✈️ Pembelian Jet Tempur KFX/IFX✈️ Ilustrasi
Menko Polhukam Wiranto mengatakan Indonesia akan meminta negosiasi ulang terkait pengembangan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) dengan Pemerintah Korea Selatan. Negosiasi ulang itu dengan pertimbangan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
"Ini berlanjut terus program yang multiyears, tapi dengan kondisi ekonomi nasional, maka presiden memutuskan untuk bukan membatalkan tapi renegotiate atau negosiasi ulang bagaimana posisi Indonesia bisa lebih ringan untuk masalah-masalah yang menyangkut dengan pembiayaan," kataWiranto, usai rapat koordinasi, di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jumat (19/10/2018).
Wiranto mengatakan pemerintah akan membentuk tim untuk membahas poin-poin negosiasi ulang pengembangan pesawat tersebut. Tim itu nantinya akan diketuai Wiranto sendiri.
"Tentunya ini akan berdampak kepada bagaimana agreement yang lalu yang kita sudah bicarakan. Hari ini kita merapatkan karena Presiden memperintahkan untuk Polhukam mengetuai untuk tim renegosiasi ini kepada pihak Korea Selatan," kata Wiranto.
Wiranto berharap dalam waktu setahun, pembahasan negosiasi ulang ini akan diselesaikan. Adapun beberapa poin yang akan dinegosiasikan adalah pembiayaan, ongkos produksi, alih teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual.
"Banyak hal kita bicarakan masalah kemampuan pembiayaan dari Indonesia, masalah kemungkinan prosentase-prosentase development cost sharingnya berapa, lalu cost produksinya berapa lalu alih teknologinya kepasa Indonesia bagaimana, keuntungan HKI Hak Intelektual kita bagaimana, lalu pemasarannya bagaimana. Ini banyak sekali nggak bisa dalam satu jam kita selesaikan," ujarnya.
Wiranto menjelaskan proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur KFX/IFX ini dimulai dari riset hingga produksi. Ia menjelaskan program ini merupakan kerjasama jangka panjang.
"Beberapa waktu lalu memang kita kan ada program, itu program jangka panjang dengan suatu saat dimulai kerjasama researchnya dulu, membuat prototipenya dulu, baru produksinya," pungkasnya. (yld/mae)
Menko Polhukam Wiranto mengatakan Indonesia akan meminta negosiasi ulang terkait pengembangan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) dengan Pemerintah Korea Selatan. Negosiasi ulang itu dengan pertimbangan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.
"Ini berlanjut terus program yang multiyears, tapi dengan kondisi ekonomi nasional, maka presiden memutuskan untuk bukan membatalkan tapi renegotiate atau negosiasi ulang bagaimana posisi Indonesia bisa lebih ringan untuk masalah-masalah yang menyangkut dengan pembiayaan," kataWiranto, usai rapat koordinasi, di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jumat (19/10/2018).
Wiranto mengatakan pemerintah akan membentuk tim untuk membahas poin-poin negosiasi ulang pengembangan pesawat tersebut. Tim itu nantinya akan diketuai Wiranto sendiri.
"Tentunya ini akan berdampak kepada bagaimana agreement yang lalu yang kita sudah bicarakan. Hari ini kita merapatkan karena Presiden memperintahkan untuk Polhukam mengetuai untuk tim renegosiasi ini kepada pihak Korea Selatan," kata Wiranto.
Wiranto berharap dalam waktu setahun, pembahasan negosiasi ulang ini akan diselesaikan. Adapun beberapa poin yang akan dinegosiasikan adalah pembiayaan, ongkos produksi, alih teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual.
"Banyak hal kita bicarakan masalah kemampuan pembiayaan dari Indonesia, masalah kemungkinan prosentase-prosentase development cost sharingnya berapa, lalu cost produksinya berapa lalu alih teknologinya kepasa Indonesia bagaimana, keuntungan HKI Hak Intelektual kita bagaimana, lalu pemasarannya bagaimana. Ini banyak sekali nggak bisa dalam satu jam kita selesaikan," ujarnya.
Wiranto menjelaskan proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur KFX/IFX ini dimulai dari riset hingga produksi. Ia menjelaskan program ini merupakan kerjasama jangka panjang.
"Beberapa waktu lalu memang kita kan ada program, itu program jangka panjang dengan suatu saat dimulai kerjasama researchnya dulu, membuat prototipenya dulu, baru produksinya," pungkasnya. (yld/mae)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.