Untuk Amankan Laut RIOPV 80M Bakamla [def.pk]
Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) RI Laksamana Madya TNI Arie Soedewo kepada Kompas.com mengaku saat in kendala terbesar dari upaya penguatan keamanan dan keselamatan laut yaitu, minimnya armada kapal patroli yang dimiliki Bakamla RI.
Padahal jika dilihat dari cakupan wilayah kerja masing-masing zona maritim, idealnya Bakamla harus memiliki 225 kapal patroli baik besar ataupun kecil, sementara kapal yang ada diantaranya enam unit kapal patroli ukuran 48 meter dan satu unit kapal markas berukuran 110 meter serta 15 unit kapal patroli ukuran kecil tipe Katamaran.
"Sekarang kami masih sistem zona jadi masih bisa tercover dengan kapal-kapal patroli instansi keamanan dan pertahanan laut lainnya. Idealnya Bakamla ini memiliki 225 kapal," kata Arie di Batam, Rabu (30/5/2018).
Jika idealnya harus 225 kapal, sambung Arie tentunya setiap tahun Bakamla sedikitnya harus mengadakan sembilan unit kapal hingga tahun 2045 mendatang. Namun karena keterbatasan anggaran, pihaknya hanya bisa mengusulkan ke pemerintah tiga unit per tahun.
"Tahun 2019 mendatang, Bakamla akan bangun tiga unit kapal 60 meter dan enam unit kapal cepat 30 meter. Kapal ini akan diperuntukan untuk zona maritim barat dua unit, Jakarta dua unit, zona tengah satu unit dan zona timur satu unit," jelasnya.
"Bahkan saat ini ada tiga unit kapal Bakamla ukuran 80 meter yang sedang dalam pembuatan di PT Citra Shipyard yang berada di Batam, dan tiga kapal ini sudah dipesan sejak akhir tahun 2017 lalu dengan nomor lambung 8001,8002 dan 8003," katanya menambahkan.
Selain itu, diakhir masa jabatannya Arie berharap agar wacana pembangunan pangkalan khusus Bakamla yang lebih presentatif dan lengkap dengan fasilitas penunjang sebagai pangkalan terpadu bisa terwujud.
"Saya berharap Bakamla memiliki pangkalan yang lengkap dengan perkantoran, Rumkitnya, mess hingga dermaga. Sehingga pasukan Bakamlah tidak lagi tersebar kemana-mana dalam satu zona dan terpusat disuatu tempat saja. Mudah-mudahan rencana pembangunannya yang akan dilakukan di Zona Timur, yakni ambon 2019 bisa terealisasi," ujarnya.
Senada diungkapkan pihak PT Citra Shipyard yang mengaku ketiga kapal pesanan Bakamla diakhir tahun 2017 masih terus digesa pembangunannya. Pembangunan sudah mencapai 60 persen dan rencananya akan diluncurkan pada bulan Oktober 2018 mendatang.
"Oktober sudah kami launching dan masa finishing sebelum diserahterimakan sekitar dua bulan lagi. Sehingga Januari 2019 sudah bisa serah terima," kata Abi, General Manajer PT Citra Shipyard.
Dalam kunjungan itu, Kabakamla didampingi oleh panesehat Kabakamla bidang Penguatan dan Antar Lembaga Toviota Bay, Staf Khusus Bidang Operasi Laksda (Purn) Herry Setinegara, Staf Khusus Bidang Logistik Laksda TNI (Purn) Hari Pratomo.
Kemudian Deputi Kebijakan dan Strategi Irjen Pol Arifin, Deputii Informasi Hukum Kerja Sama Irjen Pol Abdul Gofur serta Kepala Unit Penindakan Hukum Brigjen Pol Frederik Kalalembang dan tim Bakamla lainnya.
Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) RI Laksamana Madya TNI Arie Soedewo kepada Kompas.com mengaku saat in kendala terbesar dari upaya penguatan keamanan dan keselamatan laut yaitu, minimnya armada kapal patroli yang dimiliki Bakamla RI.
Padahal jika dilihat dari cakupan wilayah kerja masing-masing zona maritim, idealnya Bakamla harus memiliki 225 kapal patroli baik besar ataupun kecil, sementara kapal yang ada diantaranya enam unit kapal patroli ukuran 48 meter dan satu unit kapal markas berukuran 110 meter serta 15 unit kapal patroli ukuran kecil tipe Katamaran.
"Sekarang kami masih sistem zona jadi masih bisa tercover dengan kapal-kapal patroli instansi keamanan dan pertahanan laut lainnya. Idealnya Bakamla ini memiliki 225 kapal," kata Arie di Batam, Rabu (30/5/2018).
Jika idealnya harus 225 kapal, sambung Arie tentunya setiap tahun Bakamla sedikitnya harus mengadakan sembilan unit kapal hingga tahun 2045 mendatang. Namun karena keterbatasan anggaran, pihaknya hanya bisa mengusulkan ke pemerintah tiga unit per tahun.
"Tahun 2019 mendatang, Bakamla akan bangun tiga unit kapal 60 meter dan enam unit kapal cepat 30 meter. Kapal ini akan diperuntukan untuk zona maritim barat dua unit, Jakarta dua unit, zona tengah satu unit dan zona timur satu unit," jelasnya.
"Bahkan saat ini ada tiga unit kapal Bakamla ukuran 80 meter yang sedang dalam pembuatan di PT Citra Shipyard yang berada di Batam, dan tiga kapal ini sudah dipesan sejak akhir tahun 2017 lalu dengan nomor lambung 8001,8002 dan 8003," katanya menambahkan.
Selain itu, diakhir masa jabatannya Arie berharap agar wacana pembangunan pangkalan khusus Bakamla yang lebih presentatif dan lengkap dengan fasilitas penunjang sebagai pangkalan terpadu bisa terwujud.
"Saya berharap Bakamla memiliki pangkalan yang lengkap dengan perkantoran, Rumkitnya, mess hingga dermaga. Sehingga pasukan Bakamlah tidak lagi tersebar kemana-mana dalam satu zona dan terpusat disuatu tempat saja. Mudah-mudahan rencana pembangunannya yang akan dilakukan di Zona Timur, yakni ambon 2019 bisa terealisasi," ujarnya.
Senada diungkapkan pihak PT Citra Shipyard yang mengaku ketiga kapal pesanan Bakamla diakhir tahun 2017 masih terus digesa pembangunannya. Pembangunan sudah mencapai 60 persen dan rencananya akan diluncurkan pada bulan Oktober 2018 mendatang.
"Oktober sudah kami launching dan masa finishing sebelum diserahterimakan sekitar dua bulan lagi. Sehingga Januari 2019 sudah bisa serah terima," kata Abi, General Manajer PT Citra Shipyard.
Dalam kunjungan itu, Kabakamla didampingi oleh panesehat Kabakamla bidang Penguatan dan Antar Lembaga Toviota Bay, Staf Khusus Bidang Operasi Laksda (Purn) Herry Setinegara, Staf Khusus Bidang Logistik Laksda TNI (Purn) Hari Pratomo.
Kemudian Deputi Kebijakan dan Strategi Irjen Pol Arifin, Deputii Informasi Hukum Kerja Sama Irjen Pol Abdul Gofur serta Kepala Unit Penindakan Hukum Brigjen Pol Frederik Kalalembang dan tim Bakamla lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.