Menggantikan Panser Saladin Badak Pindad
Sempat membuat gebrakan pada pameran alustsista Indo Defence 2016 silam, kala itu Panser kanon 90 mm buatan Pindad dikabarkan akan segera diproduksi sebanyak 50 unit mulai 2016 untuk mengisi di satuan Yonkav TNI AD. Namun berjalannya waktu, kelanjutan berita ini sayup-sayup meredup.
Bertepatan dengan pembukaan hari pertama Indo Defence 2018 (Rabu, 7/11), awak redaksi AR mencoba mengonfirmasi kelanjutan panser kanon yang dinamai Badak tersebut. AR mewawancarai Windhu Nurkemal Paramata, Manajer Pengembangan Produk & Proses Kendaraan Khusus PT Pindad.
Kabar baiknya adalah, kontrak pengadaan panser kanon Badak akan segera dijalankan. Produksi akan segera dimulai tahun 2019 hingga 2020 dalam dua batch. Namun, jumlahnya berkurang menjadi kisaran 14 unit saja.
Sobat AR, namun demikian panser kanon Badak yang akan diproduksi speksifikasinya terutama level protekeksinya jauh lebih baik dari purwarupa Badak sebelumnya yang telah lulus sertifikasi dari Dislitbang AD tersebut.
Badak baru akan mendapatkan baju zirah rangkap (add-on) yang menjadikannya tahan terhadap peluru senapan mesin kaliber 12,7 dan 14,5 mm. Selain itu juga tahan terhadap hantaman serpihan munisi artileri.
Untuk penanggulangan terhadap ranjau, meskipun belum diuji coba langsung dil apangan, digadang panser kanon Badak dapat menghadapi ranjau darat hingga tingkat ledakan di bawah 6 kg TNT. “Simulasi laboraturium ini telah dilakukan oleh ITB bersama Pindad,” tutur Windhu.
Sebagai senjata andalannya, panser kanon Badak mengusung kubah senjata buatan CMI Defence, Belgia jenis CSE90LP (Low Pressure) bersenjatakan kanon Cockerill MkIII kaliber 90 mm. Sebagai senjata sekunder untuk menyikat sasaran ringan tersedia senapan mesin (koaksial) kaliber 7,62 mm buatan Pindad.
Bentuk keseluruhan Badak terlihat kompak, dengan dimensi panjang 6 m, lebar 2,5 dan tinggi plus kubah 2,9 m. Dibutuhkan tiga orang awak untuk mengoperasika panser kanon Badak, masing-masing yakni pengemudi, komandan, dan juru senjata.
Badak baja berpenggerak 6X6 ini memiliki bobot 11 ton. Sebagai dapur pacu adalah mesin diesel berdaya 320 hp. Sang Badak dapat berlari maksimum 90 km/jam di permukaan datar dan keras dengan jangkauan operasi hingga 600 km.
Sobat AR, panser kanon Badak rencananya akan menggantikan posisi panser kanon 76 mm FV-601 Saladin. Panser 6X6 buatan Alvis, Inggris ini didatangkan awal tahun 1960-an dan sudah selayaknya untuk digantikan karena kemampuannya semakin berkurang karena faktor usia. [Rangga Baswara Sawiyya]
Sempat membuat gebrakan pada pameran alustsista Indo Defence 2016 silam, kala itu Panser kanon 90 mm buatan Pindad dikabarkan akan segera diproduksi sebanyak 50 unit mulai 2016 untuk mengisi di satuan Yonkav TNI AD. Namun berjalannya waktu, kelanjutan berita ini sayup-sayup meredup.
Bertepatan dengan pembukaan hari pertama Indo Defence 2018 (Rabu, 7/11), awak redaksi AR mencoba mengonfirmasi kelanjutan panser kanon yang dinamai Badak tersebut. AR mewawancarai Windhu Nurkemal Paramata, Manajer Pengembangan Produk & Proses Kendaraan Khusus PT Pindad.
Kabar baiknya adalah, kontrak pengadaan panser kanon Badak akan segera dijalankan. Produksi akan segera dimulai tahun 2019 hingga 2020 dalam dua batch. Namun, jumlahnya berkurang menjadi kisaran 14 unit saja.
Sobat AR, namun demikian panser kanon Badak yang akan diproduksi speksifikasinya terutama level protekeksinya jauh lebih baik dari purwarupa Badak sebelumnya yang telah lulus sertifikasi dari Dislitbang AD tersebut.
Badak baru akan mendapatkan baju zirah rangkap (add-on) yang menjadikannya tahan terhadap peluru senapan mesin kaliber 12,7 dan 14,5 mm. Selain itu juga tahan terhadap hantaman serpihan munisi artileri.
Untuk penanggulangan terhadap ranjau, meskipun belum diuji coba langsung dil apangan, digadang panser kanon Badak dapat menghadapi ranjau darat hingga tingkat ledakan di bawah 6 kg TNT. “Simulasi laboraturium ini telah dilakukan oleh ITB bersama Pindad,” tutur Windhu.
Sebagai senjata andalannya, panser kanon Badak mengusung kubah senjata buatan CMI Defence, Belgia jenis CSE90LP (Low Pressure) bersenjatakan kanon Cockerill MkIII kaliber 90 mm. Sebagai senjata sekunder untuk menyikat sasaran ringan tersedia senapan mesin (koaksial) kaliber 7,62 mm buatan Pindad.
Bentuk keseluruhan Badak terlihat kompak, dengan dimensi panjang 6 m, lebar 2,5 dan tinggi plus kubah 2,9 m. Dibutuhkan tiga orang awak untuk mengoperasika panser kanon Badak, masing-masing yakni pengemudi, komandan, dan juru senjata.
Badak baja berpenggerak 6X6 ini memiliki bobot 11 ton. Sebagai dapur pacu adalah mesin diesel berdaya 320 hp. Sang Badak dapat berlari maksimum 90 km/jam di permukaan datar dan keras dengan jangkauan operasi hingga 600 km.
Sobat AR, panser kanon Badak rencananya akan menggantikan posisi panser kanon 76 mm FV-601 Saladin. Panser 6X6 buatan Alvis, Inggris ini didatangkan awal tahun 1960-an dan sudah selayaknya untuk digantikan karena kemampuannya semakin berkurang karena faktor usia. [Rangga Baswara Sawiyya]
♘ Angkasa Review
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.