Jakarta – Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Daryatmo, S.Ip.,
mewakili Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., membuka
Latihan Pertahanan Udara Nasional (Hanudnas) “Tutuka” XXXVI Tahun 2012
dengan tema ”Melalui Operasi Pertahanan Udara, terwujud kesiapsiagaan
operasional Kohanudnas untuk mengamankan wilayah udara yurisdiksi
nasional Republik Indonesia dalam rangka mendukung tugas pokok TNI”,
bertempat di Pusdalops Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Selasa (18/9).
Latihan Hanudnas tersebut bertujuan untuk menguji rencana operasi untuk mengukur kesiapsiagaan operasional Kohanudnas dalam suatu pertahanan udara dalam rangka mewujudkan sistem pengamatan, penangkalan dan penindakan yang handal terhadap berbagai kontijensi yang perlu diantisipasi dan direspon di wilayah udara nasional Indonesia. Sedangkan sasarannya adalah tersusunnya dokumentasi strategis pada tataran operasional dari Kohanudnas, yang merupakan bagian dari rencana strategis dan rencana yudha TNI serta tercapainya standar kemampuan personel, materiil dan uji Doktrin.
Panglima TNI dalam amanatnya menyampaikan, bahwa meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi kedirgantaraan, telah membawa banyak kemudahan dan pengaruh yang sangat besar, tidak hanya bagi kepentingan transportasi udara, namun juga bagi kegiatan survei dan pengintaian udara, baik untuk kepentingan sipil maupun militer di suatu negara. Namun demikian, dibalik semua manfaat tersebut, timbul pula ekses yang tidak ringan, akibat penyalahgunaan teknologi oleh suatu negara, dalam bentuk pelanggaran wilayah udara yurisdiksi nasional negara lainnya, sehingga berpotensi terhadap terjadinya gesekan, bahkan konflik antar negara.
Menyikapi hal tersebut, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang TNI, Kohanudnas memiliki tugas untuk menjaga dan menegakkan kedaulatan di wilayah udara yurisdiksi nasional Indonesia. Oleh karena itu, tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi alutsista TNI menjadi suatu keniscayaan untuk segera dilakukan, agar terwujud kesiapsiagaan Kotamaops TNI yang tinggi dalam merespon setiap perkembangan situasi yang terjadi.
Di akhir amanatnya Panglima TNI menyampaikan beberapa penekanan sebagai berikut : Pertama, laksanakan latihan ini secara sungguh-sungguh, agar dapat meningkatkan profesionalitas keprajuritan dengan tetap memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan dalam latihan. Kedua, adakan koordinasi yang terus menerus dengan semua pihak terkait, sehingga terwujud keterpaduan dan sinkronisasi dalam setiap gerak dan tindakan.
Ketiga, laksanakan latihan dengan penuh dedikasi, disiplin dan rasa tanggung jawab, hindari sikap yang beranggapan bahwa latihan sebagai rutinitas, sehingga dapat meremehkan resiko latihan. Keempat, lakukan penilaian yang obyektif, jujur dan terbuka untuk dijadikan bahan evaluasi, baik yang berkaitan dengan personel, materiil maupun piranti lunak guna perbaikan Hanudnas di masa depan.
Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc, M.Si, M.A.
Latihan Hanudnas tersebut bertujuan untuk menguji rencana operasi untuk mengukur kesiapsiagaan operasional Kohanudnas dalam suatu pertahanan udara dalam rangka mewujudkan sistem pengamatan, penangkalan dan penindakan yang handal terhadap berbagai kontijensi yang perlu diantisipasi dan direspon di wilayah udara nasional Indonesia. Sedangkan sasarannya adalah tersusunnya dokumentasi strategis pada tataran operasional dari Kohanudnas, yang merupakan bagian dari rencana strategis dan rencana yudha TNI serta tercapainya standar kemampuan personel, materiil dan uji Doktrin.
Panglima TNI dalam amanatnya menyampaikan, bahwa meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi kedirgantaraan, telah membawa banyak kemudahan dan pengaruh yang sangat besar, tidak hanya bagi kepentingan transportasi udara, namun juga bagi kegiatan survei dan pengintaian udara, baik untuk kepentingan sipil maupun militer di suatu negara. Namun demikian, dibalik semua manfaat tersebut, timbul pula ekses yang tidak ringan, akibat penyalahgunaan teknologi oleh suatu negara, dalam bentuk pelanggaran wilayah udara yurisdiksi nasional negara lainnya, sehingga berpotensi terhadap terjadinya gesekan, bahkan konflik antar negara.
Menyikapi hal tersebut, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang TNI, Kohanudnas memiliki tugas untuk menjaga dan menegakkan kedaulatan di wilayah udara yurisdiksi nasional Indonesia. Oleh karena itu, tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi alutsista TNI menjadi suatu keniscayaan untuk segera dilakukan, agar terwujud kesiapsiagaan Kotamaops TNI yang tinggi dalam merespon setiap perkembangan situasi yang terjadi.
Di akhir amanatnya Panglima TNI menyampaikan beberapa penekanan sebagai berikut : Pertama, laksanakan latihan ini secara sungguh-sungguh, agar dapat meningkatkan profesionalitas keprajuritan dengan tetap memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan dalam latihan. Kedua, adakan koordinasi yang terus menerus dengan semua pihak terkait, sehingga terwujud keterpaduan dan sinkronisasi dalam setiap gerak dan tindakan.
Ketiga, laksanakan latihan dengan penuh dedikasi, disiplin dan rasa tanggung jawab, hindari sikap yang beranggapan bahwa latihan sebagai rutinitas, sehingga dapat meremehkan resiko latihan. Keempat, lakukan penilaian yang obyektif, jujur dan terbuka untuk dijadikan bahan evaluasi, baik yang berkaitan dengan personel, materiil maupun piranti lunak guna perbaikan Hanudnas di masa depan.
Kadispenum Puspen TNI
Kolonel Cpl. Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc, M.Si, M.A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.