KRI Teluk Jakarta-541 [seputar kapal] ★
Markas Besar TNI Angkatan Laut melakukan evaluasi menyeluruh terhadap armada kapal perang yang dimiliki. Terutama kapal-kapal yang kondisi dan umurnya sudah cukup tua hingga memerlukan penanganan tertentu.
"Evaluasi itu kami lakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono kepada pers usai memimpin upacara Prasetya Perwira 323 orang siswa lulusan Pendidikan Pembentukan Perwira (Diktupa) di Kodiklatal, Surabaya, Jumat (17/7).
Pernyataan orang nomor satu di jajaran TNI AL itu menanggapi peristiwa tenggelamnya Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Jakarta-541 di perairan timur laut Pulau Kangean, Jawa Timur, pada Selasa (14/7) lalu.
Laksamana Yudo Margono menyebut KRI Teluk Jakarta-541 sangat laik layar dan sudah melewati prosedur tetap TNI AL sebelum melakukan pelayaran. Bahkan, kapal perang jenis Frosch buatan Jerman tahun 1973 dan masuk jajaran TNI AL pada 1993 itu sudah naik dok pada April 2020.
"Itu sudah persyaratan standar sebelum berlayar, termasuk kapal itu melaksanakan L1 dan L2 (latihan 1 dan 2). Jadi, semua sisi teknis dan kesiapan sudah terpenuhi," paparnya.
Namun demikian, lanjut Laksamana Yudo Margono, kapal perang itu mendapat musibah dihantam ombak besar saat berada di perairan timur laut Pulau Kangean hingga mengalami kebocoran dan akhirnya tenggelam. Sebanyak 55 anak buah kapal berhasil menyelamatkan diri.
"Dari sisi umur, kapal itu memang sudah cukup tua dan ada kemungkinan-kemungkinan yang timbul. Tetapi, saya tidak membela diri dan itu murni musibah yang tidak bisa dihindari," ujarnya menambahkan.
Untuk itu, demi menghindari peristiwa serupa terulang, Laksamana Yudo Margono telah menginstruksikan jajarannya melaksanakan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh kapal perang (KRI) dari kelas sejenis dan jenis lainnya yang saat ini dimiliki dan dioperasionalkan TNI AL.
KRI Teluk Jakarta-541 yang sedang melaksanakan operasi dukungan laut pergeseran logistik ke wilayah timur mengalami kebocoran yang mengakibatkan tenggelam pada kedalaman sekitar 90 meter di perairan timur laut Pulau Kangean, Jatim.
Kadispenal TNI AL Laksamana Pertama TNI M Zaenal mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (14/7) pagi sekitar pukul 09.00 WIB ketika gelombang laut di sekitar lokasi saat kejadian cukup tinggi antar 2,5 sampai dengan 4 meter. Seluruh anak buah kapal KRI Teluk Jakarta-541 yang berjumlah 55 orang dalam keadaan selamat.
"54 ABK diselamatkan oleh KM Tanto Sejahtera yang sedang berlayar di posisi 5 NM dari lokasi kejadian, satu ABK lainnya ditolong oleh KM Dobonsolo," tutur Kadispenal.
Markas Besar TNI Angkatan Laut melakukan evaluasi menyeluruh terhadap armada kapal perang yang dimiliki. Terutama kapal-kapal yang kondisi dan umurnya sudah cukup tua hingga memerlukan penanganan tertentu.
"Evaluasi itu kami lakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono kepada pers usai memimpin upacara Prasetya Perwira 323 orang siswa lulusan Pendidikan Pembentukan Perwira (Diktupa) di Kodiklatal, Surabaya, Jumat (17/7).
Pernyataan orang nomor satu di jajaran TNI AL itu menanggapi peristiwa tenggelamnya Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Jakarta-541 di perairan timur laut Pulau Kangean, Jawa Timur, pada Selasa (14/7) lalu.
Laksamana Yudo Margono menyebut KRI Teluk Jakarta-541 sangat laik layar dan sudah melewati prosedur tetap TNI AL sebelum melakukan pelayaran. Bahkan, kapal perang jenis Frosch buatan Jerman tahun 1973 dan masuk jajaran TNI AL pada 1993 itu sudah naik dok pada April 2020.
"Itu sudah persyaratan standar sebelum berlayar, termasuk kapal itu melaksanakan L1 dan L2 (latihan 1 dan 2). Jadi, semua sisi teknis dan kesiapan sudah terpenuhi," paparnya.
Namun demikian, lanjut Laksamana Yudo Margono, kapal perang itu mendapat musibah dihantam ombak besar saat berada di perairan timur laut Pulau Kangean hingga mengalami kebocoran dan akhirnya tenggelam. Sebanyak 55 anak buah kapal berhasil menyelamatkan diri.
"Dari sisi umur, kapal itu memang sudah cukup tua dan ada kemungkinan-kemungkinan yang timbul. Tetapi, saya tidak membela diri dan itu murni musibah yang tidak bisa dihindari," ujarnya menambahkan.
Untuk itu, demi menghindari peristiwa serupa terulang, Laksamana Yudo Margono telah menginstruksikan jajarannya melaksanakan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh kapal perang (KRI) dari kelas sejenis dan jenis lainnya yang saat ini dimiliki dan dioperasionalkan TNI AL.
KRI Teluk Jakarta-541 yang sedang melaksanakan operasi dukungan laut pergeseran logistik ke wilayah timur mengalami kebocoran yang mengakibatkan tenggelam pada kedalaman sekitar 90 meter di perairan timur laut Pulau Kangean, Jatim.
Kadispenal TNI AL Laksamana Pertama TNI M Zaenal mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (14/7) pagi sekitar pukul 09.00 WIB ketika gelombang laut di sekitar lokasi saat kejadian cukup tinggi antar 2,5 sampai dengan 4 meter. Seluruh anak buah kapal KRI Teluk Jakarta-541 yang berjumlah 55 orang dalam keadaan selamat.
"54 ABK diselamatkan oleh KM Tanto Sejahtera yang sedang berlayar di posisi 5 NM dari lokasi kejadian, satu ABK lainnya ditolong oleh KM Dobonsolo," tutur Kadispenal.
★ MSN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.