Untuk Tugas Pengawasan Maritim CN235 MPA TNI AL [Prime Kurniawan] 🛩
US Naval Air Warfare Center Aircraft Division (NAWCAD) telah memberikan kontrak Foreign Military Sales (FMS) untuk meningkatkan tiga pesawat Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) dengan sistem pengawasan maritim yang ditingkatkan.
Berdasarkan kontrak tersebut, perusahaan Integrated Surveillance and Defense (ISD) yang berbasis di Oregon akan meningkatkan dua pesawat patroli maritim (MPA) Dirgantara CN-235-220/CN-235-220 MP yang dioperasikan Angkatan Laut Indonesia dan memodifikasi satu pesawat King Air 350i dengan “sistem pengawasan maritim yang telah terbukti”, kata perusahaan itu dalam pernyataan yang diberikan kepada Janes pada 19 Maret.
“Solusi ISD akan terdiri dari instalasi dan integrasi (satu) radar pengawasan maritim, [satu] sensor elektro-optik/inframerah, [satu] airborne Automatic Identification System (AIS), [satu] sistem manajemen misi (MMS), dan datalink komunikasi,” bunyi pernyataan itu.
Upgrade CN-235MPA oleh ISD (ISD)
Jangka waktu pelaksanaan dan penyerahan kontrak adalah 24 bulan, tambah perusahaan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai sistem yang akan disediakan atau nilai kontrak.
Pusat Penerbangan Angkatan Laut Indonesia (Puspenerbal) mengoperasikan enam armada CN-235-220 MPA, dan semua unit pesawat berbasis di Skuadron Udara 800 TNI Angkatan Laut di Juanda, Surabaya.
Pesawat ini memiliki kecepatan operasional 236 knot (437 km/jam), ketinggian layanan 25.000 kaki (7.620 m), dan jangkauan 1.565 n mil (2.898 km). Pesawat ini didukung oleh dua mesin turboprop General Electric CT7-9C.
Selain enam CN-235 dalam konfigurasi MPA, TNI Angkatan Laut juga mengoperasikan armada dua pesawat lain sejenis untuk keperluan transportasi dan utilitas.
US Naval Air Warfare Center Aircraft Division (NAWCAD) telah memberikan kontrak Foreign Military Sales (FMS) untuk meningkatkan tiga pesawat Angkatan Laut Indonesia (TNI AL) dengan sistem pengawasan maritim yang ditingkatkan.
Berdasarkan kontrak tersebut, perusahaan Integrated Surveillance and Defense (ISD) yang berbasis di Oregon akan meningkatkan dua pesawat patroli maritim (MPA) Dirgantara CN-235-220/CN-235-220 MP yang dioperasikan Angkatan Laut Indonesia dan memodifikasi satu pesawat King Air 350i dengan “sistem pengawasan maritim yang telah terbukti”, kata perusahaan itu dalam pernyataan yang diberikan kepada Janes pada 19 Maret.
“Solusi ISD akan terdiri dari instalasi dan integrasi (satu) radar pengawasan maritim, [satu] sensor elektro-optik/inframerah, [satu] airborne Automatic Identification System (AIS), [satu] sistem manajemen misi (MMS), dan datalink komunikasi,” bunyi pernyataan itu.
Upgrade CN-235MPA oleh ISD (ISD)
Jangka waktu pelaksanaan dan penyerahan kontrak adalah 24 bulan, tambah perusahaan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai sistem yang akan disediakan atau nilai kontrak.
Pusat Penerbangan Angkatan Laut Indonesia (Puspenerbal) mengoperasikan enam armada CN-235-220 MPA, dan semua unit pesawat berbasis di Skuadron Udara 800 TNI Angkatan Laut di Juanda, Surabaya.
Pesawat ini memiliki kecepatan operasional 236 knot (437 km/jam), ketinggian layanan 25.000 kaki (7.620 m), dan jangkauan 1.565 n mil (2.898 km). Pesawat ini didukung oleh dua mesin turboprop General Electric CT7-9C.
Selain enam CN-235 dalam konfigurasi MPA, TNI Angkatan Laut juga mengoperasikan armada dua pesawat lain sejenis untuk keperluan transportasi dan utilitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.