Dari Palu Kapal Selam KRI Nanggala-402 sandar di dermaga Sionban Kapal Selam Lanal Palu [Portal Komando] ★
Pembangunan pangkalan kapal selam TNI AL di Palu, Sulawesi Tengah merupakan bagian dari Rencana Minimum Essensial Force (MEF) untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan RI hingga tahun 2024.
Namun demikian, tahap pembangunan yang sudah dilakukan itu terkena imbas dari gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu, pada 28 September lalu.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksma TNI Gig Jonias Mosez Sipasulta menyebut, hingga kini masih belum ada keputusan dari TNI AL untuk memindahkan pangkalan kapal selam dari Palu.
“Kalau itu biar nanti para pimpinan di TNI yang ambil keputusan untuk menjawab. Kalau sudah ada yang disampaikan dari atas pasti akan saya sampaikan,” ujar Gig di Mabesal, Cilangkap, Jakarta, Senin (15/10).
Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1988 itu menegaskan bahwa pangkalan kapal selam itu sudah masuk dalam program MEF dari tahun 2010. Dengan kata lain, pihaknya tidak menduga akan ada gempa dan tsunami yang berpengaruh pada tahap pembangunan.
“Pada waktu MEF dibuat kan kita tidak pernah berfikir kalau ada kejadian seperti ini,” imbuhnya.
Dia meyakini bahwa hal ini sudah dibicarakan dan dipertimbangkan di tingkat pimpinan bersama Kementerian Pertahanan. Sehingga ada saatnya mereka menyampaikan ke publik tentang keputusan dipindah atau tidaknya pangkalan kapal selam tersebut.
“Mungkin nanti langsung dari Bapak Kasal atau yang sesuai dengan bidangnya untuk menyampaikan,” pungkasnya.
Pembangunan pangkalan kapal selam TNI AL di Palu, Sulawesi Tengah merupakan bagian dari Rencana Minimum Essensial Force (MEF) untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan RI hingga tahun 2024.
Namun demikian, tahap pembangunan yang sudah dilakukan itu terkena imbas dari gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu, pada 28 September lalu.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksma TNI Gig Jonias Mosez Sipasulta menyebut, hingga kini masih belum ada keputusan dari TNI AL untuk memindahkan pangkalan kapal selam dari Palu.
“Kalau itu biar nanti para pimpinan di TNI yang ambil keputusan untuk menjawab. Kalau sudah ada yang disampaikan dari atas pasti akan saya sampaikan,” ujar Gig di Mabesal, Cilangkap, Jakarta, Senin (15/10).
Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1988 itu menegaskan bahwa pangkalan kapal selam itu sudah masuk dalam program MEF dari tahun 2010. Dengan kata lain, pihaknya tidak menduga akan ada gempa dan tsunami yang berpengaruh pada tahap pembangunan.
“Pada waktu MEF dibuat kan kita tidak pernah berfikir kalau ada kejadian seperti ini,” imbuhnya.
Dia meyakini bahwa hal ini sudah dibicarakan dan dipertimbangkan di tingkat pimpinan bersama Kementerian Pertahanan. Sehingga ada saatnya mereka menyampaikan ke publik tentang keputusan dipindah atau tidaknya pangkalan kapal selam tersebut.
“Mungkin nanti langsung dari Bapak Kasal atau yang sesuai dengan bidangnya untuk menyampaikan,” pungkasnya.
♞ RMOL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.