Pesan Luhut ke Pasifik SelatanIndonesia berupaya 'menjelaskan secara tuntas' kepada Pasifik Selatan tentang Papua dan Papua Barat. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani) ●
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan telah memberi pesan kuat dalam lawatan diplomatiknya ke Pasifik Selatan. Luhut pekan lalu menyambangi Papua Nugini dan Fiji setelah lebih dulu berkunjung ke Papua.
“Indonesia adalah negara yang berdaulat sehingga tidak boleh ada satupun negara di dunia ini yang mendikte kita. Saya secara langsung menyampaikan kepada pemerintah Republik Fiji dan Papua Nugini bahwa Papua dan Papua Barat adalah bagian terintegrasi dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Fakta itu bersifat final dan tidak dapat dirundingkan lagi,” kata Luhut dalam keterangan tertulisnya.
Pesan itu disampaikan Luhut kepada pemerintah kedua negara setelah berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Hasil kunjungan ke Pasifik Selatan, ujar Luhut, telah ia laporkan kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Sabtu pekan lalu tak berapa lama setelah tiba dari Fiji.
“Saya melaporkan poin-poin kerja sama antarnegara yang disepakati, penyerahan bantuan senilai US$5 juta kepada Fiji, serta rencana pengiriman satu kompi Zeni TNI AD untuk membangun kembali sebagian wilayah Fiji yang porak-poranda akibat bencana topan Winston bulan lalu,” kata Luhut.
Lawatan diplomatik pemerintah Republik Indonesia ke Pasifik Selatan tersebut dilakukan untuk menghadang ekspansi Gerakan Pembebasan Papua di wilayah itu.
Gerakan Pembebasan Papua sebelumnya telah mendirikan kantor di beberapa negara Pasifik Selatan, yakni Vanuatu dan Solomon, sebelum akhirnya meresmikan kantor di Wamena, Papua, yang kemudian direspons keras oleh pemerintah Indonesia.
Di Pasifik Selatan, Fiji termasuk salah satu negara yang memiliki hubungan paling baik dengan Indonesia. “Fiji sangat mendukung Indonesia, dan Fiji semacam center of gravity di Pasifik Selatan,” ujar Luhut beberapa waktu lalu.
Guna menangkal pengaruh Gerakan Pembebasan Papua itu pula, Luhut dalam lawatannya menggelar pembicaraan terkait isu Melanesian Spearhead Group (MSG) dengan pemerintah Papua Nugini dan Fiji. Negara-negara MSG sebelumnya diklaim Juru Bicara Gerakan Pembebasan Papua Benny Wenda, mendukung organisasinya.
Di MSG, status Indonesia sebagai anggota asosiasi, sedangkan Gerakan Pembebasan Papua atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sebagai pengamat. Indonesia pun kini berupaya untuk meningkatkan statusnya di MSG.
Luhut menyatakan pemerintah Indonesia hendak menunjukkan kepada negara-negara Asia Pasifik, tak hanya Pasifik Selatan, bahwa mereka telah melakukan banyak hal untuk Papua dan Papua Barat. "Dari segi pembiayaan, pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, sampai upaya penyelesaian pelanggaran hak asasi manusia."
Bagaimanapun, negara-negara Asia Pasifik memiliki suara berpengaruh. Maka Indonesia memiliki kepentingan untuk “menjelaskan secara tuntas.” Jika tidak, ujar Luhut, negara-negara itu hanya akan mendapat informasi negatif tentang Indonesia yang berpotensi untuk diteruskan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dunia internasional. (agk)
Bawa Bantuan Senilai US$ 5 Juta
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan beserta rombongan delegasi RI tiba di Suva, ibu kota Republik Fiji. Dalam agenda kunjungan kenegaraan itu, Luhut membawa bantuan senilai US$ 5 juta untuk membantu para korban topan Winston yang menghantam wilayah negara itu Februari lalu.
Seperti diberitakan Antara, Luhut beserta rombongan delegasi tiba di Bandar Udara Internasional Nausori, Rabu malam (30/3), setelah terbang lebih dari enam jam dari Jayapura dengan menumpang pesawat Boeing 737-400 TNI-AU.
Berdasarkan agenda kunjungan yang diterima Antara, pada Kamis pukul 10.00 waktu setempat atau sekitar pukul 06.00 WIB, Luhut dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Fiji J.V. Bainimarama.
Dalam kunjungan kehormatan ke Perdana Menteri J.V. Bainimarama itu, Luhut akan didampingi Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Isu-Isu Strategis Djauhari Oratmangun, duta besar RI untuk Fiji, wakil gubernur Papua dan gubernur Maluku.
Dari kantor perdana menteri Fiji, Luhut dan anggota delegasi melakukan pertemuan dengan menteri pembangunan pertanian, perdesaan, dan maritim serta penanggulangan bencana nasional Fiji.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik juga nantinya akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama manajemen Pemilu dengan mitranya dari Kantor Pemilu Fiji.
Setelah itu, Luhut dan para anggota delegasi RI dijamu makan siang oleh Menteri Luar Negeri Fiji Ratu Inoke Kubuabola, sebelum meninggalkan Suva menuju Papua Nugini.
Luhut sebelumnya mengatakan di Jayapura, Senin, bahwa Indonesia berkomitmen memperkuat hubungan bilateralnya dengan negara-negara di kawasan negara-negara di Pasifik Selatan sebagai bagian dari kebijakan luar negeri Indonesia.
"Sekarang kami ingin hubungan lebih baik dengan negara-negara di Pasifik Selatan," kata Luhut.
Luhut mengatakan kunjungan delegasi RI ke Republik Fiji pada 30-31 Maret itu dimaksudkan untuk menyerahkan bantuan senilai US$ 5 juta, berupa dana senilai US$ 2 juta dan berbentuk barang US$ 3 juta. Bantuan itu diberikan untuk membantu para korban topan Winston yang menghantam wilayah negara itu Februari lalu.
"Saya juga membawa surat Presiden Joko Widodo untuk Perdana Menteri J.V. Bainimarama," katanya.
Selain memberikan bantuan senilai US$ 5 juta, Indonesia juga akan mengirim satu kompi pasukan zeni TNI-AD guna membantu proses rekonstruksi pasca-bencana topan kategori 5 itu. (gil)
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan telah memberi pesan kuat dalam lawatan diplomatiknya ke Pasifik Selatan. Luhut pekan lalu menyambangi Papua Nugini dan Fiji setelah lebih dulu berkunjung ke Papua.
“Indonesia adalah negara yang berdaulat sehingga tidak boleh ada satupun negara di dunia ini yang mendikte kita. Saya secara langsung menyampaikan kepada pemerintah Republik Fiji dan Papua Nugini bahwa Papua dan Papua Barat adalah bagian terintegrasi dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Fakta itu bersifat final dan tidak dapat dirundingkan lagi,” kata Luhut dalam keterangan tertulisnya.
Pesan itu disampaikan Luhut kepada pemerintah kedua negara setelah berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Hasil kunjungan ke Pasifik Selatan, ujar Luhut, telah ia laporkan kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Sabtu pekan lalu tak berapa lama setelah tiba dari Fiji.
“Saya melaporkan poin-poin kerja sama antarnegara yang disepakati, penyerahan bantuan senilai US$5 juta kepada Fiji, serta rencana pengiriman satu kompi Zeni TNI AD untuk membangun kembali sebagian wilayah Fiji yang porak-poranda akibat bencana topan Winston bulan lalu,” kata Luhut.
Lawatan diplomatik pemerintah Republik Indonesia ke Pasifik Selatan tersebut dilakukan untuk menghadang ekspansi Gerakan Pembebasan Papua di wilayah itu.
Gerakan Pembebasan Papua sebelumnya telah mendirikan kantor di beberapa negara Pasifik Selatan, yakni Vanuatu dan Solomon, sebelum akhirnya meresmikan kantor di Wamena, Papua, yang kemudian direspons keras oleh pemerintah Indonesia.
Di Pasifik Selatan, Fiji termasuk salah satu negara yang memiliki hubungan paling baik dengan Indonesia. “Fiji sangat mendukung Indonesia, dan Fiji semacam center of gravity di Pasifik Selatan,” ujar Luhut beberapa waktu lalu.
Guna menangkal pengaruh Gerakan Pembebasan Papua itu pula, Luhut dalam lawatannya menggelar pembicaraan terkait isu Melanesian Spearhead Group (MSG) dengan pemerintah Papua Nugini dan Fiji. Negara-negara MSG sebelumnya diklaim Juru Bicara Gerakan Pembebasan Papua Benny Wenda, mendukung organisasinya.
Di MSG, status Indonesia sebagai anggota asosiasi, sedangkan Gerakan Pembebasan Papua atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) sebagai pengamat. Indonesia pun kini berupaya untuk meningkatkan statusnya di MSG.
Luhut menyatakan pemerintah Indonesia hendak menunjukkan kepada negara-negara Asia Pasifik, tak hanya Pasifik Selatan, bahwa mereka telah melakukan banyak hal untuk Papua dan Papua Barat. "Dari segi pembiayaan, pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, sampai upaya penyelesaian pelanggaran hak asasi manusia."
Bagaimanapun, negara-negara Asia Pasifik memiliki suara berpengaruh. Maka Indonesia memiliki kepentingan untuk “menjelaskan secara tuntas.” Jika tidak, ujar Luhut, negara-negara itu hanya akan mendapat informasi negatif tentang Indonesia yang berpotensi untuk diteruskan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dunia internasional. (agk)
Bawa Bantuan Senilai US$ 5 Juta
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan beserta rombongan delegasi RI tiba di Suva, ibu kota Republik Fiji. Dalam agenda kunjungan kenegaraan itu, Luhut membawa bantuan senilai US$ 5 juta untuk membantu para korban topan Winston yang menghantam wilayah negara itu Februari lalu.
Seperti diberitakan Antara, Luhut beserta rombongan delegasi tiba di Bandar Udara Internasional Nausori, Rabu malam (30/3), setelah terbang lebih dari enam jam dari Jayapura dengan menumpang pesawat Boeing 737-400 TNI-AU.
Berdasarkan agenda kunjungan yang diterima Antara, pada Kamis pukul 10.00 waktu setempat atau sekitar pukul 06.00 WIB, Luhut dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Fiji J.V. Bainimarama.
Dalam kunjungan kehormatan ke Perdana Menteri J.V. Bainimarama itu, Luhut akan didampingi Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Isu-Isu Strategis Djauhari Oratmangun, duta besar RI untuk Fiji, wakil gubernur Papua dan gubernur Maluku.
Dari kantor perdana menteri Fiji, Luhut dan anggota delegasi melakukan pertemuan dengan menteri pembangunan pertanian, perdesaan, dan maritim serta penanggulangan bencana nasional Fiji.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik juga nantinya akan melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama manajemen Pemilu dengan mitranya dari Kantor Pemilu Fiji.
Setelah itu, Luhut dan para anggota delegasi RI dijamu makan siang oleh Menteri Luar Negeri Fiji Ratu Inoke Kubuabola, sebelum meninggalkan Suva menuju Papua Nugini.
Luhut sebelumnya mengatakan di Jayapura, Senin, bahwa Indonesia berkomitmen memperkuat hubungan bilateralnya dengan negara-negara di kawasan negara-negara di Pasifik Selatan sebagai bagian dari kebijakan luar negeri Indonesia.
"Sekarang kami ingin hubungan lebih baik dengan negara-negara di Pasifik Selatan," kata Luhut.
Luhut mengatakan kunjungan delegasi RI ke Republik Fiji pada 30-31 Maret itu dimaksudkan untuk menyerahkan bantuan senilai US$ 5 juta, berupa dana senilai US$ 2 juta dan berbentuk barang US$ 3 juta. Bantuan itu diberikan untuk membantu para korban topan Winston yang menghantam wilayah negara itu Februari lalu.
"Saya juga membawa surat Presiden Joko Widodo untuk Perdana Menteri J.V. Bainimarama," katanya.
Selain memberikan bantuan senilai US$ 5 juta, Indonesia juga akan mengirim satu kompi pasukan zeni TNI-AD guna membantu proses rekonstruksi pasca-bencana topan kategori 5 itu. (gil)
★ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.