Amerika Serikat telah memberi bantuan makanan dan air ke Irak Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan ia telah menyetujui serangan udara yang ditujukan terhadap militan Islam Daulah Islamiyah atau ISIS di Irak utara, jika mereka mengancam kepentingan AS.
Amerika Serikat telah memberi bantuan makanan dan air melalui udara ke Irak di bawah ancaman dari pejuang dari Daulah Islamiyah.
Kelompok ini telah merebut kota Qaraqosh, kota Kristen terbesar di Irak akibatnya warga melakukan eksodus untuk menyelamatkan diri.
Persediaan makanan diberikan kepada anggota minoritas Yazidi luar daerah Sinjar, kata seorang pejabat AS.
Banyak warga Yazidi telah meninggalkan rumah mereka dan beberapa berlindung di pegunungan terdekat.
Sebelumnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu untuk membahas situasi di Irak.
"Para anggota Dewan Keamanan PBB mengimbau masyarakat internasional untuk mendukung pemerintah dan rakyat Irak dan untuk melakukan semaksimal mungkin untuk membantu meringankan penderitaan penduduk yang terkena dampak konflik di Irak," kata Duta Besar Inggris untuk PBB Mark Lyall Grant.
Sementara itu, Amerika Serikat memperingatkan situasi bagi kelompok minoritas di Irak dapat menjadi "bencana kemanusiaan".
AS juga akan mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan obat-obatan untuk warga di Irak utara melalui udara.Serangan udara pertama AS melawan DI Pentagon menyatakan dua pesawat F/A-18 menjatuhkan bom laser 500 pound.
Amerika Serikat menyatakan telah melakukan serangan udara terhadap milisi Daulah Islamiyah di Irak, yang sebelumnya dikenal dengan nama ISIS.
Pentagon menyatakan pesawat mereka menyerang artileri yang dipakai di Irak utara untuk melawan pasukan Kurdi yang mempertahankan kota Irbil.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengizinkan dilakukannya serangan udara hari Kamis (7 Agustus), tetapi mengatakan dirinya tidak akan mengirim kembali pasukan Amerika Serikat ke Irak.
Dua pesawat F/A-18, menurut Pentagon, menjatuhkan bom laser 500 pound pada artileri bergerak dekat Irbil.
Serangan udara ini merupakan yang pertama sejak Presiden Obama menarik pasukannya dari Irak pada tahun 2011.
Daulah Islamiyah (DI) sekarang menguasai banyak wilayah Irak dan Suriah.
Bulan Juni, DI menguasai kota Mosul, Irak utara dan bergerak maju ke selatan ke arah Baghdad, dan awal pekan ini pejuangnya menguasai Qaraqosh, kota Kristen, terbesar Irak.
Bagian media Pentagon Laksamana John Kirby mengatakan DI menggunakan artileri menyerang pasukan Kurdi yang berusaha mempertahankan Irbil, tempat markas AS berada.
Hari Kamis, Obama mengatakan pemerintah Irak meminta bantuan dan AS akan bertindak "berhati-hati dan bertanggungjwab, untuk menghindari kemungkinan aksi genosida" terhadap masyarakat Yazidi dan Kristen, keduanya kelompok minoritas di Irak.
Intervensi Amerika Serikat ini menyusul meningkatkan kekhawatiran internasional atas nasib umat Kristen dan kelompok minoritas Yazidi karena gerak maju DI.
Washington juga sudah menjatuhkan bantuan pangan darurat kepada ribuan pengungsi di kawasan pegunungan.AS luncurkan serangan kedua ke Daulah Islamiyah Ini menjadi operasi militer pertama AS sejak penarikan pasukan pada 2011 lalu.
Amerika Serikat meluncurkan dua serangan udata tambahan untuk melawan militan Daulah Islamiyah, yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di Irak utara, kata Pentagon.
Pesawat tanpa awak AS dan jet tempur laut menyerang target di dekat kota Irbil, Kurdish - lokasi yang sama dengan serangan pertama yang dilakukan Jumat (08/08).
Dalam aksi kedua ini, Pentagon mengklaim bahwa mereka berhasil menghancurkan mortar dan menewaskan sekelompok militan.
Dengan jet tempur, mereka juga berhasil menghancurkan tujuh kendaraan yang sedang melakukan konvoi, kata juru bicara Laksamada Muda John Kirby.
Rangkaian serangan ini menandai kali pertama AS terjun langsung dalam operasi militer di Irak sejak ditariknya pasukan AS pada 2011.
Intervensi dilakukan menyusul meningkatkan kekhawatiran internasional atas nasib umat Kristen dan kelompok minoritas Yazidi karena gerak maju DI.
Marie Harf, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan kepada BBC bahwa tujuan utama serangan ini adalah "untuk mencegah DI masuk ke Irbil".
Pejuang DI telah menguasai sebagian besar Irak utara sejak Juni.
"Kemudian, jangka panjang, kami ingin menyediakan waktu dan ruang untuk pasukan Kurdish untuk kembali dan bertempur sendiri," katanya.
Kelompok militan DI telah menguasai sejumlah bagian Irak dan Suriah.
Puluhan ribu orang dari kelompok minoritas telah meninggalkan rumah mereka.
DI sebelumnya dikenal sebagai ISIS, juga telah menyita bendungan terbesar Irak.
Amerika Serikat telah memberi bantuan makanan dan air melalui udara ke Irak di bawah ancaman dari pejuang dari Daulah Islamiyah.
Kelompok ini telah merebut kota Qaraqosh, kota Kristen terbesar di Irak akibatnya warga melakukan eksodus untuk menyelamatkan diri.
Persediaan makanan diberikan kepada anggota minoritas Yazidi luar daerah Sinjar, kata seorang pejabat AS.
Banyak warga Yazidi telah meninggalkan rumah mereka dan beberapa berlindung di pegunungan terdekat.
Sebelumnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu untuk membahas situasi di Irak.
"Para anggota Dewan Keamanan PBB mengimbau masyarakat internasional untuk mendukung pemerintah dan rakyat Irak dan untuk melakukan semaksimal mungkin untuk membantu meringankan penderitaan penduduk yang terkena dampak konflik di Irak," kata Duta Besar Inggris untuk PBB Mark Lyall Grant.
Sementara itu, Amerika Serikat memperingatkan situasi bagi kelompok minoritas di Irak dapat menjadi "bencana kemanusiaan".
AS juga akan mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan obat-obatan untuk warga di Irak utara melalui udara.Serangan udara pertama AS melawan DI Pentagon menyatakan dua pesawat F/A-18 menjatuhkan bom laser 500 pound.
Amerika Serikat menyatakan telah melakukan serangan udara terhadap milisi Daulah Islamiyah di Irak, yang sebelumnya dikenal dengan nama ISIS.
Pentagon menyatakan pesawat mereka menyerang artileri yang dipakai di Irak utara untuk melawan pasukan Kurdi yang mempertahankan kota Irbil.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengizinkan dilakukannya serangan udara hari Kamis (7 Agustus), tetapi mengatakan dirinya tidak akan mengirim kembali pasukan Amerika Serikat ke Irak.
Dua pesawat F/A-18, menurut Pentagon, menjatuhkan bom laser 500 pound pada artileri bergerak dekat Irbil.
Serangan udara ini merupakan yang pertama sejak Presiden Obama menarik pasukannya dari Irak pada tahun 2011.
Daulah Islamiyah (DI) sekarang menguasai banyak wilayah Irak dan Suriah.
Bulan Juni, DI menguasai kota Mosul, Irak utara dan bergerak maju ke selatan ke arah Baghdad, dan awal pekan ini pejuangnya menguasai Qaraqosh, kota Kristen, terbesar Irak.
Bagian media Pentagon Laksamana John Kirby mengatakan DI menggunakan artileri menyerang pasukan Kurdi yang berusaha mempertahankan Irbil, tempat markas AS berada.
Hari Kamis, Obama mengatakan pemerintah Irak meminta bantuan dan AS akan bertindak "berhati-hati dan bertanggungjwab, untuk menghindari kemungkinan aksi genosida" terhadap masyarakat Yazidi dan Kristen, keduanya kelompok minoritas di Irak.
Intervensi Amerika Serikat ini menyusul meningkatkan kekhawatiran internasional atas nasib umat Kristen dan kelompok minoritas Yazidi karena gerak maju DI.
Washington juga sudah menjatuhkan bantuan pangan darurat kepada ribuan pengungsi di kawasan pegunungan.AS luncurkan serangan kedua ke Daulah Islamiyah Ini menjadi operasi militer pertama AS sejak penarikan pasukan pada 2011 lalu.
Amerika Serikat meluncurkan dua serangan udata tambahan untuk melawan militan Daulah Islamiyah, yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, di Irak utara, kata Pentagon.
Pesawat tanpa awak AS dan jet tempur laut menyerang target di dekat kota Irbil, Kurdish - lokasi yang sama dengan serangan pertama yang dilakukan Jumat (08/08).
Dalam aksi kedua ini, Pentagon mengklaim bahwa mereka berhasil menghancurkan mortar dan menewaskan sekelompok militan.
Dengan jet tempur, mereka juga berhasil menghancurkan tujuh kendaraan yang sedang melakukan konvoi, kata juru bicara Laksamada Muda John Kirby.
Rangkaian serangan ini menandai kali pertama AS terjun langsung dalam operasi militer di Irak sejak ditariknya pasukan AS pada 2011.
Intervensi dilakukan menyusul meningkatkan kekhawatiran internasional atas nasib umat Kristen dan kelompok minoritas Yazidi karena gerak maju DI.
Marie Harf, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan kepada BBC bahwa tujuan utama serangan ini adalah "untuk mencegah DI masuk ke Irbil".
Pejuang DI telah menguasai sebagian besar Irak utara sejak Juni.
"Kemudian, jangka panjang, kami ingin menyediakan waktu dan ruang untuk pasukan Kurdish untuk kembali dan bertempur sendiri," katanya.
Kelompok militan DI telah menguasai sejumlah bagian Irak dan Suriah.
Puluhan ribu orang dari kelompok minoritas telah meninggalkan rumah mereka.
DI sebelumnya dikenal sebagai ISIS, juga telah menyita bendungan terbesar Irak.
★ BBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.