Tank Amfibi Defile Upacara
Korps
Marinir saat ini adalah satuan tempur yang paling lengkap mobilitas
tempur dan gerak operasionalnya. Kekuatan persenjataannya diperkirakan
memiliki 400-450 tank amfibi/panser amfibi dan ratusan alat tempur
lainnya. Seiring perkembangan, Korps Marinir kini sudah update
dengan tambahan alat tempur generasi baru. Sebut saja ada BVP-2, BTR-50, BTR-80A, PT-76
dan BMP-3F, kesemuanya merupakan kendaraan amfibi asal Blok Timur. Tapi
masih ada yang lain, tapi sudah ”agak” terlupakan, yakni tank AMX-10
APC/PAC-90.
AMX-10
buatan Prancis dikembangkan mulai tahun 1965. Prototip AMX-10 yang
dibuat GIAT Industries selesai pada tahun 1968, keunggulan AMX-10 yakni
dilengkapi pelindung bahaya serangan senjata nuklir, biologi dan kimia.
Kemampuan berenangnya didukung hydro jets untuk mengarungi laut dan sungai.
AMX-10
hadir di Tanah Air sekitar tahun 1980-an lewat ekspedisi pengapalan.
Jenis yang cukup menonjol adalah AMX-10 PAC-90 yang dilengkapi kanon 90
mm GIAT, lalu ada versi AMX-10 P (armored personal carrier) atau
versi angkut personal yang dilengkapi kanon 25 mm. Jumlah AMX-10 yang
dibeli Indonesia juga cukup banyak, yakni total ada 80 unit (menurut wikipedia malahan berjumlah 100 unit). Sampai saat
ini program pengadaan AMX-10 menjadi unit pembelian alat tempur
terbesar korps Marinir. Konon TNI AD pun memakai sebagian tank jenis ini.
Yang menarik hampir seluruh alutsista Korps Marinir berasal dari “blok Timur”. Yang dari Barat misalnya tank AMX-10 yang ternyata hanya dipakai pada saat defile upacara, jarang terlihat dalam latihan serangan amfibi dan hampir tidak pernah ditampilkan dalam operasi militer. Sebuah sumber di lingkungan dekat Korps Marinir menyebut, AMX-10 tidak memiliki performa sesuai standar yang diharapkan. Konon disebutkan, AMX-10 mudah terguling. Usut punya usut ternyata, AMX-10 memang sejak awal tidak direkomendasikan oleh Korps Marinir. Maklum di era orde baru pengadaan alat tempur erat dengan isu mark up biaya oleh keluarga besar pejabat.
Yang menarik hampir seluruh alutsista Korps Marinir berasal dari “blok Timur”. Yang dari Barat misalnya tank AMX-10 yang ternyata hanya dipakai pada saat defile upacara, jarang terlihat dalam latihan serangan amfibi dan hampir tidak pernah ditampilkan dalam operasi militer. Sebuah sumber di lingkungan dekat Korps Marinir menyebut, AMX-10 tidak memiliki performa sesuai standar yang diharapkan. Konon disebutkan, AMX-10 mudah terguling. Usut punya usut ternyata, AMX-10 memang sejak awal tidak direkomendasikan oleh Korps Marinir. Maklum di era orde baru pengadaan alat tempur erat dengan isu mark up biaya oleh keluarga besar pejabat.
Selain
Prancis, AMX-10 juga dioperasikan oleh Emirat Arab, Yunani, Qatar, Arab
Saudi, Singapura dan Mexico. Tentu kita berharap AMX-10 bisa tampil
dalam tiap operasi tempur TNI.
Spesifikasi Umum AMX-10
Berat : 14.2 ton
Panjang : 5.85 m
Lebar : 2.78 m
Tinggit : 2.57 m
Awak : 3 + 8 penumpang (PAC-90 hanya menampung 4 pasukan)
Mesin : Hispano-Suiza HS 115 280 hp ( kW)
Suspensi : torsion bar
Jarak Jelajah : 600 km
Kecepatan : 65 km/jam
Panjang : 5.85 m
Lebar : 2.78 m
Tinggit : 2.57 m
Awak : 3 + 8 penumpang (PAC-90 hanya menampung 4 pasukan)
Mesin : Hispano-Suiza HS 115 280 hp ( kW)
Suspensi : torsion bar
Jarak Jelajah : 600 km
Kecepatan : 65 km/jam
FOTO AMX-10 Marinir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.