🛩 Bahas Belanja Alutsista Perencanaan modernisasi alutsista TNI AL (Dispenal)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, mengungkapkan komitmen Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk mengembangkan TNI AL menjadi lebih kuat.
Sebelumnya, Ali menghadiri rapat terbatas RAPBN 2025 bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga dihadiri oleh Prabowo dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/8) kemarin.
Di sela-sela agenda rapat terbatas RAPBN 2025, tampak Ali berbincang empat mata dengan Prabowo. Pada kesempatan tersebut, Ali menjelaskan dirinya bersama Prabowo membahas postur pembangunan kekuatan TNI AL, salah satunya belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista).
“(Perbicangan) lebih banyak tentang masalah alutsita untuk TNI AL, seperti (kapal perang) fregat, pesawat, dan semua unsur,” ungkap Ali kepada Indonesia Defense Magazine usai acara peluncuran buku “Sea Power Indonesia di Era Indo-Pasifik”, Jakarta, Selasa (6/8).
Ali mengaku Prabowo sepakat dengan postur pembangunan kekuatan TNI AL dengan rencana prioritas belanja untuk sejumlah alutsista yang akan mendukung tugas dan operasi angkatan laut dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan perairan Indonesia.
“Bagus, bagus. Beliau (Prabowo) sangat setuju. Intinya, beliau ingin mengembangkan (TNI AL) dan mengatakan Indonesia harus memiliki angkatan laut yang kuat, karena negara kita merupakan kepulauan,” kata Ali.
Beberapa waktu lalu, Prabowo menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kemampuan operasional dan pertahanan laut Indonesia dalam rangka menghadapi dinamika keamanan maritim di wilayah perairan Indonesia.
“Memperkuat matra laut sangat penting sebagai bagian integral dari pertahanan nasional,” tegas Prabowo saat bertemu dengan Ali, pada Jumat (3/5) lalu.
Adapun TNI AL pada tahun ini berupaya merampungkan dua dokumen strategis, yaitu Rencana Strategis (Renstra) TNI AL 2025-2029 dan Postur Pembangunan Kekuatan TNI AL 2025-2044. Nantinya, dua dokumen itu menjadi pedoman pembangunan kekuatan TNI AL ke depan, terutama setelah berakhirnya pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF) pada akhir 2024.
Dua dokumen strategis itu yang saat ini masih disusun TNI AL juga berpedoman kepada visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045, yakni “Indonesia Emas”. TNI AL dalam postur pembangunan kekuatan sampai 2044 juga mengangkat visi untuk menjadi angkatan laut yang modern, menggentarkan di kawasan (regionally-deterrent), dan berproyeksi global (globally-projected). (at)
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali, mengungkapkan komitmen Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk mengembangkan TNI AL menjadi lebih kuat.
Sebelumnya, Ali menghadiri rapat terbatas RAPBN 2025 bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga dihadiri oleh Prabowo dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/8) kemarin.
Di sela-sela agenda rapat terbatas RAPBN 2025, tampak Ali berbincang empat mata dengan Prabowo. Pada kesempatan tersebut, Ali menjelaskan dirinya bersama Prabowo membahas postur pembangunan kekuatan TNI AL, salah satunya belanja alat utama sistem persenjataan (alutsista).
“(Perbicangan) lebih banyak tentang masalah alutsita untuk TNI AL, seperti (kapal perang) fregat, pesawat, dan semua unsur,” ungkap Ali kepada Indonesia Defense Magazine usai acara peluncuran buku “Sea Power Indonesia di Era Indo-Pasifik”, Jakarta, Selasa (6/8).
Ali mengaku Prabowo sepakat dengan postur pembangunan kekuatan TNI AL dengan rencana prioritas belanja untuk sejumlah alutsista yang akan mendukung tugas dan operasi angkatan laut dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan perairan Indonesia.
“Bagus, bagus. Beliau (Prabowo) sangat setuju. Intinya, beliau ingin mengembangkan (TNI AL) dan mengatakan Indonesia harus memiliki angkatan laut yang kuat, karena negara kita merupakan kepulauan,” kata Ali.
Beberapa waktu lalu, Prabowo menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kemampuan operasional dan pertahanan laut Indonesia dalam rangka menghadapi dinamika keamanan maritim di wilayah perairan Indonesia.
“Memperkuat matra laut sangat penting sebagai bagian integral dari pertahanan nasional,” tegas Prabowo saat bertemu dengan Ali, pada Jumat (3/5) lalu.
Adapun TNI AL pada tahun ini berupaya merampungkan dua dokumen strategis, yaitu Rencana Strategis (Renstra) TNI AL 2025-2029 dan Postur Pembangunan Kekuatan TNI AL 2025-2044. Nantinya, dua dokumen itu menjadi pedoman pembangunan kekuatan TNI AL ke depan, terutama setelah berakhirnya pembangunan kekuatan pokok minimum (MEF) pada akhir 2024.
Dua dokumen strategis itu yang saat ini masih disusun TNI AL juga berpedoman kepada visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045, yakni “Indonesia Emas”. TNI AL dalam postur pembangunan kekuatan sampai 2044 juga mengangkat visi untuk menjadi angkatan laut yang modern, menggentarkan di kawasan (regionally-deterrent), dan berproyeksi global (globally-projected). (at)
🛩 IDM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.