Lambang Raider |
Ⓟasukan TNI satuan Yonif 400 / Raider, sejak dua hari lalu
mengepung markas GAM pimpinan Tgk Muharram di kawasan pegunungan
Lambadeuk, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Pengepungan yang diwarnai
dengan aksi laga senjata itu, mengakibatkan lima pria yang diklaim
sebagai anggota GAM berhasil dilumpuhkan, 2 pucuk AK dan satu pistol
disita.
Tiga dari lima mayat anggota GAM yang diperkirakan meninggal pada Selasa
(6/1), baru dapat dievakuasi oleh anggota TNI/Polri dan seratusan
masyarakat dari empat desa di Kemukiman Lambadeuk serta relawan PMI,
pada Kamis (8/1) kemarin. Sementara dua mayat lainnya, dilaporkan telah
dikuburkan di kawasan pegunungan tersebut, karena tidak memungkinkan
lagi untuk dievakuasi.
Komandan Kodim 0101 / Aceh Besar, Letkol Inf Joko Warsito kepada Serambi
tadi malam mengatakan, satu dari tiga pria yang berhasil di evakuasi
oleh TNI bersama Polri dan masyarakat adalah Amiruddin (32), warga Lampuuk, Aceh
Besar, yang menjabat sebagai Panglima Muda Wilayah 25. "Sebagai
Panglima Muda dia membawahi beberapa Panglima Sagoe. GAM membagi Aceh
Besar ini menjadi tiga wilayah yaitu, wilayah 22, 25 dan 26" katanya.
Sejumlah prajurit TNI AD dari Satuan Tim Gultor Batalyon 400/Raider
turun dari heli dan melakukan penyergapan ke sarang pemberontak saat
mengikuti Latihan Taktis Batalyon Tim Pertempuran (BTP) 406 di daerah
latihan Kodam IV/Diponegoro, Bantir, Sumowono, Kabupaten Semarang, Rabu
(19/1). Latihan tersebut melibatkan berbagai kesatuan TNI AD guna
meningkatkan kemampuan prajurit dalam menerapkan teknik dan taktik pada
operasi pertempuran. (Foto: SM CyberNews / Maulana M Fahmi)
Sementara dua jenazah lainnya yang dievakuasi oleh relawan PMI NAD,
Banda Aceh dan Aceh Besar ke RSUZA Banda Aceh, telah dilihat oleh
keluarga mereka bernama Rafsanjani (22) dan M Amin (45), warga Ajun,
Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar. Sementara dua mayat lainnya yang
dikuburkan di kawasan pegunungan tidak berhasil diidentifikasi. Dandim
juga mengatakan, sampai tadi malam, aparat TNI masih terus mengepung
lokasi tersebut, yang diyakini sebagai salah satu lokasi persembunyian
GAM Aceh Besar pimpinan Tgk Muharram, yang diperkirakan berjumlah 50
orang dengan kekuatan 30-an pucuk senjata campuran. Menurut dia, di
kawasan tersebut aparat TNI menemukan satu gua yang di pintu masuknya
terdapat prasasti bertulis nama- nama anggota GAM bertandatangan Tgk
Muharram. "Tadi sore kembali terjadi kontak tembak, kita telah mengepung
kawasan tersebut," ujar Joko.
Sebelumnya, saat memantau kegiatan evakuasi mayat di Desa Lambadeuk,
Dandim Joko Warsito yang didampingi Komandan Yonif 400 / Raider, Letkol
Inf Nurahmad memperoleh kabar bahwa sekitar 15 anggota GAM yang
terkepung di lokasi tersebut melakukan kontak dengan keluarga mereka dan
menyatakan keinginan untuk menyerahkan diri. "Kita sedang menunggu
kabar dari mereka, mudah-mudahan mereka akan segera turun dengan damai,"
ujar Dandim dan berjanji akan memperlakukan anggota GAM yang menyerah
dengan baik.
Dandim juga mengatakan, insiden kontak tembak yang menyebabkan lima
anggota GAM menjadi korban dan tiga pucuk senjata serta sejumlah amunisi
dan perlengkapan GAM disita, di kawasan pegunungan Lambadeuk itu,
merupakan aksi pertama dengan hasil besar yang melibatkan 1 batalyon
pasukan Raider di kawasan Aceh Besar. "Kemampuan mereka memang sangat
baik, dalam gerakan awal mereka langsung kontak dan bisa melumpuhkan
GAM," demikian Dandim Joko Warsito.
☆ Dua hari
Sementara itu, jubir Koops TNI di Lhokseumawe, Letkol CAJ Ahmad Yani
Basuki mengonfirmasikan bahwa dalam dua hari terakhir ini terjadi 13
kali insiden kontak-tembak dengan tujuh pemberontak GAM dilumpuhkan, dua
tertangkap, dan seorang menyerahkan diri. Pasukan TNI menyita dua pucuk
AK-56, sepucuk AK-47, sepucuk pistol FN dan sepucuk pistol FN.
Di antara kontak tembak yang disebutkan Yani itu terjadi di Aceh Timur,
Rabu (7/1). Tim Topan Yonif-500/R kontak tembak dengan pemberontak GAM
di Bukit Glumpang Kecamatan Peureulak. Juga di Aceh Timur, Rabu, Tim
Topan-4 Yonif-500/Raider kontak tembak dengan separatis GAM di Kecamatan
Peureulak, seorang pemberontak GAM tanpa identitas berhasil dilumpuhkan.
Pasca kontak tembak tersebut, pasukan TNI menyita sepucuk pistol FN-45,
jenazah GAM itu diserahkan kepada Keuchik setempat untuk dimakamkan.
Sementara itu, di Aceh Utara, Rabu (7/1), Tim Sus dan Tim-1 Ki Macan
Yonif-502 kontak tembak dengan pemberontak GAM di Kampung Cut Calang,
Kecamatan Muara Batu. Seorang pemberontak GAM tanpa identitas
dilumpuhkan, aparat TNI menyita dua pucuk senjata AK-56, dua buah
magazen AK, tiga buah magazen M-16, 635 butir peluru M-16, 180 butir
amunsi AK, satu stel PDL loreng, sepotong celana loreng USA, sebuah
kopel rim, sebuah HP merek Motorolla, dua karung baju preman, dua lembar
bendera GAM, satu lembar selempang piket GAM, dan selembar badge MP.
Di Bireuen, Rabu, tim gabungan Dahlia dan Tim Cadas Yonif-301/PKS baku
tembak di Kampung Lesehan, Kecamatan Makmur. Di tempat itu, katanya, dua
orang pemberontak dilumpuhkan. Di Pidie, Rabu, Tim gabungan TNI/Polri
terdiri Koramil-02 Bandar Baru, Sattis-2/Pidie, Polsek Bandar Baru, dan
Brimob BKO Polsek Bandar Baru kontak tembak dengan separatis GAM di Desa
Musa Bandar Baru. Seorang GAM dilumpuhkan bernama Muhammad Ibrahim (30)
penduduk Desa Uteun, Kecamatan Bandar Baru. Disita sepucuk pistol
Revolver, 20 butir amunisi pistol dan sebuah HT merek Kenwood.
Yonif 323 / Raider |
Di Pidie, Selasa (6/1) Sekitar pukul 20.30 WIB seorang pemberontak GAM
bernama Abdullah Daud (52) penduduk Desa Tangkung Kecamatan Sakti
menyerahkan diri pada Koramil-12/Sakti. "Dari berbagai insiden
bersenjata itu tidak ada korban dari pihak TNI," kata Letkol Ahmad
Yani.(nal/j/ib)
Sumber :
- Serambinews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.