PPRC Serbu Markas Perompak untuk Bebaskan SanderaBEBASKAN SANDERA: Prajurit yang tergabung dalam PPRC, melakukan operasi pembebasan sandera di darat ★
Sebuah kapal niaga mengangkut Warga Negara Indonesia (WNI) yang melintasi perairan di sekitar Pulau Maya yang masih berada di wilayah Kalimantan Utara, di bajak sekelompok perompak tak dikenal.
Seluruh awak kapal termasuk WNI, disandera oleh perompak bersenjata lengkap ini di markasnya yang berada di sebuah pulau.
Mengetahui kabar tersebut, pemerintah Indonesia langsung menginstruksikan kepada TNI untuk melakukan operasi pembebasan sandera.
Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang terdiri dari pasukan elite dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) yang sudah teruji kemampuannya, diterjunkan untuk membebaskan WNI yang ditawan.
Terlibat di dalam PPRC ini seperti Komando Pasukan Khusus (Kopasus), Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Angkatan Laut dan Komando Pasukan Khas (Kopaska) Angkatan Udara ditambah Brimob.
Operasi pembebasan sandera ini juga didukung peralatan perang seperti kapal perang, pesawat Hercules dan helikopter untuk mobilisasi prajurit ke lokasi.
Dengan menunjuk Tarakan sebagai pangkalan aju, operasi dimulai dari dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan.
Operasi dibagi menjadi dua, laut dan darat. Untuk operasi di wilayah laut, tim sudah bergerak sejak pukul 07.00 Wita dengan menggunakan KRI Surabaya untuk membebaskan kapal.
"Dari kapal KRI Surabaya diberangkatkan tim dari Kopaska untuk mendekat ke sasaran dengan metode infitrasi menggunakan Sea Raider," cetus Kepala Pusat Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) VI/Mulawarman Kolonel Andi Gunawan, kepada Bulungan Post.
Sea Reader digunakan untuk mendekatkan tim-tim khusus yang sudah dipersiapkan. Dengan metode ilfitrasi, prajurit gagah berani ini masuk ke badan kapal dengan melakukan penyelaman.
Dari KRI Surabaya juga diterbangkan pasukan yang melaksanakan tugas patroling dan rafling dengan menggunakan helikopter turun di atas badan kapal yang di sandera.
Pada saat bersamaan mereka bersama-sama melakukan operasi dan berhasil membebaskan kapal niaga bersama sandera. Namun, perompak berhasil meloloskan diri dengan menggunakan sekoci dan merapat ke markas mereka di darat.
Sisa perompak yang berhasil meloloskan ini, tetap dikejar oleh PPRC. Operasi selanjutnya dilakukan di darat dengan sasaran membebaskan menghancurkan markas musuh.
Pasukan yang sudah disiapkan operasi di darat pun bergerak. Pesawat CN 295 dan sejumlah helikopter milik TNI dikerahkan untuk mengangkut pasukan.
Setelah semua pasukan berada di sekitar markas pemberontak, prajurit pun bergerak mendekati markas musuh untuk melakukan menyergap sisa pemberontak.
Karena melawan, terjadilah baku tembak antara pasukan TNI dan perompak. Namun, dengan kemampuan yang dimiliki pasukan TNI, perompak akhirnya berhasil dilumpuhkan bersama markasnya.
Sebuah kapal niaga mengangkut Warga Negara Indonesia (WNI) yang melintasi perairan di sekitar Pulau Maya yang masih berada di wilayah Kalimantan Utara, di bajak sekelompok perompak tak dikenal.
Seluruh awak kapal termasuk WNI, disandera oleh perompak bersenjata lengkap ini di markasnya yang berada di sebuah pulau.
Mengetahui kabar tersebut, pemerintah Indonesia langsung menginstruksikan kepada TNI untuk melakukan operasi pembebasan sandera.
Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) yang terdiri dari pasukan elite dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polisi Republik Indonesia (Polri) yang sudah teruji kemampuannya, diterjunkan untuk membebaskan WNI yang ditawan.
Terlibat di dalam PPRC ini seperti Komando Pasukan Khusus (Kopasus), Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) Angkatan Laut dan Komando Pasukan Khas (Kopaska) Angkatan Udara ditambah Brimob.
Operasi pembebasan sandera ini juga didukung peralatan perang seperti kapal perang, pesawat Hercules dan helikopter untuk mobilisasi prajurit ke lokasi.
Dengan menunjuk Tarakan sebagai pangkalan aju, operasi dimulai dari dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan.
Operasi dibagi menjadi dua, laut dan darat. Untuk operasi di wilayah laut, tim sudah bergerak sejak pukul 07.00 Wita dengan menggunakan KRI Surabaya untuk membebaskan kapal.
"Dari kapal KRI Surabaya diberangkatkan tim dari Kopaska untuk mendekat ke sasaran dengan metode infitrasi menggunakan Sea Raider," cetus Kepala Pusat Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) VI/Mulawarman Kolonel Andi Gunawan, kepada Bulungan Post.
Sea Reader digunakan untuk mendekatkan tim-tim khusus yang sudah dipersiapkan. Dengan metode ilfitrasi, prajurit gagah berani ini masuk ke badan kapal dengan melakukan penyelaman.
Dari KRI Surabaya juga diterbangkan pasukan yang melaksanakan tugas patroling dan rafling dengan menggunakan helikopter turun di atas badan kapal yang di sandera.
Pada saat bersamaan mereka bersama-sama melakukan operasi dan berhasil membebaskan kapal niaga bersama sandera. Namun, perompak berhasil meloloskan diri dengan menggunakan sekoci dan merapat ke markas mereka di darat.
Sisa perompak yang berhasil meloloskan ini, tetap dikejar oleh PPRC. Operasi selanjutnya dilakukan di darat dengan sasaran membebaskan menghancurkan markas musuh.
Pasukan yang sudah disiapkan operasi di darat pun bergerak. Pesawat CN 295 dan sejumlah helikopter milik TNI dikerahkan untuk mengangkut pasukan.
Setelah semua pasukan berada di sekitar markas pemberontak, prajurit pun bergerak mendekati markas musuh untuk melakukan menyergap sisa pemberontak.
Karena melawan, terjadilah baku tembak antara pasukan TNI dan perompak. Namun, dengan kemampuan yang dimiliki pasukan TNI, perompak akhirnya berhasil dilumpuhkan bersama markasnya.
♞ bulungan prokal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.