahapan pendidikan lancar, dia akan melanjutkan pendidikan di Akademi Militer dan lulus berpangkat Letnan Dua pada tahun 2019 mendatang.
Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko mengatakan, semua Taruna diperlakukan sama. Tidak peduli etnis, latar belakang, atau asal-usul. Soal William, Djoko hanya menyebut, "Selama 6 bulan tidak pernah sakit. Anaknya di atas rata-rata, baik akademik, kepribadian dan fisik".
Guru SMA Bangga William Tengok Sekolah Berbaju Taruna
William di buku alumni SMU Methodist 2 Medan (Foto: Jefris Santama/detikcom)
Sebelum masuk ke Akadami TNI di Magelang, William Irawan (20) bersekolah di SMU Methodist 2 Medan. Dia dikenal baik di sekolah tesebut. Begini komentar guru tentang sosok William.
Ketika masih berstatus siswa, William dikenal gurunya dengan pribadi yang baik dan disiplin.
"William ini orangnya low profile, tidak banyak cakap, bergaul dengan temannya pun bagus. Karakternya kuat, teguh pada pendiriannya," kata salah seorang guru bimbingan konseling, A Sijabat, ketika berbincang kepada detikcom di Sekolah Methodis 2 Medan, Jalan Thamrin, Medan, Rabu (3/2/2016).
Sijabat menjelaskan awalnya mengikuti pendaftaran menjadi anggota TNI pada bulan Mei 2015 di Makodam I/Bukit Barisan. Dia bangga akhirnya William lolos. Lebih bangga ketika William kembali datang ke sekolah dengan mengenakan seragam Akademi TNI pada Desember 2015 lalu.
"Ketika itu, dia datang ke sekolah dengan seragamnya dan memberitahukan kepada kami dia lulus Akmil. Ya cita-cita dia terwujud. Semoga dia sukses ke depannya, berperilaku jujur dan yang penting selalu siap ditugaskan di mana saja," katanya.
Sementara itu, sepupu William, Febry Vandano (17) siswa SMU Methodist 2 Medan ketika ditemui disekolahnya, mengungkapkan kalau William berkeinginan menjadi Kopassus.
"Fisik dia bagus. Jadi, saya pernah juga diajaknya latihan fisik seperti jogging. Dia pun rutin berolah raga, makanya fisiknya kuat. Bangga lah saya dengan dia," kata Febry.
William memang bukan orang Tionghoa pertama yang masuk TNI. Namun dia memberi warna dalam angkatan 2015 karena menjadi satu-satunya Taruna dari etnis Tionghoa. Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko memastikan tidak ada perlakuan istimewa terhadap siapapun. Yang penting, mereka layak menjadi Taruna. (try/try)
Menjadi anggota TNI adalah pilihan. Kualitas diri dan dedikasi menjadi syaratnya. Seolah ingin membuktikan itu, Tionghoa Yi Siong Cen atau William Irawan (20) bertekad untuk masuk menjadi salah satu dari ribuan pendaftar Calon Prajurit Taruna pada tahun 2015.
William memupuk keinginannya dengan tekun. Beberapa rintangan dihadapinya. Pertama jelas dari keluarga. Pria yang lahir pada 31 Mei ini dipandang sebelah mata karena berasal dari etnis Tionghoa.
"Keluarga besar saya semuanya berdagang. Saya yang pertama kali di keluarga saya menjadi TNI, bekerja untuk negara," kata William dengan nada tegas kepada detikcom di Kompleks Akademi TNI, Jalan Gatot Subroto, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2016).
Willian baru saja diwisuda sebagai Kopral Taruna. Kini dia sah mengemban tugas TNI matra darat. Pria dengan tinggi badan 173 cm dan berat 63 kg asal Medan Sumatera Utara ini tampak bangga memperkenalkan dirinya sebagai Kopral Taruna.
Sejak masih duduk di sekolah dasar, William memang bercita-cita menjadi anggota Kopassus.
"Saat masih umur 6 tahun, saya melihat anggota Kopassus diwawancarai di TV. Tampak gagah sekali dengan baret merahnya. Dari situ langsung bercita-cita untuk jadi anggota Kopassus," kenang William.
Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko mengatakan bahwa matra darat sesuai dengan keinginan William.
"Matra darat sesuai dengan keinginannya, William juga memenuhi persyaratan," tuturnya.
Di lingkungan TNI, William bukan satu-satunya taruna dari etnis Tionghoa. Karena sejak dulu, TNI terbuka bagi kelompok suku mana pun. Hanya saja, di angkatan yang diwisuda Agustus 2015, William merupakan satu-satunya warga Tionghoa yang jadi Taruna.
Djoko menegaskan, tidak ada Taruna yang diistimewakan. Semua Taruna, kata Djoko diperlakukan sama. Prestasi dan kualitaslah yang akan mendapat penilaian selama mengenyam pendidikan di lereng Gunung Tidar ini.
"Di sini ada berbagai macam asal, ada dari Papua, Jawa, yang penting bisa memenuhi syarat (menjadi Taruna)," ujar Djoko.
Percakapan detikcom dengan William dan Djoko tidak berlangsung lama. Tak lebih dari satu jam. Maklum, jadwal di Akademi TNI cukup ketat. Meski demikian, percakapan itu sudah membuktikan pilihan William memang berbeda. Selain itu menunjukkan TNI terbuka bagi mereka yang ingin mengabdi ke negara.
Bercita-cita Jadi Kopassus
Kopral William dan Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko (Foto: Sukma Indah P/detikcom)
Mimpi menjadi anggota TNI sudah digenggam Yi Siong Cen atau disapa William Irawan (20) sejak duduk di sekolah dasar. Sejak saat itu pula, William tekun berlatih fisik dengan menjadikan Bruce Lee sebagai 'gurunya'.
"Idola saya Bruce Lee. Saya Ikuti latihan fisik yang dia lakukan di film-film," kata William.
Hal ini disampaikan William saat didatangi detikcom di Akademi TNI, Jalan Gatot Subroto, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2016). Sore menjelang petang itu, William didampingi Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko.
Saking mengidolakan Bruce Lee, William mengoleksi film-film aktor terkenal asal Hong Kong itu. Dia mengaku sudah menonton semua film sang legenda kung fu tersebut.
"Semuanya saya sudah nonton, ada Enter The Dragon, The Legend of Bruce Lee," tuturnya sambil tersenyum.
Dia berlatih di rumah tanpa alat-alat mahal. Tak ada samsak atau arena latihan, William berlatih dengan apa yang ada di rumahnya.
"Kalau restok (pull up) di kusen pintu," kenangnya.
William berusaha lebih keras untuk menjadi anggota TNI. Bukan hanya soal fisik, tapi juga mental. William diremehkan keluarga besarnya.
"Ada keluarga yang bilang, 'ah nggak mungkin bisa'. Di keluarga saya memang tidak ada yang jadi pegawai untuk pemerintahan, saya yang pertama kali. Tapi ini hidup saya, saya yang memutuskan," ujar William.
William masuk Akademi TNI pada awal 2015. Pada Agustus 2015, dia diwisuda menjadi Kopral Taruna. Saat ini dia menjalani pendidikan dan jika lulus akan menjadi Sersan Taruna. Jika lancar, maka pria asal Medan ini akan masuk Akmil dan lulus pada tahun 2019 dengan pangkat Letnan Dua. (sip/try)
Tekad dan Akhir Manis William saat Cita-citanya Dipandang Sebelah Mata Keluarga
Anggota keluarga memandang sebelah mata cita-cita Yi Siong Cen atau akrab disapa William Irawan (20) akan mengabdi ke negara dengan menjadi tentara. Tapi William memupuskan sikap itu. Kini dia telah menjadi Kopral Taruna di Akademi TNI di Magelang, Jawa Tengah.
"Ada keluarga yang bilang, 'ah nggak mungkin bisa'. Di keluarga saya memang tidak ada yang jadi pegawai untuk pemerintahan, saya yang pertama," ujar William saat ditemui detikcom di Kompleks Akademi TNI, Jalan Gatot Subroto, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2016).
Keragu-raguan keluarga justru menjadi cambuk bagi William untuk berjuang lebih keras.
"Ini hidup saya, saya yang memutuskan," tegas William.
Putera pertama dari Parmat dan Rita asal Medan, Sumatera Utara ini semakin menunjukkan usaha keras. Ambisi William menjadi anggota TNI tak terbendung.
"Orangtua melihat keseriusan saya ya mendukung, karena saya benar-benar serius ingin jadi TNI," tuturnya.
Sejak masih duduk di SD Andreas Medan, William sudah rajin berlatih fisik. Mulai dari sit up, pull up, hingga push up. Itu dilakoninya 4 kali seminggu. Setelah duduk di SMP Methodist dan SMA Methodist, William mulai mengejar bidang akademiknya.
"Mata pelajaran yang diteskan saya kejar," kata William dengan nada tegas.
Hingga akhirnya dia diterima masuk Akademi TNI pada tahun 2015. Seluruh keluarga hingga guru-gurunya selama sekolah bangga pada William. Keluarga terus bepesan pada William untuk menjaga kesehatan agar bisa terus bertugas.
"Saya tahu mereka bangga pada saya lewat tatapan mata mereka. Saya berjuang untuk berbakti pada negara dan orang tua saya," tuturnya.
Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko yang mendampingi William saat berbincang dengan detikcom mengatakan, TNI tidak membeda-bedakan asal-usul seseorang. Semua diperlakukan sama.
"Yang penting mereka layak menjadi Taruna," kata Djoko.
Jalan William masih panjang. Jika lancar, baru pada tahun 2019, ia lulus Akademi Militer (Akmil) dengan pangkat Letnan Dua. Dia memang bukan yang pertama anggota atau perwira TNI dari etnis Tionghoa, tapi pilihan sikapnya 'istimewa' sebab keluarganya lebih banyak membuka usaha daripada menjadi tentara.
Penilaian Komandan soal Motivasi dan Prestasi Kopral Taruna William
Kopral William dan Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko (Foto: Sukma Indah P/detikcom)
Kopral Taruna William (20) memupuk mimpinya untuk menjadi TNI sejak kecil. Komandan Resimen Chandrabuana Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko menangkap motivasi besar tersebut.
"Motivasinya sangat besar (untuk menjadi TNI)," ujar Djoko saat ditemui di Akademi TNI, Jalan Gatot Subroto, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/2/2016).
Meski menjadi satu orang etnis Tionghoa dari 499 taruna lainnya di angkatannya, kata Djoko, William tidak dinilai secara khusus. Hanya prestasi yang akan menjadi penilaian selama menempuh pendidikan di lereng bukit Tidar. Secara prestasi akademik dan kondisi fisik, William berada di atas rata-rata.
"Selama 6 bulan tidak pernah sakit. Anaknya di atas rata-rata, baik akademik, kepribadian dan fisik," imbuhnya.
William mengaku bangga menjadi taruna. Dia ingin menunjukkan kepada keluarga dan lingkungannya bahwa kualitas diri yang menjadi ukuran seseorang.
"Yuk, anak muda harus termotivasi. Kita harus lebih peduli kepada Indonesia. Indonesia sangat kaya, tidak dilihat dari suku dan ras, tapi dilihat dari kualitas. Semua terbuka bagi semua yang mampu," ajaknya.
Begitu fokus pada mimpinya, pria yang memiliki nama Tionghoa Yi Siong Cen ini mengaku belum memiliki pacar. Kedua orang tuanya juga mewanti-wanti agar dia fokus mengejar karier terlebih dahulu.
"Kalau teman, tidak apa-apa. Fokus dulu dengan karier saya, mengabdi pada negara. Baru nanti kalau sudah terlihat hasilnya," tegas William.
William lahir di Medan, Sumatera Utara. Ia adalah putra pertama pasangan Parmat dan Rita. Jalan lulusan SMA Methodist 2 Medan ini masih panjang. Jika lancar, ia baru akan lulus Akmil pada 2019 mendatang.
Cerita William Mendapatkan Pesan Mengharukan saat Jenguk Guru SD
Yi Siong Cen atau akrab disapa William Irawan (20) tak lupa akan asalnya. Dia sukses masuk Akademi TNI karena guru SD hingga SMA. Ini cerita dia saat menjenguk guru SD-nya.
"Saya jenguk guru SD saya. Namanya Pak Sukiwi. Saya ucapkan terima kasih atas didikan Beliau," kata William di Akademi TNI di Jl Gatot Subroto Magelang, Jawa Tengah, Kamis (4/2/2016).
William tak menyebut kapan tepatnya dia bertemu dengan Sukiwi. Yang jelas, di masa liburan, dia kadang memang pulang kampung ke Medan, Sumatera Utara. Selain bertemu orangtua, dia menyempatkan diri mampir ke rumah teman dan guru.
Menurut William, ada nasihat Sukiwi yang tak bisa dilupakan. Nasihat itu dipegang teguh hingga saat ini.
"Semangat William. Jalani hidup kamu menjadi abdi negara dan memajukan negara. Bukan soal etnis tapi yang terpenting layak, itu yang akan dipilih. Jadi yang dipakai kualitas," ujar William menirukan ucapan Sukiwi.
William lahir dan besar di Medan. Dia merupakan anak pertama pasangan Parmat dan Rita.
Saat ini, William sah menyandang pangkat Kopral Taruna setelah diwisuda pada Agustus 2015. Dia diterima di matra darat atau TNI AD sesuai cita-citanya. Jika tahapan pendidikan lancar, dia akan melanjutkan pendidikan di Akademi Militer dan lulus berpangkat Letnan Dua pada tahun 2019 mendatang.
Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko mengatakan, semua Taruna diperlakukan sama. Tidak peduli etnis, latar belakang, atau asal-usul. Soal William, Djoko hanya menyebut, "Selama 6 bulan tidak pernah sakit. Anaknya di atas rata-rata, baik akademik, kepribadian dan fisik".
Guru SMA Bangga William Tengok Sekolah Berbaju Taruna
William di buku alumni SMU Methodist 2 Medan (Foto: Jefris Santama/detikcom)
Sebelum masuk ke Akadami TNI di Magelang, William Irawan (20) bersekolah di SMU Methodist 2 Medan. Dia dikenal baik di sekolah tesebut. Begini komentar guru tentang sosok William.
Ketika masih berstatus siswa, William dikenal gurunya dengan pribadi yang baik dan disiplin.
"William ini orangnya low profile, tidak banyak cakap, bergaul dengan temannya pun bagus. Karakternya kuat, teguh pada pendiriannya," kata salah seorang guru bimbingan konseling, A Sijabat, ketika berbincang kepada detikcom di Sekolah Methodis 2 Medan, Jalan Thamrin, Medan, Rabu (3/2/2016).
Sijabat menjelaskan awalnya mengikuti pendaftaran menjadi anggota TNI pada bulan Mei 2015 di Makodam I/Bukit Barisan. Dia bangga akhirnya William lolos. Lebih bangga ketika William kembali datang ke sekolah dengan mengenakan seragam Akademi TNI pada Desember 2015 lalu.
"Ketika itu, dia datang ke sekolah dengan seragamnya dan memberitahukan kepada kami dia lulus Akmil. Ya cita-cita dia terwujud. Semoga dia sukses ke depannya, berperilaku jujur dan yang penting selalu siap ditugaskan di mana saja," katanya.
Sementara itu, sepupu William, Febry Vandano (17) siswa SMU Methodist 2 Medan ketika ditemui disekolahnya, mengungkapkan kalau William berkeinginan menjadi Kopassus.
"Fisik dia bagus. Jadi, saya pernah juga diajaknya latihan fisik seperti jogging. Dia pun rutin berolah raga, makanya fisiknya kuat. Bangga lah saya dengan dia," kata Febry.
William memang bukan orang Tionghoa pertama yang masuk TNI. Namun dia memberi warna dalam angkatan 2015 karena menjadi satu-satunya Taruna dari etnis Tionghoa. Komandan Resimen Chandradimuka Akademi TNI Kolonel Infanteri Djoko Andoko memastikan tidak ada perlakuan istimewa terhadap siapapun. Yang penting, mereka layak menjadi Taruna. (try/try)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.