Totalnya Sampai 50 Triliun Ilustrasi PKR 10514 [GM] ★
Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo buka-bukaan soal kepemimpinan sang kakak Prabowo Subianto di Kementerian Pertahanan.
Hashim menyatakan tak lama setelah dilantik, Prabowo sudah buat gebrakan. Ketua Umum Partai Gerindra itu membatalkan sejumlah kontrak pengadaan Alutsista yang di mark up alias dinaikkan.
Hitung-hintungan Hashim total proyek yang ditolak Prabowo mencapai lebih dari Rp 50 triliun. Itupun hasil perhitungan kurs dolar saat dua bulan Prabowo dilantik jadi Menhan.
Hal itu diketahui Hashim saat Prabowo berkunjung ke kediamannya di Bali pada awal tahun baru 2020.
Saat itu, kata Hashim, Prabowo bercerita jika dirinya telah membatalkan kontrak-kontrak sebesar Rp 50 trilun.
Mendengar hal itu, Hashim sempat kaget. Namun saat ditelusuri kontrak tersebut telah di mark up sampai 1250 persen.
"Kontrak-kontra Alutsista, kontrak senjata di Kemenhan senilai 3,4 miliar dolar. Dia (Prabowo) bilang ke saya, saya tidak mau terlibat korupsi, ini kontrak korup," ujar Hasim di Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Hashim menambahkan setelah membatalkan sejumlah kontrak tersebut, Prabowo mengembalikan anggaran ke Kementerian Keuangan.
Ternyata, sambung Hasim, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga kaget Prabowo mengembalikan anggaran hingga puluhan triliun.
Menurut Hashim jika dirinya ingin memperkaya keluarga, bisa saja ia meminta jatah dari hasil mark up tersebut.
Uang yang didapat, sambung Hashim, pastinya tidak sebanding dengan hasil ekspor benih lobster benur yang dilakukan PT Bima Sakti Mutiara.
PT, Bima Sakti Mutiara merupakan salah satu perusahaan yang mendapat jatah ekspor benih lobster dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Adapun Direktur Utama PT Bima Sakti Mutiara adalah Rahayu Saraswati yang tak lain putri Hashim Djojohadikusumo.
"Kalau Prabowo dan saya mau jahat 5 persen dari Rp 50 triliun itu Rp 2,5 triliun. Rp 2,5 tiliun itu berapa benur yang anak saya harus ekspor untuk dapat uang itu. Prabowo low profile, dia bilang saya tidak mau terlibat korupsi," ujar Hashim.
Wakil Ketua DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo buka-bukaan soal kepemimpinan sang kakak Prabowo Subianto di Kementerian Pertahanan.
Hashim menyatakan tak lama setelah dilantik, Prabowo sudah buat gebrakan. Ketua Umum Partai Gerindra itu membatalkan sejumlah kontrak pengadaan Alutsista yang di mark up alias dinaikkan.
Hitung-hintungan Hashim total proyek yang ditolak Prabowo mencapai lebih dari Rp 50 triliun. Itupun hasil perhitungan kurs dolar saat dua bulan Prabowo dilantik jadi Menhan.
Hal itu diketahui Hashim saat Prabowo berkunjung ke kediamannya di Bali pada awal tahun baru 2020.
Saat itu, kata Hashim, Prabowo bercerita jika dirinya telah membatalkan kontrak-kontrak sebesar Rp 50 trilun.
Mendengar hal itu, Hashim sempat kaget. Namun saat ditelusuri kontrak tersebut telah di mark up sampai 1250 persen.
"Kontrak-kontra Alutsista, kontrak senjata di Kemenhan senilai 3,4 miliar dolar. Dia (Prabowo) bilang ke saya, saya tidak mau terlibat korupsi, ini kontrak korup," ujar Hasim di Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Hashim menambahkan setelah membatalkan sejumlah kontrak tersebut, Prabowo mengembalikan anggaran ke Kementerian Keuangan.
Ternyata, sambung Hasim, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga kaget Prabowo mengembalikan anggaran hingga puluhan triliun.
Menurut Hashim jika dirinya ingin memperkaya keluarga, bisa saja ia meminta jatah dari hasil mark up tersebut.
Uang yang didapat, sambung Hashim, pastinya tidak sebanding dengan hasil ekspor benih lobster benur yang dilakukan PT Bima Sakti Mutiara.
PT, Bima Sakti Mutiara merupakan salah satu perusahaan yang mendapat jatah ekspor benih lobster dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Adapun Direktur Utama PT Bima Sakti Mutiara adalah Rahayu Saraswati yang tak lain putri Hashim Djojohadikusumo.
"Kalau Prabowo dan saya mau jahat 5 persen dari Rp 50 triliun itu Rp 2,5 triliun. Rp 2,5 tiliun itu berapa benur yang anak saya harus ekspor untuk dapat uang itu. Prabowo low profile, dia bilang saya tidak mau terlibat korupsi," ujar Hashim.
★ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.