Kerahkan Kapal Perang hingga HelikopterTNI AL menggelar simulasi penanganan bencana letusan Gunung Anak Krakatau yang menyebabkan tsunami. Kapal perang hingga heli dikerahkan dalam simulasi. (M Iqbal/detikcom) ☆
Letusan Gunung Anak Krakatau menyebabkan tsunami setinggi 3,6 meter yang menerjang pesisir barat Banten dan memakan banyak korban jiwa. Kapal perang hingga helikopter dikerahkan untuk mengevakuasi korban.
Selain menimbulkan banyak korban, rumah warga hancur diterjang gelombang tsunami. Pepohonan tumbang dan menyebabkan korban luka.
Letusan gunung berapi yang memicu tsunami itu ditampilkan dalam simulasi penanganan bencana yang digelar di Pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon. Simulasi itu digelar sebagai mitigasi bencana erupsi gunung berapi dan tsunami yang sewaktu-waktu bisa menerjang wilayah Cilegon dan sekitarnya.
"Latihan ini disimulasikan terjadi bencana ada tsunami yang masih bisa diprediksi. Pada latihan ini kita mencoba pengambilan keputusan dengan cepat untuk menanggulangi bencana sehingga langkah-langkah, tindakan yang diambil dapat melaksanakan penanggulangan bencana dengan cepat dan tepat khususnya dalam mengevakuasi korban," kata Panglima Koarmada I, Laksamana Muda TNI, Arsyad Abdullah kepada wartawan di Pelabuhan Indah Kiat, Jumat (15/10/2021).
Pada pelaksanaan tsunami tersebut, TNI AL mengerahkan kapal perang dan helikopter untuk mengevakuasi korban. Selain itu, beberapa unsur SAR dikerahkan, seperti personel BPBD, Basarnas, dan Dinas Kesehatan.
Mereka yang mengalami luka-luka dievakuasi ke posko kesehatan yang berada di sekitar lokasi kejadian. Sementara, korban yang membutuhkan penanganan cepat dievakuasi menggunakan helikopter.
"Di sini juga kita menyiapkan ada berbagai macam kendaraan-kendaraan ambulans, kendaraan SAR kemudian kendaraan-kendaraan untuk mengevakuasi korban, dan ada helikopter agar kita mengevakuasi korban dengan cepat, khususnya korban-korban yang kritis yang harus segera kita tangani," kata dia.
Latihan ini, ini kata Arsyad bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kontingensi yang terjadi berkaitan dengan bencana alam.
"Sekaligus mengecek kesiapan seluruh personel dan kelengkapan sarana prasarana pendukung serta keterpaduan dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam yang bisa terjadi kapan saja," ucapnya. (jbr/jbr)
Letusan Gunung Anak Krakatau menyebabkan tsunami setinggi 3,6 meter yang menerjang pesisir barat Banten dan memakan banyak korban jiwa. Kapal perang hingga helikopter dikerahkan untuk mengevakuasi korban.
Selain menimbulkan banyak korban, rumah warga hancur diterjang gelombang tsunami. Pepohonan tumbang dan menyebabkan korban luka.
Letusan gunung berapi yang memicu tsunami itu ditampilkan dalam simulasi penanganan bencana yang digelar di Pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon. Simulasi itu digelar sebagai mitigasi bencana erupsi gunung berapi dan tsunami yang sewaktu-waktu bisa menerjang wilayah Cilegon dan sekitarnya.
"Latihan ini disimulasikan terjadi bencana ada tsunami yang masih bisa diprediksi. Pada latihan ini kita mencoba pengambilan keputusan dengan cepat untuk menanggulangi bencana sehingga langkah-langkah, tindakan yang diambil dapat melaksanakan penanggulangan bencana dengan cepat dan tepat khususnya dalam mengevakuasi korban," kata Panglima Koarmada I, Laksamana Muda TNI, Arsyad Abdullah kepada wartawan di Pelabuhan Indah Kiat, Jumat (15/10/2021).
Pada pelaksanaan tsunami tersebut, TNI AL mengerahkan kapal perang dan helikopter untuk mengevakuasi korban. Selain itu, beberapa unsur SAR dikerahkan, seperti personel BPBD, Basarnas, dan Dinas Kesehatan.
Mereka yang mengalami luka-luka dievakuasi ke posko kesehatan yang berada di sekitar lokasi kejadian. Sementara, korban yang membutuhkan penanganan cepat dievakuasi menggunakan helikopter.
"Di sini juga kita menyiapkan ada berbagai macam kendaraan-kendaraan ambulans, kendaraan SAR kemudian kendaraan-kendaraan untuk mengevakuasi korban, dan ada helikopter agar kita mengevakuasi korban dengan cepat, khususnya korban-korban yang kritis yang harus segera kita tangani," kata dia.
Latihan ini, ini kata Arsyad bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kontingensi yang terjadi berkaitan dengan bencana alam.
"Sekaligus mengecek kesiapan seluruh personel dan kelengkapan sarana prasarana pendukung serta keterpaduan dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam yang bisa terjadi kapan saja," ucapnya. (jbr/jbr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.