Komisi I DPR: Anggaran alutsista TNI Rp 77,73 T
Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin
menyatakan, terjadi peningkatan anggaran yang signifikan dalam proyek
pengadaan alutsista TNI. Peningkatan tersebut mencapai Rp 77,73 triliun.
"Terjadi peningkatan untuk anggaran TNI sampai dengan saat ini mencapai Rp 77,73 triliun. Peningkatannya mencapai empat kali lipat, melebihi anggaran untuk Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Hasanuddin kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Jl Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (17/8).
Untuk itu, dia mengatakan, harus ada kontrol yang ketat dalam proses pengadaan tersebut. Sehingga, beberapa target minimal dalam pengadaan alutsista ini dapat terpenuhi.
"Minimal target utama alutsista tercapai sampai dengan 2014. Sudah cukup banyak anggaran Negara dikeluarkan untuk alutsista," kata Hasanuddin.
Lebih lanjut, kata Hasanuddin, target minimal yang dimaksud merupakan alutsista yang digunakan di medan udara, laut dan darat. "Yang paling mahal itu pesawat tempur, kapal tempur, kapal selam dan tank leopard. Makanya, itu yang harus dipenuhi dulu," terangnya.[bal]
"Terjadi peningkatan untuk anggaran TNI sampai dengan saat ini mencapai Rp 77,73 triliun. Peningkatannya mencapai empat kali lipat, melebihi anggaran untuk Departemen Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Hasanuddin kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Jl Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (17/8).
Untuk itu, dia mengatakan, harus ada kontrol yang ketat dalam proses pengadaan tersebut. Sehingga, beberapa target minimal dalam pengadaan alutsista ini dapat terpenuhi.
"Minimal target utama alutsista tercapai sampai dengan 2014. Sudah cukup banyak anggaran Negara dikeluarkan untuk alutsista," kata Hasanuddin.
Lebih lanjut, kata Hasanuddin, target minimal yang dimaksud merupakan alutsista yang digunakan di medan udara, laut dan darat. "Yang paling mahal itu pesawat tempur, kapal tempur, kapal selam dan tank leopard. Makanya, itu yang harus dipenuhi dulu," terangnya.[bal]
Anggaran Senjata TNI Lebihi Kemendikbud
Anggaran alutsista TNI tembus angka Rp77 triliun
Wakil
Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, TB Hasanuddin menyatakan,
terjadi peningkatan anggaran yang signifikan dalam proyek alat utama
sistem persenjataan TNI. Peningkatan tersebut mencapai Rp77,73 triliun.
"Terjadi peningkatan untuk anggaran TNI sampai dengan saat ini mencapai Rp 77,73 triliun. Peningkatannya mencapai empat kali lipat, melebihi anggaran untuk Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Hasanuddin kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Jl Lenteng Agung, Jakarta, Jumat 17 Agustus 2012.
TB Hasanuddin menegaskan bahwa ada pengawasan yang ketat dalam proses pengadaan alutsista. "Minimal target utama alutsista tercapai sampai dengan 2014. Sudah cukup banyak anggaran Negara dikeluarkan untuk alutsista," kata Hasanuddin.
Hasanudin mengharapkan dengan dana yang sangat besar bisa memenuhi kebutuhan laut, udara dan darat. "Yang paling mahal itu pesawat tempur, kapal tempur, kapal selam dan tank leopard. Makanya, itu yang harus dipenuhi dulu. Yang pertama, apakah alutsista yang dibeli sudah sesuai dengan medan di Indonesia. Kedua, pengadaan alutsista ada nilai tambah terhadap produk-produk dalam negeri," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Sebelumnya Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan bahwa pengadaan alutsista mengacu pada rencana pembelian selama lima tahun yang telah disusun dalam master list. Namun rencana tersebut dapat berubah apabila dirasa perlu menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis.
"Untuk 2010-2014 ini kami buat master list, apa yang mau kami beli, agar diketahui anggarannya berapa. Selama dua setengah tahun ini terjadi perubahan perkembangan atau dinamika lingkungan strategis baik regional maupun global," ujar Purnomo dalam jumpa pers di Aula Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Rabu 15 Agustus 2012.
Oleh karena itu, perencanaan pembelian yang telah disusun tersebut tentu harus disesuaikan lagi dengan strategi pertahanan. "Itu mempengaruhi penyesuaian perencanaan kita," kata Purnomo. (adi)
"Terjadi peningkatan untuk anggaran TNI sampai dengan saat ini mencapai Rp 77,73 triliun. Peningkatannya mencapai empat kali lipat, melebihi anggaran untuk Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Hasanuddin kepada wartawan di Kantor DPP PDIP, Jl Lenteng Agung, Jakarta, Jumat 17 Agustus 2012.
TB Hasanuddin menegaskan bahwa ada pengawasan yang ketat dalam proses pengadaan alutsista. "Minimal target utama alutsista tercapai sampai dengan 2014. Sudah cukup banyak anggaran Negara dikeluarkan untuk alutsista," kata Hasanuddin.
Hasanudin mengharapkan dengan dana yang sangat besar bisa memenuhi kebutuhan laut, udara dan darat. "Yang paling mahal itu pesawat tempur, kapal tempur, kapal selam dan tank leopard. Makanya, itu yang harus dipenuhi dulu. Yang pertama, apakah alutsista yang dibeli sudah sesuai dengan medan di Indonesia. Kedua, pengadaan alutsista ada nilai tambah terhadap produk-produk dalam negeri," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Sebelumnya Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, menegaskan bahwa pengadaan alutsista mengacu pada rencana pembelian selama lima tahun yang telah disusun dalam master list. Namun rencana tersebut dapat berubah apabila dirasa perlu menyesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis.
"Untuk 2010-2014 ini kami buat master list, apa yang mau kami beli, agar diketahui anggarannya berapa. Selama dua setengah tahun ini terjadi perubahan perkembangan atau dinamika lingkungan strategis baik regional maupun global," ujar Purnomo dalam jumpa pers di Aula Bhineka Tunggal Ika Kementerian Pertahanan RI, Jakarta, Rabu 15 Agustus 2012.
Oleh karena itu, perencanaan pembelian yang telah disusun tersebut tentu harus disesuaikan lagi dengan strategi pertahanan. "Itu mempengaruhi penyesuaian perencanaan kita," kata Purnomo. (adi)
© VIVA.co.id
DPR Bakal Lebih Ketat Pelototi Anggaran Pertahanan.
Kenaikan anggaran pertahanan seperti
disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyampaikan
nota RAPBN 2013 di DPR, Kamis (16/8) malam mendapat respon positif dari
DPR. Terlebih lagi, anggaran Rp 77,7 triliun untuk untuk Kementrian
Pertahanan ternyata terbesar dibanding anggaran untuk kementrian
lainnya, termasuk Kementrian Pendidikan Nasional.
Meski demikian peningkatan anggaran itu juga harus dibarengi dengan
pengawasan ketat. Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR, pengawasan DPR atas
anggaran perthanan juga perlu menjangkau hingga tingkat jenis alat utama
sistem persenjataan yang akan dibeli.
"Pembelian alutsista harus mendukung perusahaan alutsista dalam negeri. Pengelolaanya harus transparan dan kita minta akuntabilitas angggarannya," kata Hasanuddin di sela-sela peringatan HUT RI ke 67 di Kantor DPP PDIP Jakarta, Jumat (17/8).
Sebelumya Presiden SBY saat menyampaikan nota keuangan RAPBN 2013 di depan DPR, Jumat (16/8) malam menyatakan bahwa terdapat tujuh kementrian yang mendapat alokasi anggaran di atas Rp 20 triliun. Kementrian pertahanan berada di peringkat pertama dengan anggaran Rp 77,7 triliun. Angka itu meningkat dari anggaran tahun 2012 yang dipatok Rp 64,4 triliun.
Hasanuddin menambahkan, penggunaan anggaran pertahanan harus benar-benar transparans. Karenanya, kata politisi PDI Perjuangan itu, pengawasan penggunaan anggaran pertahanan pun harus benar-benar dilakukan.
Sekretaris Militer Kepresidenan di zaman Presiden Megawati itu mencontohkan rencana pembelian Tank Leopard dari Belanda yang awalnya diusulkan harga per unitnya Euro 2,5 juta. Ternyata setelah dikritisi DPR, harganya bisa ditekan menjadi Euro 1 juta.
Karenanya pensiunan TNI dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal itu menegaskan, DPR akan memperketat pengawasan terhadap usulan-usulan pengadaan alutsista termasuk rencana pembelian pesawat tempur dan kapal selam. "Jangan sampai anggaran itu diselewengkan sementara alutsistanya tak cocok dengan kondisi medan di Indonesia," ucapnya.(ara/jpnn)
"Pembelian alutsista harus mendukung perusahaan alutsista dalam negeri. Pengelolaanya harus transparan dan kita minta akuntabilitas angggarannya," kata Hasanuddin di sela-sela peringatan HUT RI ke 67 di Kantor DPP PDIP Jakarta, Jumat (17/8).
Sebelumya Presiden SBY saat menyampaikan nota keuangan RAPBN 2013 di depan DPR, Jumat (16/8) malam menyatakan bahwa terdapat tujuh kementrian yang mendapat alokasi anggaran di atas Rp 20 triliun. Kementrian pertahanan berada di peringkat pertama dengan anggaran Rp 77,7 triliun. Angka itu meningkat dari anggaran tahun 2012 yang dipatok Rp 64,4 triliun.
Hasanuddin menambahkan, penggunaan anggaran pertahanan harus benar-benar transparans. Karenanya, kata politisi PDI Perjuangan itu, pengawasan penggunaan anggaran pertahanan pun harus benar-benar dilakukan.
Sekretaris Militer Kepresidenan di zaman Presiden Megawati itu mencontohkan rencana pembelian Tank Leopard dari Belanda yang awalnya diusulkan harga per unitnya Euro 2,5 juta. Ternyata setelah dikritisi DPR, harganya bisa ditekan menjadi Euro 1 juta.
Karenanya pensiunan TNI dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal itu menegaskan, DPR akan memperketat pengawasan terhadap usulan-usulan pengadaan alutsista termasuk rencana pembelian pesawat tempur dan kapal selam. "Jangan sampai anggaran itu diselewengkan sementara alutsistanya tak cocok dengan kondisi medan di Indonesia," ucapnya.(ara/jpnn)
(jpnn)
Anggara studi dan belanja DPR juga harus di perketat pengontrolan nya pak !!
BalasHapus