Bupati Puncak Minta Perhatian Serius Pemerintah Pusat [Ilustrasi oleh Edi Wahyono] ⚓️
Empat orang pekerja di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, tewas akibat penyerangan kelompok sipil bersenjata. Seringnya penyerangan di wilayah tersebut membuat Bupati Puncak Willem Wandi meminta pemerintah memberikan perhatian yang serius.
"Kami harap ada perhatian serius pemerintah dalam hal keamanan di Kabupaten Puncak karena daerah kami ini sangat sensitif dengan konflik," ujar Willem kepada detikcom, Selasa (15/3/2016) malam.
Penyerangan sebelumnya juga terjadi di akhir tahun 2015. Polsek Sinak diserang oleh kelompok sipil bersenjata sehingga menewaskan tiga anggota polisi yang sedang berjaga dan dua lainnya terluka. Kelompok sipil bersenjata tersebut juga berhasil membawa beberapa pucuk senjata dan amunisi milik polisi.
"Pada prinsipnya saya sangat menyesalkan kelompok bersenjata ini terus menghilangkan nyawa dari tahun 2015 sampai sekarang ini," kata Willem.
Empat orang yang tewas ini merupakan pekerja pembangunan jalan trans Papua di Kabupaten Puncak dari Distrik Ilaga menuju Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Pekerja dari PT Modern itu sedang dalam proyek pembangunan jalan nasional Trans Papua lintas kabupaten dan provinsi. Perusahaan tersebut juga mengerjakan pembangunan bandara di Sinak.
"Saya benar-benar menyesalkan kejadian ini. Di Kabupaten Puncak itu lebih khususnya di Sinak yang berani bawa alat berat itu cuma PT Modern. Mereka berani membangun di daerah sulit. Sudah bangun bandara dan buka akses di Sinak," jelas Willem.
Disebut Bupati, sulit mencari kontraktor yang mau bekerja di daerah konflik. Pasalnya ancaman kerap sekali datang untuk mengganggu proses pembangunan di distrik yang berada di daerah pegunungan. Lokasi Sinak sendiri cukup terpencil dengan segala keterbatasan transportasi dan alat komunikasi.
Pemda setempat tengah berusaha membangun wilayah tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meski ada satgas yang ditempatkan di Kab Puncak, namun wilayah pimpinan Willem itu memang termasuk daerah rawan. Beberapa tahun lalu juga terjadi perang antar warga dan menewaskan puluhan warga.
"Walau ada tantangan, walau diancam kelompok bersenjata tapi dari PT Modern mereka punya hati untuk bantu buka akses di Sinak. Tapi itulah. Saya sangat menyesal. Semoga yang meninggal karyawan PT Modern diterima di sisi Tuhan. Semoga ke depan tidak lagi ada penyerangan," tuturnya.
Selain menewaskan empat orang sipil, kelompok sipil bersenjata juga membakar dua alat berat yang digunakan dalam pengerjaan pembukaan jalan di Desa Agenggen, Sinak. Saat ini polisi bekerja sama dengan TNI sedang berupaya melakukan pengejaran terhadap kelompok pelaku penyerangan itu.
"Ada beberapa orang sipil juga yang disandera, lebih dari tiga orang," pungkas Willem. (ear/dnu)
Selama Ini Kita Lalai Soal Papua, Jokowi Akan Perbaiki
Lokasi penembakan empat pekerja (Foto: Wilpres Siagian/detikcom)
Penembakan yang memakan korban jiwa masih saja terjadi di Bumi Cenderawasih, terakhir di Kabupatan Puncak Jaya Papua yang menewaskan empat orang pekerja pembangunan jalan. Soal kondisi di Papua, pemerintah pusat menyatakan tak perlu untuk saling menyalahkan karena sesungguhnya semua lalai.
Ini dinyatakan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2016). Luhut menyatakan akan mengunjungi Universitas Cenderawasih, Papua, pada 29 Maret nanti, guna menjelaskan soal program pemerintah untuk Papua.
"Jelaskan program pemerintah, apa eloknya Papua itu, Papua ini Provinsi hebat, tapi selama ini kita lalai, semua lalai," tutur Luhut.
"Apa pendidikan yang kita kasih sama anak muda papua? Kan kurang, padahal uangnya ada, dananya ada, kesempatan ada, berapa triliun dana Otsus (Otonomi Khusus), kan besar, masa enggak bisa bikin boarding school untuk SMP-SMA, atau di tempat tertentu punya institute teknologi yang bagus, misalnya daerah Freeport?" tutur Luhut.
Luhut menilai pendidikan adalah aspek penting dalam hal perbaikan kondisi di Papua. Namun selama 48 tahun kehadiran PT Freeport di sana, dia mempertanyakan soal pengaruh positifnya di Papua. Kini Jokowi akan memperbaiki kondisi, namun perbaikan tentu butuh waktu dan tak mudah pula. Jokowi kini memerintahkan Luhut untuk pergi ke Uncen, Papua, untuk menjelaskan soal hal ini.
"Selama 48 tahun ada Freeport, apa? Siapa yang salah? Kita semua jangan saling tuding. Sekarang Jokowi mau memperbaiki itu. Dan itu enggak kayak membalik telapak tangan," kata Luhut.
Soal penembakan, sebagaimana diberitakan sebelumnya peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.45 WIT, Selasa (15/3/2016). Korban merupakan pekerja pembangunan jalan trans Papua di kabupaten Puncak (Illaga) - Mulia. 1 Ekskavator dan 1 buldoser dibakar. Sedikitnya empat pekerja bangunan tewas dalam penembakan itu. Polisi kini tengah memburu pelakunya. (dnu/dnu)
Empat orang pekerja di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, tewas akibat penyerangan kelompok sipil bersenjata. Seringnya penyerangan di wilayah tersebut membuat Bupati Puncak Willem Wandi meminta pemerintah memberikan perhatian yang serius.
"Kami harap ada perhatian serius pemerintah dalam hal keamanan di Kabupaten Puncak karena daerah kami ini sangat sensitif dengan konflik," ujar Willem kepada detikcom, Selasa (15/3/2016) malam.
Penyerangan sebelumnya juga terjadi di akhir tahun 2015. Polsek Sinak diserang oleh kelompok sipil bersenjata sehingga menewaskan tiga anggota polisi yang sedang berjaga dan dua lainnya terluka. Kelompok sipil bersenjata tersebut juga berhasil membawa beberapa pucuk senjata dan amunisi milik polisi.
"Pada prinsipnya saya sangat menyesalkan kelompok bersenjata ini terus menghilangkan nyawa dari tahun 2015 sampai sekarang ini," kata Willem.
Empat orang yang tewas ini merupakan pekerja pembangunan jalan trans Papua di Kabupaten Puncak dari Distrik Ilaga menuju Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Pekerja dari PT Modern itu sedang dalam proyek pembangunan jalan nasional Trans Papua lintas kabupaten dan provinsi. Perusahaan tersebut juga mengerjakan pembangunan bandara di Sinak.
"Saya benar-benar menyesalkan kejadian ini. Di Kabupaten Puncak itu lebih khususnya di Sinak yang berani bawa alat berat itu cuma PT Modern. Mereka berani membangun di daerah sulit. Sudah bangun bandara dan buka akses di Sinak," jelas Willem.
Disebut Bupati, sulit mencari kontraktor yang mau bekerja di daerah konflik. Pasalnya ancaman kerap sekali datang untuk mengganggu proses pembangunan di distrik yang berada di daerah pegunungan. Lokasi Sinak sendiri cukup terpencil dengan segala keterbatasan transportasi dan alat komunikasi.
Pemda setempat tengah berusaha membangun wilayah tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meski ada satgas yang ditempatkan di Kab Puncak, namun wilayah pimpinan Willem itu memang termasuk daerah rawan. Beberapa tahun lalu juga terjadi perang antar warga dan menewaskan puluhan warga.
"Walau ada tantangan, walau diancam kelompok bersenjata tapi dari PT Modern mereka punya hati untuk bantu buka akses di Sinak. Tapi itulah. Saya sangat menyesal. Semoga yang meninggal karyawan PT Modern diterima di sisi Tuhan. Semoga ke depan tidak lagi ada penyerangan," tuturnya.
Selain menewaskan empat orang sipil, kelompok sipil bersenjata juga membakar dua alat berat yang digunakan dalam pengerjaan pembukaan jalan di Desa Agenggen, Sinak. Saat ini polisi bekerja sama dengan TNI sedang berupaya melakukan pengejaran terhadap kelompok pelaku penyerangan itu.
"Ada beberapa orang sipil juga yang disandera, lebih dari tiga orang," pungkas Willem. (ear/dnu)
Selama Ini Kita Lalai Soal Papua, Jokowi Akan Perbaiki
Lokasi penembakan empat pekerja (Foto: Wilpres Siagian/detikcom)
Penembakan yang memakan korban jiwa masih saja terjadi di Bumi Cenderawasih, terakhir di Kabupatan Puncak Jaya Papua yang menewaskan empat orang pekerja pembangunan jalan. Soal kondisi di Papua, pemerintah pusat menyatakan tak perlu untuk saling menyalahkan karena sesungguhnya semua lalai.
Ini dinyatakan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2016). Luhut menyatakan akan mengunjungi Universitas Cenderawasih, Papua, pada 29 Maret nanti, guna menjelaskan soal program pemerintah untuk Papua.
"Jelaskan program pemerintah, apa eloknya Papua itu, Papua ini Provinsi hebat, tapi selama ini kita lalai, semua lalai," tutur Luhut.
"Apa pendidikan yang kita kasih sama anak muda papua? Kan kurang, padahal uangnya ada, dananya ada, kesempatan ada, berapa triliun dana Otsus (Otonomi Khusus), kan besar, masa enggak bisa bikin boarding school untuk SMP-SMA, atau di tempat tertentu punya institute teknologi yang bagus, misalnya daerah Freeport?" tutur Luhut.
Luhut menilai pendidikan adalah aspek penting dalam hal perbaikan kondisi di Papua. Namun selama 48 tahun kehadiran PT Freeport di sana, dia mempertanyakan soal pengaruh positifnya di Papua. Kini Jokowi akan memperbaiki kondisi, namun perbaikan tentu butuh waktu dan tak mudah pula. Jokowi kini memerintahkan Luhut untuk pergi ke Uncen, Papua, untuk menjelaskan soal hal ini.
"Selama 48 tahun ada Freeport, apa? Siapa yang salah? Kita semua jangan saling tuding. Sekarang Jokowi mau memperbaiki itu. Dan itu enggak kayak membalik telapak tangan," kata Luhut.
Soal penembakan, sebagaimana diberitakan sebelumnya peristiwa itu terjadi sekitar pukul 13.45 WIT, Selasa (15/3/2016). Korban merupakan pekerja pembangunan jalan trans Papua di kabupaten Puncak (Illaga) - Mulia. 1 Ekskavator dan 1 buldoser dibakar. Sedikitnya empat pekerja bangunan tewas dalam penembakan itu. Polisi kini tengah memburu pelakunya. (dnu/dnu)
⚓️ detik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.