Pilot Susi Air Philip Mehrtens (jaket biru) disandera OPM di Papua. (Arsip Istimewa) ★
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru buka suara mengenai laporan pasukan gabungan TNI-Polri menyerang basis-basis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) penculik pilot Susi Air, Philip Mehrtens.
Kemlu Selandia Baru mengaku sudah mengetahui kabar tersebut dan menyatakan bahwa keselamatan Mehrtens yang merupakan warga negara Selandia Baru tetap menjadi prioritas pemerintah.
"Kami mengetahui laporan insiden keamanan baru-baru ini di Papua," demikian pernyataan Kemlu Selandia Baru kepada CNNIndonesia.com, Rabu (29/3).
"Kesejahteraan warga Selandia Baru [Philip Mehrtens] yang menjadi inti dari situasi ini adalah prioritas utama kami," lanjut pernyataan tersebut.
Dalam pernyataan itu, Kemlu Selandia Baru juga menegaskan bahwa pemerintah Wellington melakukan semua upaya untuk mendapat resolusi damai dan pembebasan sandera dengan aman.
"Termasuk bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia dan mengerahkan staf konsuler Selandia Baru," demikian pernyataan Kemlu Selandia Baru.
Juru bicara Kemlu Selandia Baru merilis pernyataan untuk menjawab pertanyaan seputar perkembangan dan langkah baru kasus penyanderaan Mehrtens usai media negara itu melaporkan operasi pembebasan oleh Indonesia di markas TPNPB-OPM pekan lalu.
Media Radio New Zealand (RNZ) melaporkan pasukan RI melancarkan operasi pembebasan pada Kamis (23/3) di Nduga pukul 01.00 waktu setempat.
Serangan itu menyulut serangan balik dari grup separatis Papua tersebut dan menimbulkan korban jiwa.
TPNPB-OPM mengonfirmasi mengenai kabar serangan itu melalui pernyataan yang dirilis Minggu (26/3). Mereka menegaskan operasi yang dilakukan pasukan RI tersebut melanggar permintaan dari pemerintah Selandia Baru yakni upaya pembebasan Mehrtens secara damai tanpa kekerasan.
OPM juga mengakui satu orang anggota mereka tewas dalam kontak senjata dengan pasukan RI, seperti dilansir dari RNZ. Namun, mereka mengklaim berhasil menembak pasukan musuh dan menyebut satu tentara TNI tewas serta satu lagi dari personel Polri.
Sejauh ini belum jelas posisi Mehrtens terkait kabar penyerbuan pasukan TNI-Polri ke basis OPM. Kemungkinan pria yang sudah disandera lebih dari sebulan itu masih disembunyikan di tengah-tengah hutan Papua.
Sementara itu, belum ada keterangan lebih lanjut dari TNI dan Polri terkait kabar penyerangan ini. CNNIndonesia.com masih mencoba meminta konfirmasi dari otoritas keamanan di Papua. (blq/bac)
Kementerian Luar Negeri Selandia Baru buka suara mengenai laporan pasukan gabungan TNI-Polri menyerang basis-basis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) penculik pilot Susi Air, Philip Mehrtens.
Kemlu Selandia Baru mengaku sudah mengetahui kabar tersebut dan menyatakan bahwa keselamatan Mehrtens yang merupakan warga negara Selandia Baru tetap menjadi prioritas pemerintah.
"Kami mengetahui laporan insiden keamanan baru-baru ini di Papua," demikian pernyataan Kemlu Selandia Baru kepada CNNIndonesia.com, Rabu (29/3).
"Kesejahteraan warga Selandia Baru [Philip Mehrtens] yang menjadi inti dari situasi ini adalah prioritas utama kami," lanjut pernyataan tersebut.
Dalam pernyataan itu, Kemlu Selandia Baru juga menegaskan bahwa pemerintah Wellington melakukan semua upaya untuk mendapat resolusi damai dan pembebasan sandera dengan aman.
"Termasuk bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia dan mengerahkan staf konsuler Selandia Baru," demikian pernyataan Kemlu Selandia Baru.
Juru bicara Kemlu Selandia Baru merilis pernyataan untuk menjawab pertanyaan seputar perkembangan dan langkah baru kasus penyanderaan Mehrtens usai media negara itu melaporkan operasi pembebasan oleh Indonesia di markas TPNPB-OPM pekan lalu.
Media Radio New Zealand (RNZ) melaporkan pasukan RI melancarkan operasi pembebasan pada Kamis (23/3) di Nduga pukul 01.00 waktu setempat.
Serangan itu menyulut serangan balik dari grup separatis Papua tersebut dan menimbulkan korban jiwa.
TPNPB-OPM mengonfirmasi mengenai kabar serangan itu melalui pernyataan yang dirilis Minggu (26/3). Mereka menegaskan operasi yang dilakukan pasukan RI tersebut melanggar permintaan dari pemerintah Selandia Baru yakni upaya pembebasan Mehrtens secara damai tanpa kekerasan.
OPM juga mengakui satu orang anggota mereka tewas dalam kontak senjata dengan pasukan RI, seperti dilansir dari RNZ. Namun, mereka mengklaim berhasil menembak pasukan musuh dan menyebut satu tentara TNI tewas serta satu lagi dari personel Polri.
Sejauh ini belum jelas posisi Mehrtens terkait kabar penyerbuan pasukan TNI-Polri ke basis OPM. Kemungkinan pria yang sudah disandera lebih dari sebulan itu masih disembunyikan di tengah-tengah hutan Papua.
Sementara itu, belum ada keterangan lebih lanjut dari TNI dan Polri terkait kabar penyerangan ini. CNNIndonesia.com masih mencoba meminta konfirmasi dari otoritas keamanan di Papua. (blq/bac)
★ CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.