Pengujian UAV di Serpong UAV ANKA ☠
Turkish Aerospace Industries (TAI) melakukan kunjungan ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Serpong, Tangerang Selatan pada hari Kamis, untuk memperkuat kerja sama.
Kunjungan tersebut sekaligus menandai 10 tahun kerja sama antar perusahaan dan lembaga kedua negara tersebut.
Vice President Corporate Marketing and Communication TAI Tamer Ozmen mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa kerja sama kedua pihak tersebut sudah berlangsung sejak 2008.
“Kerja sama dimulai pada saat pengembangan program pesawat terbang tanpa awak (unmanned aircraft vehicle/UAV) ANKA,” ujar Tamer.
Pada waktu itu, TAI melakukan uji coba terowongan angin (wind tunnel) UAV ANKA di fasilitas Indonesian Low Speed Tunnel (ILST) milik Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT.
ANKA merupakan pesawat terbang tanpa awak (UAV) kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang dikembangkan TAI. Pengujian tersebut untuk memperoleh data karakteristik aerodinamika UAV tersebut.
Kemudian, Tamer menjelaskan pengujian kedua yang dilakukan TAI di BBTA3 untuk varian lain ANKA termasuk varian SATCOM pada April hingga Mei 2015.
Pengujian ini untuk mendapatkan data terkait efek dari perubahan bentuk (deformasi) sayap, SAR dan SATCOM, kamera, winglet, dan saluran masuk udara dalam karakteristik aerodinamika ANKA.
Selanjutnya, pada April dan Juni 2015 telah dilakukan pengujian ketiga dalam skala penuh untuk bagian sayap dari ANKA generasi terbaru. Dan pengujian keempat dilakukan pada Oktober 2017 untuk seluruh konfigurasi ANKA generasi terbaru.
“Keempat pengujian terowongan angin (wind tunnel test) di ILST telah berkontribusi besar terhadap pengembangan sistem UAV ANKA dengan performa terbang yang superior dan fitur keamanan yang meningkat,” Tamer mengakui.
Tamer menegaskan bahwa UAV ANKA kelas MALE memiliki sistem kecerdasan, pengintaian, pengawasan, dan penyerangan untuk bertempur yang sudah teruji untuk keamanan dalam negeri di Turki.
“Selain itu, ANKA juga sudah teruji untuk operasi pengawasan yang dipakai oleh berbagai end users di Turki,” imbuh Tamer.
Tamer juga mengatakan saat ini ANKA sudah siap untuk melayani misi militer dengan berbagai konfigurasi payload yang dibutuhkan angkatan udara dari berbagai negara.
“ANKA sudah memiliki pengalaman yang matang dan sudah terbang di Turki dan negara lainnya untuk aktivitas anti terorisme serta pengawasan darat dan laut,” ungkap Tamer.
Saat ini, TAI juga sedang berkolaborasi dengan BBTA3 untuk kelima kalinya dalam pengujian kapasitas payload sistem UAV di ILST untuk mendapatkan data karakteristik aerodinamika untuk pesawat terbang tanpa awak terbaru yang sedang dikembangkan TAI.
“Kami sangat mengapresiasi kontribusi BPPT melalui BBTA3 untuk kesuksesan dari pengembangan barisan produk UAV kami dan hal ini sangat menentukan untuk tetap mempertahankan kolaborasi yang bermanfaat untuk tahun-tahun yang akan datang,” ungkap Tamer.
Turkish Aerospace Industries (TAI) melakukan kunjungan ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Serpong, Tangerang Selatan pada hari Kamis, untuk memperkuat kerja sama.
Kunjungan tersebut sekaligus menandai 10 tahun kerja sama antar perusahaan dan lembaga kedua negara tersebut.
Vice President Corporate Marketing and Communication TAI Tamer Ozmen mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa kerja sama kedua pihak tersebut sudah berlangsung sejak 2008.
“Kerja sama dimulai pada saat pengembangan program pesawat terbang tanpa awak (unmanned aircraft vehicle/UAV) ANKA,” ujar Tamer.
Pada waktu itu, TAI melakukan uji coba terowongan angin (wind tunnel) UAV ANKA di fasilitas Indonesian Low Speed Tunnel (ILST) milik Balai Besar Teknologi Aerodinamika, Aeroelastika, dan Aeroakustika (BBTA3) BPPT.
ANKA merupakan pesawat terbang tanpa awak (UAV) kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE) yang dikembangkan TAI. Pengujian tersebut untuk memperoleh data karakteristik aerodinamika UAV tersebut.
Kemudian, Tamer menjelaskan pengujian kedua yang dilakukan TAI di BBTA3 untuk varian lain ANKA termasuk varian SATCOM pada April hingga Mei 2015.
Pengujian ini untuk mendapatkan data terkait efek dari perubahan bentuk (deformasi) sayap, SAR dan SATCOM, kamera, winglet, dan saluran masuk udara dalam karakteristik aerodinamika ANKA.
Selanjutnya, pada April dan Juni 2015 telah dilakukan pengujian ketiga dalam skala penuh untuk bagian sayap dari ANKA generasi terbaru. Dan pengujian keempat dilakukan pada Oktober 2017 untuk seluruh konfigurasi ANKA generasi terbaru.
“Keempat pengujian terowongan angin (wind tunnel test) di ILST telah berkontribusi besar terhadap pengembangan sistem UAV ANKA dengan performa terbang yang superior dan fitur keamanan yang meningkat,” Tamer mengakui.
Tamer menegaskan bahwa UAV ANKA kelas MALE memiliki sistem kecerdasan, pengintaian, pengawasan, dan penyerangan untuk bertempur yang sudah teruji untuk keamanan dalam negeri di Turki.
“Selain itu, ANKA juga sudah teruji untuk operasi pengawasan yang dipakai oleh berbagai end users di Turki,” imbuh Tamer.
Tamer juga mengatakan saat ini ANKA sudah siap untuk melayani misi militer dengan berbagai konfigurasi payload yang dibutuhkan angkatan udara dari berbagai negara.
“ANKA sudah memiliki pengalaman yang matang dan sudah terbang di Turki dan negara lainnya untuk aktivitas anti terorisme serta pengawasan darat dan laut,” ungkap Tamer.
Saat ini, TAI juga sedang berkolaborasi dengan BBTA3 untuk kelima kalinya dalam pengujian kapasitas payload sistem UAV di ILST untuk mendapatkan data karakteristik aerodinamika untuk pesawat terbang tanpa awak terbaru yang sedang dikembangkan TAI.
“Kami sangat mengapresiasi kontribusi BPPT melalui BBTA3 untuk kesuksesan dari pengembangan barisan produk UAV kami dan hal ini sangat menentukan untuk tetap mempertahankan kolaborasi yang bermanfaat untuk tahun-tahun yang akan datang,” ungkap Tamer.
☠ aa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.