KRI John Lie and KRI Nanggala (defence.pk) ☆
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengutarakan keinginannya agar di TNI Angkatan Laut menempatkan kapal selam di setiap Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Ryamizard berkata, hal tersebut seharusnya dapat terwujud jika kapal selam yang dipesan TNI AL dan Kementerian Pertahanan telah datang dalam satu hingga dua tahun ke depan.
"Kami tidak ingin kapal selam terpusat di Surabaya. Kalau setahun atau dua tahun lagi TNI AL punya kapal selam baru, setiap alur laut akan kami taruh," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (7/4).
Salah satu kawasan yang menurut Ryamizard membutuhkan kesiagaan kapal selam adalah perairan Natuna di Kepulauan Riau.
Akan tetapi, tegas mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu, wacana kapal selam di Natuna tidak berkaitan dengan potensi konflik di Laut China Selatan.
"Tidak ada hubungannya. Kami berhubungan baik dengan semua negara," tuturnya.
ALKI adalah alur laut yang oleh konvensi hukum laut internasional ditetapkan sebagai jalur pelayaran dan penerbangan damai.
Alur Laut Indonesia ditentukan agar lalu lintas pelayaran dan penerbangan internasional dapat terselenggara tanpa terganggu ruang udara dan perairan Indonesia.
ALKI terdiri dari tiga bagian. ALKI I terhubung dari Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa dan Selat Sunda.
Jalur ALKI II adalah Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores dan Selat Lombok. Sementara ALKI III menghubungkan Samudera Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai dan Laut Sawu.
Hingga saat ini, TNI AL baru mempunyai dua kapal selam, yakni KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402.
Belakangan, Kemhan memesan tiga kapal selam jenis Changbogo dengan mekanisme alih teknologi. Dua kapal selam akan diproduksi di perusahaan galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering.
Satu kapal selam sisanya akan dibuat industri galangan kapal dalam negeri, PT PAL Indonesia (Persero).
Satu dari tiga kapal selam Changbogo itu, Maret lalu, telah selesai diproduksi dan diluncurkan dari Dermaga Okpo, Korea Selatan. Kapal selam bernomor lambung H.7712 itu mulai dibangun tahun 2013 silam.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengutarakan keinginannya agar di TNI Angkatan Laut menempatkan kapal selam di setiap Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Ryamizard berkata, hal tersebut seharusnya dapat terwujud jika kapal selam yang dipesan TNI AL dan Kementerian Pertahanan telah datang dalam satu hingga dua tahun ke depan.
"Kami tidak ingin kapal selam terpusat di Surabaya. Kalau setahun atau dua tahun lagi TNI AL punya kapal selam baru, setiap alur laut akan kami taruh," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (7/4).
Salah satu kawasan yang menurut Ryamizard membutuhkan kesiagaan kapal selam adalah perairan Natuna di Kepulauan Riau.
Akan tetapi, tegas mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu, wacana kapal selam di Natuna tidak berkaitan dengan potensi konflik di Laut China Selatan.
"Tidak ada hubungannya. Kami berhubungan baik dengan semua negara," tuturnya.
ALKI adalah alur laut yang oleh konvensi hukum laut internasional ditetapkan sebagai jalur pelayaran dan penerbangan damai.
Alur Laut Indonesia ditentukan agar lalu lintas pelayaran dan penerbangan internasional dapat terselenggara tanpa terganggu ruang udara dan perairan Indonesia.
ALKI terdiri dari tiga bagian. ALKI I terhubung dari Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa dan Selat Sunda.
Jalur ALKI II adalah Laut Sulawesi, Selat Makassar, Laut Flores dan Selat Lombok. Sementara ALKI III menghubungkan Samudera Pasifik, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Selat Ombai dan Laut Sawu.
Hingga saat ini, TNI AL baru mempunyai dua kapal selam, yakni KRI Cakra 401 dan KRI Nanggala 402.
Belakangan, Kemhan memesan tiga kapal selam jenis Changbogo dengan mekanisme alih teknologi. Dua kapal selam akan diproduksi di perusahaan galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering.
Satu kapal selam sisanya akan dibuat industri galangan kapal dalam negeri, PT PAL Indonesia (Persero).
Satu dari tiga kapal selam Changbogo itu, Maret lalu, telah selesai diproduksi dan diluncurkan dari Dermaga Okpo, Korea Selatan. Kapal selam bernomor lambung H.7712 itu mulai dibangun tahun 2013 silam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.