✈️ Ke Indonesia✈️ Vice Presiden Turkish Aerospace Industries Inc Tamer Ozmen
TURKISH Aerospace Industries (TAI) Inc berupaya memperluas cakupan bisnisnya di Indonesia dalam industri penerbangan.
Pada Selasa (14/8/2018) di Hotel Mulia, Senayan, para direksi perusahaan ini melakukan pertemuan dengan sejumlah perusahaan ternama tanah air, termasuk PT Dirgantara Indonesia dan PT Telkom Indonesia untuk menjejaki kerjasama lebih jauh.
Setidaknya ada 14 perusahaan yang diajak kerjasama dengan perusahaan peralatan pesawat yang telah berdiri sejak 15 Mei 1984 tersebut.
Pertemuan antara pihak TAI dengan perusahaan-perusahaan Indonesia itu digelar di hotel bintang lima di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Dalam kerjasama ini TAI juga memperkenalkan salah satu produk unggulannya yakni pesawat tanpa awak bernama ANKA.
Vice Presiden TAI Tamer Ozmen mengatakan, pertemuan dengan perusahaan-perusahaan Indonesia juga dibahas kemungkinan peluang kerjasama usaha.
Misalnya, pihak perusahaan Indonesia memasok suatu produk terkait pesawat dan aneka teknologinya atau sebaliknya.
Ia pun yakin peralatan yang dimiliki TAI bisa digunakan perusahaan- perusahaan atau instansi pemerintah Indonesia karena lebih murah dan lebih tangguh dari produk Amerika Serikat.
"Kami berharap ada titik terang peluang kerjasama usaha yang saling menguntungkan," ungkapnya.
Ditanya soal dampak pelemahan mata uang Turki akhir-akhir ini, Ozmen menyebut hal itu tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahannya.
"Sama sekali tidak berpengaruh terhadap perusahaan kami. Kami perusahaan yang berpengalaman dan memiliki fasilitas pesawat modern, dilengkapi mesin teknologi tinggi. Dari segi peralatan, kami menyediakan kemampuan manufaktur yang luas. Mulai dari bagian manufaktur untuk perakitan pesawat, tes penerbangan dan pengiriman," jelasnya.
"Pada 2010 TAI mempekerjakan lebih dari 1.500 insinyur. Di antaranya sekitar 850 adalah insinyur penelitian dan pengembangan yang bekerja di proyek-proyek penelitian militer," Ozmen menambahkan.
Dalam penjajakan ini, sambung Ozmen, TAI juga memperkenalkan ANKA, satu di antara produk TAI yakni pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicles). Saat ini TAI telah mengembangkan ANKA dengan berbagai jenis dan tipe.
ANKA juga bisa dipesenjatai sekelas MALE (Medium Altitude Long Endurance) buatan Amerika Serikat. Saat ini ANKA juga sudah digunakan tentara Angkatan Darat Turki.
"Pesawat ini berkemampuan terbang hingga 20 ribu feet. Mampu mengangkut beban hingga 200 kilogram. Dilengkapi kamera dan sejumlah sensor. Di beberapa negara, ANKA sudah digunakan untuk memerangi ancaman teror. Antara lain di Asia Selatan," pungkasnya.
TURKISH Aerospace Industries (TAI) Inc berupaya memperluas cakupan bisnisnya di Indonesia dalam industri penerbangan.
Pada Selasa (14/8/2018) di Hotel Mulia, Senayan, para direksi perusahaan ini melakukan pertemuan dengan sejumlah perusahaan ternama tanah air, termasuk PT Dirgantara Indonesia dan PT Telkom Indonesia untuk menjejaki kerjasama lebih jauh.
Setidaknya ada 14 perusahaan yang diajak kerjasama dengan perusahaan peralatan pesawat yang telah berdiri sejak 15 Mei 1984 tersebut.
Pertemuan antara pihak TAI dengan perusahaan-perusahaan Indonesia itu digelar di hotel bintang lima di Jakarta, Selasa (14/8/2018).
Dalam kerjasama ini TAI juga memperkenalkan salah satu produk unggulannya yakni pesawat tanpa awak bernama ANKA.
Vice Presiden TAI Tamer Ozmen mengatakan, pertemuan dengan perusahaan-perusahaan Indonesia juga dibahas kemungkinan peluang kerjasama usaha.
Misalnya, pihak perusahaan Indonesia memasok suatu produk terkait pesawat dan aneka teknologinya atau sebaliknya.
Ia pun yakin peralatan yang dimiliki TAI bisa digunakan perusahaan- perusahaan atau instansi pemerintah Indonesia karena lebih murah dan lebih tangguh dari produk Amerika Serikat.
"Kami berharap ada titik terang peluang kerjasama usaha yang saling menguntungkan," ungkapnya.
Ditanya soal dampak pelemahan mata uang Turki akhir-akhir ini, Ozmen menyebut hal itu tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahannya.
"Sama sekali tidak berpengaruh terhadap perusahaan kami. Kami perusahaan yang berpengalaman dan memiliki fasilitas pesawat modern, dilengkapi mesin teknologi tinggi. Dari segi peralatan, kami menyediakan kemampuan manufaktur yang luas. Mulai dari bagian manufaktur untuk perakitan pesawat, tes penerbangan dan pengiriman," jelasnya.
"Pada 2010 TAI mempekerjakan lebih dari 1.500 insinyur. Di antaranya sekitar 850 adalah insinyur penelitian dan pengembangan yang bekerja di proyek-proyek penelitian militer," Ozmen menambahkan.
Dalam penjajakan ini, sambung Ozmen, TAI juga memperkenalkan ANKA, satu di antara produk TAI yakni pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicles). Saat ini TAI telah mengembangkan ANKA dengan berbagai jenis dan tipe.
ANKA juga bisa dipesenjatai sekelas MALE (Medium Altitude Long Endurance) buatan Amerika Serikat. Saat ini ANKA juga sudah digunakan tentara Angkatan Darat Turki.
"Pesawat ini berkemampuan terbang hingga 20 ribu feet. Mampu mengangkut beban hingga 200 kilogram. Dilengkapi kamera dan sejumlah sensor. Di beberapa negara, ANKA sudah digunakan untuk memerangi ancaman teror. Antara lain di Asia Selatan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.