11 unit Helikopter Panther, 2 Helikopter Nbell 412EP dan 5 unit pesawat CN235 MPA dan pesawat latih. Ilustrasi Helikopter Panther untuk TNI AL★
Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) TNI AL akan mendatangkan pesawat dan helikopter canggih.
Tidak main-main, sebanyak 18 pesawat ini akan didatangkan dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Sampai 2019, helikopter itu sudah ada di Puspenerbal.
"Dua armada udara kami tahun ini tengah berproses untuk didatangkan," terang Komandan Puspenerbal TNI AL Laksamana Pertama (Laksma) TNI Sigit Setiyanta saat ditemui di sela Rapat Koordinasi Penerbangan TNI AL 2016, di Wisma Perwira Lanudal Juanda, Surabaya, Senin (1/2/2016).
Hingga 2019, total akan ada 18 pesawat dan heli yang akan memperkuat Puspenerbal. Pengadaan pesawat serta heli ini sudah terprogram sesuai MEF (Minimum Essential Force).
Sigit memaparkan bahwa sampai 2019 (akhir tahap II MEF) akan ada 1 Skadron heli AKS (Anti Kapal Selam), heli angkut, pesawat latih lanjutan, dan pesawat patroli maritim.
Perwira tinggi bintang satu ini menyatakan seluruh proses pengadaan pesawat berikut helikopter tersebut sudah dilakukan.
Puspenerbal tinggal menunggu kedatangan sekaligus serah terima dari Mabes TNI AL. Namun harus lebih dulu diserahkan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Selain memperkuat dengan Alutsista itu, Puspenerbal memanggil semua Komandan Lanudal seluruh Indonesia.
Lanudal di bawah Puspenebal bertemu satu meja. Mulai dari Laudal Aru, Jakarta, Juanda Surabaya, Manado, Biak, Kupang, hingga Sabang mengevaluasi program 2015.
Mereka kemudian membahas dan merencanakan program 2016.
Pertemuan itu sebagai tindak lanjut rapat pimpinan TNI AL. Kebijakan Panglima TNI dilanjutkan ke KSAL dan harus ditindaklanjuti ke komando di jajaran Puspenerbal.
"Pola pikir harus sama. Dan yang penting adalah peningkatan daya serap anggaran," kata Sigit.
Bahkan Januari kemarin, seluruh jajaran TNI sudah kontrak (penyerapan anggaran). Baik TNI AL, AD, dan AU semua telah teken kontrak.
Rakor bersama pimpinan di jajaran Puspenerbal itu untuk menindaklanjuti arahan untuk penyerapan anggaran.
Hadir pada rakor Puspenerbal itu, para komandan Lapangan Udara AL (Lanudal) di Indonesia timur dan seluruh Jajaran Puspenerbal.
Secara bergiliran, Sigit mengevaluasi kinerja para komandan Lanudal atas kinerja 2015, sebelum melontarkan program 2016.
"Kami ingin semua pimpinan di masing-masing Lanudal siap dengan seluruh program yang riil dan masuk akal. Jangan seperti tahun lalu ada anggaran Rp 15 miliar di salah satu Lanudal, dikembalikan karena tak siap," tegas Sigit dalam forum pimpinan.
Dalam forum itu, Sigit marah saat mengetahui paparan sejumlah program jajarannya tak masuk akal.
Termasuk memasukkan kerusakan kendaraan dinas. Namun saat diminta menjelaskan kerusakan yang dimaksud, sang komandan Lanudal tak bisa menjelaskan.
Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) TNI AL akan mendatangkan pesawat dan helikopter canggih.
Tidak main-main, sebanyak 18 pesawat ini akan didatangkan dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Sampai 2019, helikopter itu sudah ada di Puspenerbal.
"Dua armada udara kami tahun ini tengah berproses untuk didatangkan," terang Komandan Puspenerbal TNI AL Laksamana Pertama (Laksma) TNI Sigit Setiyanta saat ditemui di sela Rapat Koordinasi Penerbangan TNI AL 2016, di Wisma Perwira Lanudal Juanda, Surabaya, Senin (1/2/2016).
Hingga 2019, total akan ada 18 pesawat dan heli yang akan memperkuat Puspenerbal. Pengadaan pesawat serta heli ini sudah terprogram sesuai MEF (Minimum Essential Force).
Sigit memaparkan bahwa sampai 2019 (akhir tahap II MEF) akan ada 1 Skadron heli AKS (Anti Kapal Selam), heli angkut, pesawat latih lanjutan, dan pesawat patroli maritim.
Perwira tinggi bintang satu ini menyatakan seluruh proses pengadaan pesawat berikut helikopter tersebut sudah dilakukan.
Puspenerbal tinggal menunggu kedatangan sekaligus serah terima dari Mabes TNI AL. Namun harus lebih dulu diserahkan Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Selain memperkuat dengan Alutsista itu, Puspenerbal memanggil semua Komandan Lanudal seluruh Indonesia.
Lanudal di bawah Puspenebal bertemu satu meja. Mulai dari Laudal Aru, Jakarta, Juanda Surabaya, Manado, Biak, Kupang, hingga Sabang mengevaluasi program 2015.
Mereka kemudian membahas dan merencanakan program 2016.
Pertemuan itu sebagai tindak lanjut rapat pimpinan TNI AL. Kebijakan Panglima TNI dilanjutkan ke KSAL dan harus ditindaklanjuti ke komando di jajaran Puspenerbal.
"Pola pikir harus sama. Dan yang penting adalah peningkatan daya serap anggaran," kata Sigit.
Bahkan Januari kemarin, seluruh jajaran TNI sudah kontrak (penyerapan anggaran). Baik TNI AL, AD, dan AU semua telah teken kontrak.
Rakor bersama pimpinan di jajaran Puspenerbal itu untuk menindaklanjuti arahan untuk penyerapan anggaran.
Hadir pada rakor Puspenerbal itu, para komandan Lapangan Udara AL (Lanudal) di Indonesia timur dan seluruh Jajaran Puspenerbal.
Secara bergiliran, Sigit mengevaluasi kinerja para komandan Lanudal atas kinerja 2015, sebelum melontarkan program 2016.
"Kami ingin semua pimpinan di masing-masing Lanudal siap dengan seluruh program yang riil dan masuk akal. Jangan seperti tahun lalu ada anggaran Rp 15 miliar di salah satu Lanudal, dikembalikan karena tak siap," tegas Sigit dalam forum pimpinan.
Dalam forum itu, Sigit marah saat mengetahui paparan sejumlah program jajarannya tak masuk akal.
Termasuk memasukkan kerusakan kendaraan dinas. Namun saat diminta menjelaskan kerusakan yang dimaksud, sang komandan Lanudal tak bisa menjelaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.