Kamis, 12 April 2012

Fokker F-27

Fokker F-27 TNI AU (Foto airliners)
Walaupun sekarang pesawat jenis Fokker hampir dilupakan orang di Indonesia, ada dua hal dari nama besar Fokker ini yang terkait dengan Indonesia. Yang pertama adalah pendirinya, Anthony Herman Gerard Fokker, yang lahir di bumi Indonesia. Dan yang kedua adalah bahwa pesawat jenis Fokker ini pernah merajai di hampir seluruh bandara-bandara di dalam negeri selama periode 1970 hingga 1990. Jumlah populasinya di Indonesia adalah yang terbesar ke dua di dunia, setelah Negeri Belanda. Garuda Indonesia pernah memiliki pesawat jenis Fokker series F-27 Friendship, F-28 Fellowship. TNI-AU mempunyai Fokker F-27 Troopship dan Sempati Air pernah membeli series Fokker F-100. Pabrik ini akhirnya bangkrut karena rugi dan ditutup pada tahun 1996. 

 Anthony Herman Gerard Fokker

Posted Image
Anthony (Tony) Herman Gerard Fokker adalah orang Belanda yang lahir di Blitar, Jawa Timur, Indonesia pada tanggal 6 April 1890 , yang pada masa itu masih bernama Neederlandsch IndiĆ«. Ia meninggal pada usia muda pada tanggal 23 Desember 1939 di New York, Amerika Serikat. Sumber lain mengatakan bahwa Fokker lahir di Kediri. Kemungkinan besar hal ini bukan suatu kekeliruan karena Blitar waktu itu masuk di dalam keresidenan Kediri. 

Ayah Tony, Herman Fokker adalah pemilik perkebunan kopi di Jawa Timur. Sejak usia empat tahun, setelah adiknya lahir, Fokker kecil sudah dibawa pulang oleh orang tuanya kembali ke negeri asalnya di Haarlem, Negeri Belanda agar bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Kegemaran Tony waktu kecil adalah membuat percobaan mesin uap dan bermain dengan model keretaapi-keretaapian. Hal ini mengakibatkan ia agak tertinggal di sekolah.

Pada usia 20 tahun Anthony dikirim oleh ayahnya ke Jerman untuk memperdalam keahliannya dalam hal mesin mobil. Tapi ternyata anak ini lebih cakap dan berminat pada rancang-bangun, pembuatan dan menerbangi pesawat terbang. Disini Tony menunjukkan bakatnya yang luar biasa dalam hal pembuatan pesawat terbang. Maklum pada masa itu seluruh Eropa sedang "demam" pesawat terbang, menyusul ditemukannya pesawat terbang untuk yang pertama kali di dunia oleh Orville dan Wilbur Wiright pada tanggal 17 Desember 1903 di Kitty Hawk, North Caroline, Amerika Serikat. Fokker membuat gempar seluruh Jerman pada waktu ia berhasil menciptakan pesawatnya yang pertama. Pesawat ini diberi nama "De Spin" yang dalam bahasa Jerman berarti Laba-Laba (The Spider). Sayangnya pesawat udara yang diterbangkan oleh rekannya ini mengalami kecelakaan, menabrak pohon dan rusak. Pada percobaan berikutnya, dengan pesawat buatannya yang ke dua dari jenis yang sama Fokker berhasil mendapatkan license penerbangnya.

Pada tahun 1912, Fokker mendirikan pabrik pesawat terbangnya yang pertama, yang diberi nama Fokker Aeroplanbau di Johannisthal dekat Berlin. Pada waktu Perang Dunia I pecah tahun 1914 pabriknya dinasionalisasi oleh pemerintah Jerman. Tapi Anthony Fokker dipertahankan sebagai pimpinannya. Sejak itu ia berhasil memproduksi lebih dari 40 tipe pesawat terbang untuk kepentingan militer Jerman. Salah satu penemuannya yang spektakuler pada masa itu adalah sistem yang mampu mensinkronisasikan penembakan peluru senapan mesin yang dipasang dipesawat, melalui celah baling-baling pesawat yang sedang berputar.

Tahun 1918 Perang Dunia I usai dan Traktat Versailles ditanda-tangani. Di dalam traktat ini Jerman dilarang membangun industri pesawat terbang. Fokker terpaksa harus "pulang kampung" ke Negeri Belanda pada tahun 1919. Disana ia mendirikan NV Koninklijke Vlietuigen Fabriek Fokker atau Dutch Aircraft Company, yang kemudian dikenal dengan nama Fokker Aircraft Company. Tahun 1922 Anthony pindah ke Amerika Serikat dan menjadi warga negara Amerika. Disini ia mendirikan cabang pabriknya yang ia beri nama Atlantic Aircraft Corporation. Akibat persaingan yang ketat di Amerika, kekayaan Fokker berkurang sehingga ia harus pulang lagi ke Negeri Belanda dan menjadikan pabriknya disana sebagai pusat kegiatan pabrik-pabriknya yang lain. Walaupun produksi pesawat untuk penumpang terus berjalan, karir Fokker agak menurun. 

 Fokker F-27 TNI AU

F-27 TNI AU
Dilihat dari segi usia, pesawat yang satu ini sudah cukup berumur. Maklum masa baktinya di TNI-AU sudah lebih dari 30 tahun. Tapi sontak saja, Fokker F-27 M400 Troopship milik TNI-AU menjadi buah pembicaraan dimana-mana setelah musibah jatuhnya F-27 dengan nomer A2703 pada hari Senin (6/4/2009). Jatuhnya pesawat angkut personel dengan mesin Turborprop ini menambah panjang arsenal TNI-AU yang jatuh cukup sering belakangan ini. Dari musibah jatuhnya F-27 di bandara Husein Sastranegara, Bandung, TNI-AU kehilangan 24 personelnya, beberapa diantaranya adalah anggota tim elit “Bravo” yang tengah melakukan latihan terjun.

Sekilas pandang, Fokker F-27 mulai diterima oleh TNI-AU dari Belanda antara tahun 1975 dan 1976. Pesawat ini menjadi ujung tombak skadron udara 2 yang bermarkas di Lanud Halim Perdanakusumah, pesawat lain yang ada di skadron 2 adalah CN-235 Military version. Versi yang jatuh hari Senin lalu merupakan pengembangan dari F-27 versi sipil (komersial) yang diberi kode F-27 Friendship. Letak perbedaan yang utama terletak pada konfigurasi kabin, perlengkapan avionik dan perbedaan pintu belakang. Pada F-27 Troopship, pintu dirancang lebih besar untuk memudahkan penerjunan pasukan para. Menurut beberapa media TNI AU menggunakan 8 unit pesawat Fokker F-27 sebagai pesawat angkut pasukan. Kedepannya Armada Fokker F-27 ini secara bertahap akan digantikan oleh C-295, rencananya akhir tahun 2012 sebanyak 2 unit akan datang. Indonesia telah memesan 9/10 unit C-295, dan akan di produksi oleh Dirgantara Indonesia secara  lisensi.

Selain versi komersial dan militer, F-27 juga dikembangkan sampai saat ini dan telah digunakan oleh banyak negara. Salah satunya Singapura yang mengoperasikan F-27 versi intai maritim. Bahkan F-27 dikembangkan untuk bisa dilengkapi persenjataan, yakni Fokker F-27 Enforcer yang bisa menggotong beragam rudal seperti AM39 Exocet, Harpoon, Sea Skua dan Maverick. Enforcer juga dilengkapi radar intai permukaan yang canggih. Enforcer saat ini telah digunakan oleh Belanda, Irlandia, Finlandia, Singapura, Filipina, Spanyol dan Thailand.

 Spesifikasi F-27 Troopship

* Kru : 2/3 orang

* Kapasitas : 40-60 pasukan
* Panjang : 25.06 m (82 ft 2½ in)
* Lebar sayap : 29.00 m (95 ft 1¾ in)
* Tinggi : 8.72 m (28 ft 7¼ in)
* Wing area : 70.07 m² (754 ft²)
* Berat kosong : 11,204 kg (24,650 lb)
* Berat maksimum take off : 19,773 kg (43,500 lb)
* Mesin : 2× Rolls-Royce Dart Mk.532-7 turboprop engines, 1,678 kW (2,250 eshp)
 

 Performa

* Kecepatan Jelajah : 518 km/h (280 knots, 322 mph) at 20,000 ft (6,100 m)
* Jangkauan : 1,826 km (986 nm, 1,135 mi)
* Kecepatan menanjak : 7.37 m/s (1,450 ft/min)


Fokker F-27 (Foto airliners)

 Berita terkait F-27 TNI AU

- Petaka Menjelang Hari Jadi 

- Pesawat Fokker TNI AU Jatuh di Halim

- Fokker 27 TNI AU Jatuh: Tumbal Inkonsistensi Kebijakan Pemerintah

- Pesawat Fokker TNI Jatuh


 Sumber :
  • komandomiliter
  • popeyez

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...