Jumat, 30 November 2012

Militer Mampu Yakinkan DPR Loloskan Anggaran Optimalisasi

Sekretaris Kabinet dan aparat pemerintah lainnya diminta untuk merefleksikan keputusannya sendiri dalam proses pembangunan persenjataan TNI.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin, di Jakarta, Jumat (30/11), menanggapi ribut-ribut pascaintervensi Seskab Dipo Alam dalam proses penganggaran dana optimalisasi APBN-P nonpendidikan di Kemenhan sebesar Rp 678 miliar.


Seskab Dipo Alam menduga dana yang akan digunakan untuk pembelian sejumlah alat enkripsi hingga alat selam itu berpotensi koruptif sehingga diduga dilaporkan ke KPK di tengah ribut-ribut kongkalikong anggaran di DPR.


Padahal, seperti dituturkan oleh Hasanuddin, mata anggaran dana optimalisasi itu adalah uang dari Kemenkeu yang dibagikan ke seluruh Departemen serta Kementerian.


Semua kementerian dan lembaga negara mendapatkannya Khusus untuk TNI, mendapat jatah Rp 678 miliar.


Untuk penggunaannya, Mabes TNI membuat daftarnya, lalu diajukan ke Kemenhan. Oleh lembaga terakhir, daftar itu dievaluasi lalu dikirimkan ke DPR untuk didiskusikan.


"Setelah diskusi kita setuju. Begitu setuju Komisi I DPR berkirim surat ke pimpinan DPR, yang lalu oleh Pimpinan dikirim ke Kemenkeu. Dan Menkeu keluarkan surat persetujuan anggaran. Pembahasannya dilakukan secara terbuka kepada publik," kata Hasanuddin.


"Lalu kok tiba-tiba ada dugaan mark up dan lain-lain?" tambahnya.


Saat ditanya apa alasan DPR menyetujui mata anggaran dana optimalisasi itu, Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan tak ada alasan bagi DPR untuk menolak permintaan itu.


"Pemerintah berhasil meyakinkan kami bahwa mereka butuh itu. Ya sudah," ucapnya.


Sementara bagi Seskab Dipo Alam, alasan untuk mengadakan beberapa alat untuk TNI dari alat enkripsi hingga alat selam itu tak terlalu urgen.


Seperti dalam suratnya ke Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Menkeu Agus Martowardoyo, rencana pengadaan alat itu sifatnya belum tentu mendesak dan tak termasuk dalam Keppres No 35/2011 tentang Percepatan Pemenuhan Kekuatan Pokok Minimal Alat Utama Senjata (MEF) TNI Tahun 2010-2014.


Dipo menganggap nilai pembelian sebesar Rp 678 miliar tersebut lebih baik dimanfaatkan untuk pengadaan alutista yang pendanaannya sampai saat ini masih belum mencukupi.


Menanggapi itu, Hasanuddin, yang merupakan purnawirawan TNI bintang dua itu, mengatakan justru Dipo Alam serta aparat pemerintah lainnya merefleksikan hal itu kepada diri sendiri.


"Soal urgen atau tidak, saya pribadi tak setuju pengadaan Tank Leopard, tapi pemerintah tetap memaksa. Menurut Kemenhan alat itu penting sesuai kebutuhan TNI. Kedua, kenapa Jet F-16 rongsokan mau dibeli? Ya karena pemerintah meminta dan meyakinkan mereka butuh itu," beber Hasanuddin.


"Ya tanya saja pemerintahnya kenapa mereka memaksa beli Tank Leopard atau F-16 rongsokan itu," tukasnya.

Kasum TNI Tutup Latgab TNI Tingkat Brigade

http://www.poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2012/11/latgab-sub.jpgSurabaya – Pelaksanaan Latihan Gabungan TNI tahun 2012, merupakan salah satu upaya awal untuk menjawab dan mengetahui sampai di mana tingkat kemampuan dan batas kemampuan Brigade Gabungan TNI, bila dihadapkan dengan trend tantangan dan ancaman dimaksud.

Kesemuanya itu menuntut besarnya daya tanggap serta ketajaman evaluasi juga kecermatan dari seluruh perwira hingga unsur satuan terkecil terhadap hal-hal penting  dan perlu penyempurnaan serta perbaikan di segala sisi, demikian amanat Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. yang dibacakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Marsekal Madya TNI Daryatmo, S.IP. pada saat upacara penutupan Latihan Gabungan (Latgab) TNI Tingkat Brigade TA. 2012, di Dermaga Ujung Surabaya, Jumat (30/11/2012).

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, mencermati perkembangan ancaman dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terdapat kecenderungan beberapa negara mengembangkan kemampuan militer tingkat brigade gabungan, karena dinilai memiliki kemampuan taktis dan strategis, serta mobilitas dan daya tempur yang efektif dan efisien, guna menghadapi karakteristik ancaman  modern di ruang globalisasi, yang cenderung mengeliminasi batas negara dalam konteks global village.

http://www.poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2012/11/latgab-tengah.jpg

Di sisi lain, kata Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E., penguatan kemampuan militer tingkat brigade gabungan memiliki dimensi politis dalam konteks kerjasama internasional, guna penanganan keamanan bersama di tingkat regional. Dalam kaitan tersebut, sebagai upaya peningkatan kemampuan satuan TNI, konsep Latgab TNI harus terus diintensifkan dan dikembangkan melalui skenario operasi militer dari berbagai trouble spots, yang diasumsikan terjadi di berbagai wilayah Indonesia. “Tentunya intensifikasi tersebut harus dilaksanakan secara bertahap dan bertingkat, baik di lingkup manajemen tempur, taktik dan strategi, maupun penguatan unsur-unsur bantuan lainnya, seperti unsur intelijen, logistik  dan lain-lain, tegas Panglima TNI.

“Memperhatikan kepentingan tersebut, evaluasi dan konsolidasi terhadap pelaksanaan latihan ini menjadi hal yang urgen dan esensial, guna mendapatkan perspektif yang lebih luas dalam rangka penyempurnaan bagi beberapa aspek terkait, baik doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur, serta aspek psikologis dan litbang, yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan inter-operability brigade gabungan TNI dalam skenario operasi militer”, ujar Panglima TNI.

Ditegaskan Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. bahwa disamping itu, upaya penyempurnaan tersebut juga bertujuan untuk memperoleh besaran yang proporsional dan efektif, baik pada aspek personel, alutsista, maupun dukungan administrasi logistik lainnya guna mendukung konsep pembangunan Minimum Essential Force-MEF, khususnya pada tataran penggunaan kekuatan, baik dalam konteks kepentingan OMP maupun OMSP.

Pelaksanaan latihan lapangan Latgab TNI Tingkat Brigade tahun 2012 dengan sandi Wibawa Yudha, berlangsung sejak 26 Oktober s/d 30 November 2012 di Sangatta dan Tarakan Kalimantan Timur. Turut hadir dalam upacara penutupan Latgab TNI TA. 2012, Pejabat Teras Mabes TNI, Mabes Angkatan, Direktur Latihan Gabungan TNI Mayjen TNI Djumadi, Panglima Komando Gabungan Latgab TNI Mayjen TNI Setyo Sularso.

http://www.poskotanews.com/cms/wp-content/uploads/2012/11/latgab-tengah-1.jpg

Kaji Ulang Latgab TNI TA. 2012

Sebelum dilaksanakan upacara penutupan Latgab TNI Tingkat Brigade, dilaksanakan kaji ulang yang diikuti oleh para pelaku dan penyelenggara. Kaji ulang ini merupakan evaluasi dalam rangka penyempurnaan  bagi beberapa aspek terkait, baik doktrin, strategi, taktik, teknik dan prosedur, serta aspek psikologis dan litbang, yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan Kampanye Militer. Pada kaji ulang ini disampaikan oleh Direktur Latihan Gabungan TNI Mayjen TNI Djumadi, Panglima Komando Gabungan Latgab TNI Mayjen TNI Setyo Sularso, Ketua Tim Penilai Laksma TNI RM. Haraharap, Ketua Wasit dan Pengendali Brigjen Hinsa Siburian.

Dalam kegiatan kaji ulang tersebut mendapat pengarahan dari Kasum TNI Marsdya  TNI Daryatmo mewakili Panglima TNI. Kasum TNI mengatakan, perlunya beberapa penyempurnaan baik aspek pengorganisasian, piranti lunak, operasional dan material. “jaga terus soliditas dan solidaritas TNI demi tegaknya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, tegas Kasum TNI.

Dansatgaspen Latgab TNI 2012
Letkol Laut (KH) Drs. Edys Riyanto, M.Si

© Poskota

Pemerintah Belum Miliki Kebijakan Berorientasi Maritim

Kapal Perang Republik Indonesia Mengawal Keamanan Maritim
Kapal Perang Republik Indonesia
(Foto Republika)
Surabaya - Ketua Forum Kajian Pertahanan dan Maritim (FKPM) Laksda TNI (Purn) Robert Mangindaan mengemukakan, pemerintah belum memiliki kebijakan yang berorientasi pada pengembangan sektor maritim, padahal sebagian besar wilayah Indonesia adalah laut. 

"Bahkan dalam RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) dan MP3EI (Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), fokus pemerintah masih pengembangan infrastuktur wilayah daratan," kata Mangindaan di Surabaya, Kamis.

Pernyataan Robert Mangindaan itu disampaikan pada seminar nasional "Membangun Kembali Kejayaan Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Maritim" yang digelar Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) Kobangdikal.

"Sekitar 70 persen wilayah Indonesia adalah laut dan sudah seharusnya pemerintah memiliki kebijakan yang lebih berorientasi pada pengembangan maritim. Tapi, kami melihat hal itu belum banyak dilakukan," kata Mangindaan yang saat ini aktif menjadi Tenaga Profesional Tetap di Lemhanas.

Menurut ia, posisi maritim Indonesia dipengaruhi tiga faktor utama, yakni globalisasi perdagangan, keamanan wilayah perairan dan dominasi kekuatan maritim negara-negara besar.

Sementara untuk pengelolaan wilayah maritim, ada tiga elemen yang menangani, yakni bidang kelautan, pelayaran dan instrumen keamanan dalam hal ini TNI Angkatan Laut.

"Untuk membangun kesadaran maritim di Indonesia, diperlukan adanya peran politik, dukungan teknologi, pendanaan, dan regulasi dari pemerintah," tuturnya.

Pakar statistik ITS Drs Kresnayana Yahya Msc dalam kesempatan sama mengatakan, kontribusi sektor maritim terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) saat ini masih sangat rendah sekitar 10 persen, padahal potensi yang bisa dikembangkan sangat besar.

"Dengan wilayah laut yang sangat luas, potensi maritim itu sebenarnya mencapai 1,2 triliun dolar AS pertahun. Ini salah satu modal besar untuk mendukung perekonomian," ucapnya.

Pimpinan lembaga konsultan bisnis Enciety itu menambahkan, selain kekayaan sumber daya laut yang melimpah, sektor layanan jasa kemaritiman juga belum digarap secara maksimal.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno dalam sambutan pembukaan seminar mengatakan, belum maksimalnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, khususnya laut, lebih disebabkan pupusnya visi maritim dan kurangnya kesadaran komponen bangsa.

"Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam kelautan memerlukan penguasaan teknologi rekayasa maritim yang sarat 'high tech' dan 'high cost'," ujarnya dalam sambutan yang dibacakan Asisten Personel KSAL Laksda TNI Sudirman.

KSAL menambahkan, TNI AL berupaya menjadi pelopor dalam membangun budaya kemaritiman yang sejalan dengan program pemerintah dan bertanggung jawab secara moril untuk ikut membangun kembali kejayaan bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim.

Seminar yang diikuti sekitar 300 peserta dari berbagai kalangan itu, juga menghadirkan pembicara lain, yaitu pakar kelautan dan perkapalan ITS Prof Daniel Rosyid PhD, yang mengupas pembangunan visi maritim melalui pendidikan.

© Antara

★ TNI Miliki Simulator Perang

Simulator pesawat tempur lokal (Foto Berita HanKam)
Jakarta - Baru-baru ini beredar kabar adanya simulator perang yang dimiliki aparat keamanan TNI. Komisi I DPR mengakui kebenaran kabar tersebut. Sehingga, selain Kepolisian yang memiliki simulator SIM, aparat keamanan TNI juga ternyata memiliki simulator perang.

Wakil Ketua Komisi I DPR (membidangi pertahanan), Agus Gumiwang Kartasasmita, mengakui bahwa aparat TNI memiliki simulator perang. Menurut Agus, simulator perang itu sudah ada sejak lama. "Simulator perang itu ada," ujarnya di Gedung Parlemen Jakarta, Jumat (30/11).


Namun, ketika ditanya waktu pengadaan simulator perang itu, Agus malah berdalih bahwa dirinya tidak mengetahui secara pasti terkait pengadaan alat latihan perang TNI tersebut. "Tapi saya tidak tahu kapan pengadaannya. Kemungkinan saya sedang keluar dan tidak ikut rapat," kilah politisi Partai Golkar itu.


Sebelumnya, beredar kabar angin yang meresahkan dan mengagetkan masyarakat yakni adanya simulator perang yang dimiliki TNI. Namun, kabar tersebut masih simpang siur adanya.

★ Pangkolinlamil Luncurkan Crew Boat Produksi Lokal

Pangkolinlamil Laksda TNI S.M. Darojatim saat meluncurkan Crew Boat di Galangan PT. Tesco Indomaritim. (Foto: Kolinlamil)

Jakarta - Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksda TNI S.M. Darojatim secara resmi meluncurkan crew boat Kolinlamil bertempat di Perusahaan Galangan Kapal, PT. Tesco Indomaritim, Babelan, Kab. Bekasi, Jawa Barat, Kamis (29/11).


Peluncuran crew boat ini diawali dengan acara pemotongan tumpeng oleh Pangkolinlamil, yang menandai secara resmi peluncuran crew boat tersebut untuk dioperasikan. Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama PT. Tesco Indomaritim Dr. Jamin Basuki, pejabat PT. Tesco Indomaritim, serta segenap pejabat teras Kolinlamil.


Sebelum crew boat diluncurkan di air, dilaksanakan tradisi pemecahan kendi ke badan kapal yang dilakukan oleh Dansatlinlamil Jakarta Kolonel Laut (P) Tri Satriya Wijaya, dengan disaksikan Pangkolinlamil, dan para pejabat yang hadir.


Crew boat yang baru diluncurkan tersebut akan dioperasikan untuk kapal antar jemput bagi anak buah kapal, dari mako Kolinlamil ke KRI yang tengah lego jangkar di Teluk Jakarta. Crew boat tersebut merupakan kapal kedua yang diproduksi PT. Tesco Indomaritim untuk Kolinlamil, dengan spesifikasi teknis; panjang 16 meter, lebar 4,5 meter, diawaki empat orang, dan dapat mengangkut 50 penumpang. Kapal tersebut dapat melaju dengan kecepatan maximum 12 knot.


Hercules A1303 Diserahkan kepada ARINC untuk Diretrofit

Pesawat Hercules TNI AU A1303 (Foto VectorKalkulus)
Kemhan RI Serahkan Pesawat C-130 Hercules kepada ARINC LLC USA

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menyerahkan pesawat C-130H A-1303 Hercules kepada ARINC, LLC USA, untuk pelaksanaan Retrofit bertempat di Hangar Satuan Pemeliharaan 15 Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Kamis (29/11).

Pada penyerahan pesawat Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Mayor Jendral TNI Ediwan Prabowo. Dalam sambutannya Ka Baranahan menyampaikan bahwa Kemhan RI telah menandatangani kontrak dengan ARINC pada tanggal 8 Desember 2008 untuk melaksanakan retrofit 5 pesawat C-130H milik TNI Angkatan Udara. Kemhan yakin bahwa ARINC akan dapat menyelesaikan kontrak tepat waktu.

Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk menandai keberhasilan pelaksanaan tugas, kesempatan ini sebagai wujud rasa syukur kehadirat yang Kuasa dimana sampai saat ini Tentara Nasional Indonesia telah mampu dan berhasil melaksanakan tugasnya dalam Operasi Militer Perang maupun Operasi Militer Selain Perang. Demikian pula telah tercatat dalam sejarah Indonesia bahwa TNI telah banyak berkiprah dalam menjaga kedaulatan RI serta pelaksanaan operasi penanggulangan bencana. Oleh karena itu kehadiran pesawat C-130 Hercules yang lebih modern setelah dilaksanakan retrofit diharapkan mampu menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa yang akan datang.

Penyerahan pesawat ditandai dengan penandatanganan berita acara penyerahan pesawat oleh Ka Baranahan dan Mr. Larry D. Lamb dari ARINC, LCC USA. Penandatanganan disaksikan oleh Komandan Koharmatau Marsda TNI Sumarno, Kadisaeroau Marsma TNI Hasan Londang dan Kadiskomlekau Marsma M Yunus.

© TNI AU

Latma Indopura XVII/12 laksanakan Mission Oriented Training

UNTUK meningkatkan kemampuan tempur penerbang tempur TNI AU dan Republic of Singapore Air Force (RSAF). dilaksanakan latihan Mission Oriented Training (MOT) di wilayah Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB). Kamis (29/11).

Latihan tersebut merupakan rangkaian dari Latihan Bersama udara bersama antar TNI AU dan RSAF dengan sandi “Indopura XVII/12” yang dilaksanakan selama dua minggu di Bandara Internasional Lombok (BIL).

MOT merupakan latihan gabungan TNI AU dan RSAF dalam menyerang sasaran darat dengan taktik low level/terbang rendah dan mendapat hadangan dari pesawat lawan sehingga terjadi pertempuran udara (Dog Fight).

MOT juga merupakan akumulasi dari rangkaian latihan sebelumnya diantaranya Tactic Intercep (TI), Decimilar Air Combined Tactic (DACT) yaitu penyerangan sasaran dengan pesawat yang berbeda, Air to Ground (ATG) serangan udara ke darat, Air to Air (ATA) serangan dari udara keudara, maupun pengeboman. (red)

Keteranga gambar: Pesawat Hawk 109/209 TNI AU dan pesawat F-5 Tiger Republic of Singapore Air Force (RSAF) saat melaksanakan  latihan Combined Formation Flight/terbang formasi bersama di wilayah Lombok  dan Sumbawa selama dua minggu. Kamis (29/11).

© MPI

Polisi Papua Tembak Seorang Anggota Kelompok Sipil Bersenjata

 Kelompok sipil bersenjata itu dipukul mundur ke hutan.

Satu orang yang diduga dari kelompok bersenjata yang menghadang rombongan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Tito Carnavian, Rabu kemarin, berhasil dilumpuhkan Kamis sore 29 November 2012.

Wakapolda Papua, Brigadir Jenderal Paulus Waterpauw, mengatakan penghadangan dan aksi baku tembak selama satu jam terjadi di Kampung Indawa, Distrik Makki, Kabupaten Lanny Jaya.

"Satu orang dari kelompok sipil bersenjata ditembak saat baku tembak itu," ujarnya. Belum diketahui kondisi lelaki yang ditembak, namun dia sudah dievakuasi ke rumah sakit terdekat.

Kelompok sipil bersenjata itu, kata Paulus, diperkirakan berjumlah 40 orang. Mereka beberapa kali teridentifikasi merampok di Kabupaten Lanny Jaya. "Sudah bisa identifikasi, mereka kelompok yang dipimpin RM. Kelompok ini memiliki 10 pucuk senjata dari rampasan petugas keamanan selama ini," katanya.

Ditambahkan Paulus, kondisi Lanny Jaya sudah kondusif setelah petugas memukul mundur kelompok bersenjata itu ke dalam hutan. Rombongan Kapolda saat ini sudah dalam perjalanan kembali menuju Jayapura.

Terkait tiga personel olisi yang meninggal dalam aksi penyerangan, Paulus mengatakan mereka akan mendapatkan perhatian. "Kapolri sudah memutuskan mereka naik pangkat luar biasa," katanya.

Polisi belum mau memastikan apakah pelaku penyerangan dari gerombolan separatis. Namun dapat dipastikan, mereka adalah kelompok sipil bersenjata yang selalu mengacau. "Kami sebut mereka sipil bersenjata, kalau memang terkait separatis itu bisa saja," katanya.

Polsek Pirime yang berada di Kabupaten Lanny Jaya diserang kelompok bersenjata pada Selasa, 27 November 2012 kemarin. Tiga anggota polisi termasuk kapolsek, meninggal karena tertembak. Pelaku juga membakar tubuh polisi itu bersama dengan kantor Polsek. Tiga senjata api milik anggota juga dirampas. 

Penyerang Polsek Pirime OPM Pecahan Goliat Tabuni

Mereka melakukan kegiatan tanpa komando Goliat Tabuni.


Kepolsian Daerah Papua mengindentifikasi bahwa kelompok penyerang di Polsek Pirime Lany Jaya adalah pecahan dari kelompok Goliat Tabuni, pimpinan OPM wilayah Pegunungan Papua.  Namun, penyerangan dilakukan tanpa komando Goliat Tabuni.

"Ada cekcok dalam kelompok OPM di pegunungan. Kelompok yang menyerang Polsek Pirime melakukan kegiatan tanpa komando Goliat Tabuni. Mereka ingin menunjukan mereka mampu," kata juru bicara Polda Papua, Ajun Komisaris Besar, I Gede Sumerta Jaya, Jumat, 30 November 2012.

Ditambahkan Gede Sumerta, kelompok pecahan OPM pimpinan Goliat Tabuni ini, memiliki 10 senjata api yang diperoleh dari rampas petugas keamanan di Papua dalam beberapa tahun terakhir.

Mereka diperkirakan dari kelompok EW dan RW. Kelompok ini berkalaborasi dengan kelompok MW dan OW yang masih ada hubungan keluarga dengan RW. 

"Kelompok ini juga berkolaborasi dengan kelompok lain yang berbasis di Distrik BLG dan Distrik Pirime," katanya.

Sebelumnya, Goliat Tabuni menolak bertanggungjawab atas peristiwa penyerangan di Polsek Pirime, yang berada di wilayah Lany Jaya. Sementara wilayah mereka berada di Puncak Jaya.

"Ada kelompok lain yang beroperasi disana," kata Goliat Tabuni saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Rabu 28 November 2012.

Ditanya, kemungkinan pelaku adalah bekas anggotanya yang pindah ke wilayah Lany Jaya, Goliat Tabuni justru membantah. Ini bertolak belakang dengan pernyataan polisi, bahwa pelaku penyerangan adalah pecahan kelompok Goliat Tabuni.

"Mereka bukan bekas anggota kami, dan bukan di bawah komando kami," singkatnya.

Tapi Goliat Tabuni membeberkan, bahwa pelaku penyerangan adalah anggota Matias Wenda, yang merupakan Panglima OPM yang bermarkas di Viktoria atau perbatasa RI-PNG.

"Mereka itu anak buahnya Matias Wenda yang beroperasi di Lany Jaya," ungkapnya.

Kelompok yang selama ini bergerilya di Lany Jaya adalah Enggen Wanimbo, Torang Wenda, Rambo Wenda, Yona Wenda, Bakar Wenda, Opinus Wenda, Eli Wakur.

"Mereka itu sudah lama ada di Lany Jaya," katanya.(sj)


© VIVA.co

TNI Berangkatkan Tim Menembak ke China


BANGLIKODAK: Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayjen TNI Hambali Hanafiah selaku Ketua Komite Olahraga Militer Indonesia (KOMI) melepas keberangkatan 10 atlet dan official menembak TNI untuk mengikuti kejuaraan World Military Shooting Championship di Guangzhou, China, Kamis (29/11).


Kejuaraan yang akan berlangsung tanggal 1-9 Desember 2012 tersebut, merupakan kalender kegiatan CISM (Conseille International du Sport militaire) tahun 2012. Atlet yang diberangkatkan ini sebelumnya telah menjalani seleksi dan persiapan di pemusatan latihan, di Lapangan Tembak Divisi 1 Kostrad dan Lapangan Tembak Senayan, Jakarta. Asops Panglima TNI berharap, agar para atlet mampu berprestasi secara maksimal dan dapat meraih kemenangan sehingga mengangkat nama TNI dan Indonesia di forum Internasional.Authentikasi: Kadispenum Puspen TNI, Kolonel Cpl Ir. Minulyo Suprapto, M.Sc., M.Si, M.A.

© Lensa Indonesia

TNI dan Diplomasi Pertahanan

http://www.seputar-indonesia.com/publics/imagecache/detail/10/images/news/30%20November%202012/20121130%20opini%20(RODON%20PEDRASON).jpgTentara Nasional Indonesia (TNI) pada usia yang sudah melewati angka 67 tahun—sedikit lebih muda dari republik ini—masih menghadapi berbagai kekurangan dalam berbagai aspek pertahanan Indonesia.

Misalkan saja, publik menilai anggaran pertahanan hingga kini masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama TNI, utamanya sistem persenjataan. Anggaran pertahanan memang telah meningkat konstan sejak 2011, ketika pemerintah mengalokasikan Rp 47,5 triliun (USD 4,95 miliar) saat itu. Anggaran tersebut kembali meningkat 35,58% menjadi Rp 64,4 triliun pada 2012. Anggaran pertahanan meningkat lagi 20,65% menjadi Rp 77,7 triliun dalam rancangan APBN 2013.

Anggaran sebesar ini akan membuat Kementrian Pertahanan menjadi lembaga negara dengan anggaran tertinggi tahun depan. Meski meningkat, masih banyak yang meragukan anggaran itu dapat secara maksimal memenuhi kebutuhankebutuhan utama TNI. Upaya untuk mencapai kekuatan minimum esensial saja masih jauh dari kenyataan. Pada umur yang ke-67 tahun ini angkatan perang RI harus mengevaluasi kembali apa yang telah mereka lakukan dalam membangun posturnya sesuai perkembangan yang terjadi di lingkungan strategisnya.

Maket Torpedo Seahake PT DI
*** Rasanya sudah cukup lama dan tidak berlebihan bila TNI tidak melakukan modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). TNI harus sadar bahwa banyak alutsista TNI yang perlu diganti dan dimodernisasi. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan kemampuan negara yang semakin meningkat dari waktu ke waktu, anggaran di bidang pertahanan juga ditingkatkan, dengan prioritas mengganti alutsista dengan yang lebih baru dan lebih modern.

Diskusi publik mengenai TNI dan berbagai aspeknya hingga kini sepertinya tidak pernah bergeser dari persoalan alutsista, anggaran pertahanan, postur pertahanan, kemampuan tempur, dan lain-lainnya yang lebih banyak berkaitan dengan aspek “internal” TNI. Aspek lain dari TNI yang tidak boleh dilupakan dan terlalu penting untuk diabaikan adalah peran TNI dalam membangun lingkungan regional yang lebih stabil.

Unsur-unsur TNI memang telah sejak lama membangun hubungan bersahabat dengan negara-negara lain baik negara-negara di Asia Tenggara maupun di luar kawasan Asia Tenggara. TNI selama ini, dan untuk seterusnya, akan menikmati hasil diplomasi Pemerintah Indonesia terhadap negara lain, misalnya Korea Selatan, Amerika Serikat, China dan beberapa negara Eropa lainnya. Dari diplomasi itu, TNI mendapatkan setidaknya akses ke sumber-sumber dan kebutuhan-kebutuhan pertahanan yang tidak mungkin dipenuhi di dalam negeri.

Dalam konteks ini, pemerintah telah melakukan diplomasi pertahanan antara lain dengan negara- negara yang disebutkan di atas untuk kepentingan pembangunan kekuatan TNI. Keterlibatan TNI dalam masalah-masalah internasional kerap dikaitkan dengan partisipasinya dalam pasukan penjaga perdamaian PBB. Melalui keterlibatan ini TNI tidak hanya ingin membuktikan bahwa mereka merupakan bagian penting dalam proses pemeliharaan perdamaian internasional, tetapi mereka juga menjalankan setidaknya salah satu aspek penting dari diplomasi pertahanan, yaitu membangun saling percaya dan pencegahan konflik.

Postur TNI merupakan isu yang hingga kini selalu menjadi perhatian publik, tidak selalu harus dilihat dari perspektif kapabilitas pertahanan. Dalam konteks partisipasi TNI dalam bingkai operasi pemeliharaan perdamaian, postur TNI lebih merujuk pada kemampuannya menopang proses penjagaan perdamaian. Profesionalisme prajurit TNI dalam mengemban tugas pemeliharaan perdamaian secara legal formal selalu diakui PBB.

Pada bulan September lalu, misalnya, 167 prajurit TNI anggota Kontingen Garuda XXXIIA/ Minustah (Misi PBB untuk Stabilisasi Haiti) menerima penghargaan medali PBB atau Medal Parade. Penghargaan PBB lain juga diberikan Juli lalu kepada prajurit TNI yang bertugas dalam Satgas Kontingen Garuda pada misi perdamaian di Lebanon. Diplomasi pertahanan TNI memang perlu, tetapi diplomasi pertahanan TNI itu tidak cukup hanya dipotret dari partisipasinya dalam misi-misi pemeliharaan internasional PBB.

Di Asia Tenggara, TNI juga harus melihat diplomasi pertahanan ini sebagai sesuatu yang memainkan peran kunci dalam membentuk arsitektur keamanan regional dan internasional. Peran semacam itu dapat di lihat bukan hanya pada level bilateral, tetapi juga multilateral. Di level regional, ASEAN telah merintis pada 2006 berdiri sebuah Forum Pertemuan Para Menteri Pertahanan ASEAN (ASEAN Defense Ministerial Meeting/ADMM) dan pada 2010 pertemuan itu diperluas dengan mencakup negara-negara mitra dialog ASEAN. Selain pertemuan-pertemuan itu, di level Asia Tenggara juga dibentuk pertemuan para panglima angkatan bersenjata dan para kepala staf angkatan. Jajaran TNI dan Kementerian Pertahanan hampir tidak pernah absen dalam pertemuan-pertemuan semacam itu.

*** Sebagai bagian dari diplomasi pertahanan Asia Tengara, keterlibatan jajaran TNI dalam pertemuan-pertemuan regional itu adalah untuk membangun persepsi yang sama dengan angkatan bersenjata negara-negara ASEAN lain dan mitranya mengenai keamanan regional, meningkatkan saling percaya dan mengidentifikasi bidang-bidang baru untuk kerja sama. Ini sesuai dengan salah satu aspek dari teori diplomasi pertahanan, yaitu membangun saling percaya (defense diplomacy for confidence building measures).

Cottey and Forster (2004) memberikan daftar aktivitas yang masuk dalam kategori diplomasi pertahanan, termasuk, tetapi tidak terbatas pada kontak antara para perwira senior militer dan perjanjian kerj sama pertahanan bilateral. TNI telah melakukan aktivitas semacam itu untuk membuktikan sikap proaktif TNI dalam membangun saling percaya. Sejak ADMM digulirkan tahun 2006, TNI dan Kementerian Pertahanan telah terlibat secara aktif dalam forum itu.

Unsur-unsur TNI bahkan telah terlibat lama sebelum ADMM dibentuk, misalnya di the ASEAN Chiefs of Army Multilateral Meeting (sejak 2000), the ASEAN Chiefs of Defence Forces Informal Meeting (sejak 2001), the ASEAN Navy Interaction (sejak2001), the ASEAN Air Force Chiefs Conference (sejak 2004), the ASEAN Military Intelligence Meeting (sejak 2005). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ADMM berfungsi sebagai kerangka menyeluruh di mana kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata ASEAN yang beragam itu sejak 2006 sampai dengan sekarang dapat dilakukan dalam satu forum.

Peran internasional Indonesia yang di dalamnya juga melibatkan unsur TNI adalah Jakarta International Defense Dialogue (JIDD) yang dirintis sejak 2011. JIDD ini adalah forum dialog pertahanan terbesar di Asia Tenggara dan forum ini merupakan bukti lain kiprah TNI dalam diplomasi pertahanan, utamanya dalam membangun saling percaya. Hal yang menarik dari JIDD 2012 adalah pandangan Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam yang menganjurkan perlunya kawasan Asia-Pasifik membangun doktrin diplomasi pertahanan.

TNI harus menangkap pesan itu sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan ruang lebih besar lagi dalam membangun saling percaya dan kerja sama pertahanan. Potret TNI kini dan masa depan tidak melulu soal kapabilitas dalam membangun pertahanan Indonesia, soal anggaran, dan tidak pula hanya soal alutsista.

Konteks kekinian harus dilihat TNI sebagai awal untuk kembali memikirkan dan memperkuat profil internasionalnya, misalnya dengan melansir cetak biru diplomasi pertahanan. Cetak biru diplomasi pertahanan ini akan menjadi fondasi kontribusi TNI dalam mencegah konflik-konflik baru di kawasan Asia Tenggara di masa depan.

RODON PEDRASON
Dosen Universitas Pertahanan Indonesia;
Mahasiswa Doktorat di Heidelberg University,Jerman;
Penerima Beasiswa Unggulan Dikti Kemdikbud RI  

© Sindo

Foto Helikopter pesanan TNI

http://www.seputar-indonesia.com/publics/imagecache/detail/10/images/news/30%20November%202012/20121130%20berita%20utama%20(PESAWAT%20PESANAN%20TNI).jpg

Teknisi memasang komponen di helikopter Bell 412 EP yang tengah diproduksi di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, kemarin. TNI memesan enam pesawat dari PT DI yaitu tiga pesawat CN 235, dua helikopter Super Puma NAS332 C1, serta satu helikopter Bell 412 EP untuk memperkuat alutsista yang ada.

© Sindo

Blokir Anggaran TNI AL Dibuka Usai Laporan BPKP

http://bisnis-jabar.com/wp-content/uploads/2012/11/uang-angkatan-AL.jpgBandung - Pembukaan pemblokiran anggaran pemanfaatan dana optimalisasi Kementerian Pertahanan  Rp 678 miliar untuk TNI Angkatan Laut (AL) menunggu hasil pre audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) rampung.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin mengatakan pemblokiran yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan adalah langkah memberi kesempatan pihak TNI Angkatan Laut membenahi proses di internal. “Pembenahan [internal] ini dari sisi pengadaan juga dari sisi pengawasannya,” katanya saat mengunjungi PT Dirgantara Indonesia, Kamis (29/11).

Dana sebesar Rp678 miliar tersebut dianggarkan dalam APBN Perubahan 2012 untuk pengadaan satu paket encrypsi senilai Rp 350 miliar, satu paket tactical communication senilai Rp 15 miliar, satu paket Monobs DF senilai Rp 115 miliar, serta closed circuit dan peralatan pendukung senilai Rp 198 miliar. “Pemerintah menugaskan BPKP memeriksa tingkat kelayakan dari harga,” katanya.

Wamenhan Sjafrie mengatakan pemeriksaan tingkat kelayakan harga oleh BPKP bukanlah pekerjaan ringan karena lembaga tersebut harus menelusuri dari hulu ke hilir. “Artinya [pemeriksaan] dari produsen sampai tingkat pengguna harus dilakukan BPKP,” katanya.

Meski DPR sudah menyetujui anggaran Rp678 miliar tersebut, Kementerian Pertahanan menurut dia tetap menunggu hasil pemeriksaan atau pre audit yang dilakukan BPKP.

“Negara belum mengeluarkan anggaran, apakah pre audit bisa menghasilkan kesimpulan apakah harga itu betul-betul seperti yang diusulkan atau tidak. Ini yang sedang dikerjakan secara teliti, kalau teliti tidak bisa buru-buru,” katanya.

Kementerian Pertahanan meminta semua pihak menunggu hasil audit BPKP yang nantinya akan dilaporkan pada Sekretaris Kabinet. Saat ini Kementerian Keuangan bersikap menunggu laporan pre audit tersebut.(ija)

© Bisnis Jabar

★ Membangun Kemandirian Bangsa Dalam Inovasi Iptek Peroketan

Proses uji statik roket di Pusat Teknologi Roket Lapan
Bogor - Tak seperti biasanya, sore itu (13/11) Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang berada di Tarogong, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat, ramai oleh hiruk pikuk kerumunan orang. 

Tak kurang dari seratus orang peserta Forum Bakohumas bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, antusias ingin menyaksikan demonstrasi uji statik roket yang pembuatan, perakitan hingga pengujiannya dilakukan oleh anak-anak bangsa di Pusat Teknologi Roket ini. Sukseskah uji statik roket tersebut?

Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan, LAPAN memiliki tugas pokok melaksanakan tugas pemerintah di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, LAPAN memiliki empat pilar utama yakni bidang sains antariksa, bidang penginderaan jauh, bidang teknologi dirgantara serta bidang pengkajian kebijakan dan informasi kedirgantaraan. Teknologi roket, penerbangan dan satelit merupakan bagian dari bidang teknologi dirgantara yang hadir melalui Kedeputian Teknologi Dirgantara LAPAN.

Mendengar kata roket, asosiasi sebagian orang langsung tertuju pada teknologi pertahanan dan keamanan, hulu ledak dan peluru kendali untuk tujuan perang. Padahal, teknologi roket tak melulu soal perang dan invasi. Didalamnya ada proses inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi hajat hidup orang banyak.

Tak kenal maka tak sayang, pepatah ini rasanya tepat untuk memulai perkenalan lebih jauh dengan Pusat Teknologi Roket LAPAN. Dalam menjalankan tugasnya, Pusat Teknologi Roket mengemban fungsi untuk penelitian, pengembangan dan perekayasaan teknologi motor roket, teknologi struktur dan mekanik, teknologi propelan serta teknologi kendali dan telemetri. Fungsi tersebut dijalankan untuk mencapai visi jangka panjang untuk mewujudkan kemandirian bangsa dalam inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang peroketan.

Uji Statik


Dalam ranah iptek peroketan, sebuah roket yang berhasil dibuat tak serta merta bisa langsung diluncurkan. Tahapan yang harus dilaluinya cukup kompleks, salah satunya harus melalui proses yang dinamai uji statik. Beruntung, rombongan peserta Forum Bakohumas yang hadir pada sore itu bisa melihat proses uji statik tersebut.

Untuk uji statik, biasanya dilakukan instalasi alat pengukur performa roket terlebih dahulu. Kepala Bidang Teknologi Motor Roket Ir. Saeri, M.Si menyebutkan beberapa alat tersebut terdiri dari alat untuk mengukur daya dorong, tekanan, vibrasi, temperatur, dan data visual. Sejumlah peralatan itu, jelas Saeri, akan menentukan apakah motor roket layak menjalani uji terbang atau tidak.

"Untuk yang ingin menonton uji statik harap mengambil jarak aman dan mencari posisi menyelamatkan diri masing-masing, semoga uji roket sore ini berhasil," tegas Saeri sebelum uji statik dilakukan. Antusias bercampur rasa was-was dapat terlihat dari wajah peserta Forum Bakohumas. Pasalnya, sempet beredar ‘guyonan’ bahwa roket yang akan diuji statik termasuk roket reject dikarenakan pasokan roket yang dalam kondisi prima telah habis untuk diuji statik. Namun hal itu tidak terbukti karena uji statik berlangsung sukses.

Sebelumnya, mereka disuguhi tayangan video uji terbang berbagai roket yang berhasil dikembangkan LAPAN. Dalam video yang ditampilkan, peserta Forum Bakohumas bisa melihat proses uji terbang yang biasanya dilakukan di Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN, Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Video resolusi tinggi tersebut mampu menampilkan uji terbang roket dari berbagai sisi serta dalam gerak lambat hingga kecepatan 300 frame per seconds (fps).

RX 550


Pada 2012 ini, agenda besar peroketan LAPAN ialah dua kali uji statik roket RX-550 serta satu kali uji terbang roket tersebut. Uji statik tersebut merupakan perbaikan dan kelanjutan program uji statik yang telah dilakukan pada 2011. Tujuannya untuk menguji hasil fabrikasi nosel yang tahun sebelumnya masih mengalami masalah serta meningkatkan kinerja roket RX-550 guna mencapai daya dorong sebesar 25 ton dengan waktu pembakaran selama 15 detik.

Lebih jauh, nama roket RX-550 diambil dari diameter motor roket yang berdiameter 550 milimeter dengan panjang motor roket mencapai 6 meter. Sedangkan panjang keseluruhan roket bisa mencapai lebih dari 9 meter. Fungsi khusus roket RX-550 adalah sebagai pendorong (booster) utama yang akan membawa satelit ke luar angkasa dengan kapasitas bahan bakar jenis HTPB (hydroxyl toluen poly butadiene) sebanyak 1,8 ton.

Roket ini diprediksi memiliki jarak tempuh sejauh 150 km dengan jangkauan sepanjang 300 km. Roket RX-550 ini tidak lain dari roket penyempurnaan beberapa roket produksi LAPAN sebelumnya, yaitu RX- 420 di tahun 2009 dan RX-320 di tahun 2008.

© Kersada/SA Lapan

Kapten Marinir Titin, Wanita Penerjun Payung

Kapten Titin Marinir-n
Kapten Titin, wanita penerjun payung dari Korps Marinir (aby)
 Cilandak  – TNI AL  boleh berbangga memiliki  tentara wanita yang sudah lebih dari 500 kali terjun payung. Kapten (Mar) Titin, merupakan satu-satunya anggota Marinir TNI AL perempuan yang berani melakukan penerjunan bebas.

Aksi terjun payungnya kemarin memukau ratusan pengunjung dalam rangka HUT Marinir ke 67.

“Saya senang jika sudah terjun payung. Saya tidak pernah merasakan takut,” ujar Kapten Titin yang hingga kini masih menjomblo.

Titin mengaku sempat juga mengalami parasutnya tidak terbuka. Tapi ia akhirnya diselamatkan parasut cadangan. “Alhamdulillah saya selamat, dan kembali berlatih terjun payung lagi bersama teman-teman di pasukan,” katanya.

Dalam sambutannya, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno menyatakan berbagai keberhasilan yang diperoleh Korps Marinir selama ini, hendaknya tidak menjadikan Korps Marinir sombong, lupa diri dan tinggi hati serta membusungkan dada secara berlebihan. Namun agar dijadikan sebagai pembangkit semangat untuk berbuat lebih baik lagi.

Kasal juga menegaskan  seluruh prajurit Korps Marinir untuk tidak menodai kepercayaan yang telah diberikan oleh pemimpin negara.

Salah satu wujud kepercayaan itu adalah perintah langsung dari Presiden untuk menambah dan membangun satu Batalyon Infantri (Yonbif-10 Mar) di Pulau Setoko Batam.(aby/dms)

Antara Anoa dan Terrex

Bandung - Ajang latihan bersama mempunyai arti penting. Selain sebagai ajang membangun kepercayaan, dalam latihan bersama juga dilakukan uji taktik, strategi hingga kemampuan alutsista.

Artinya, dalam ajang Latma inilah angkatan bersenjata bisa mengintip kemampuan persenjataan rekannya. Demikian juga yang terjadi dalam Latma Safkar Indopura 24/2012 di Cipatat Bandung Jawa Barat, antara TNI AD dengan AD Singapura.

Dalam kesempatan ini, masing-masing angkatan bersenjata menyuguhkan alutsista andalan mereka. Singapura dengan panser Terrex sementara Indonesia punya Panser Anoa.


Dari sejumlah kegiatan lapangan, dilaporkan kemampuan Anoa tidaklah bisa dianggap remeh. Secara mobilitas, Anoa bahkan mengungguli Terrex. Body yang lebih kecil dan ringan, membuat Anoa lebih lincah bergerak di ruangan sempit. Namun demikian, secara perangkat elektronis, Terrex jelas lebih unggul. Lihat saja kokpit Terrex yang dipenuhi peralatan elektronika ini.


Namun demikian, ini bukanlah ajang menang-kalah. Dengan membandingkan langsung, pihak TNI-AD maupun para insinyur di Pindad bisa mendapat masukan mengenai pengembangan Anoa. Jadi bukan tidak mungkin, kedepannya panser Anoa mendapat sentuhan elektronis setaraf Terrex.

  
 
 

Sekedar informasi tambahan, Latma Safkar Indopura berlangsung mulai tanggal 21 hingga 28 november. Sedangkan pasukan dan personel pendukung yang dilibatkan dalam latihan bersama ini sejumlah 1.150 personel terdiri dari TNI AD 700 personel dan AD Singapura 450 personel.

© ARC

Kamis, 29 November 2012

Penyerangan Di Pirime

Rombongan Kapolda Papua baku tembak dengan kelompok bersenjata

Rombongan Kapolda Papua Irjen Tito Carnavian ditembaki gerombolan bersenjata saat menuju Tiom ibu kota Kabupaten Lany Jaya Papua dari Wamena. Rombongan Kapolda pun balas menembak.

"Tadi sekitar pukul 18.00 WIT rombongan Kapolda dari Wamena menuju Polsek Tiom ditembaki kelompok tidak dikenal dan ada kontak senjata," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Polisi Suhardi Alius dalam pesan singkatnya, Rabu (28/11).

Belum diketahui kelompok mana yang melakukan penembakan tersebut. Namun dari jajaran Polda Papua tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.

"Tidak ada korban dan Kapolda sudah tiba di Polsek Tiom," terangnya.

Meski demikian hingga saat ini Suhardi mengaku belum bisa berkomunikasi dengan Tito Carnavian. "Kapolda belum bisa saya hubungi," imbuhnya.(mdk/hhw)


Rombongan Kapolda Papua 2 jam baku tembak dengan OPM

Menjelang HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM), wilayah Papua kembali memanas. Setelah sebelumnya Polsek Pirime diberondong dan dibakar. Kini rombongan Kapolda Papua terlibat baku tembak di wilayah distrik Makki dan Pirime.

Peristiwa bermula dari kecurigaan rombongan Kapolda terhadap puluhan orang yang diduga membawa senjata api. Kemudian, rombongan Kapolda yang terdiri dari satgas TNI, Brimob dan Timsus Polda Papua melakukan pengecekan. Tak disangka rombongan Kapolda malah diberondong tembakan.

"Di Kampung Indawa, tim Kapolda melihat sekelompok yang diperkirakan sedang membawa senjata api. Kemudian tim melakukan pengejaran namun tiba-tiba kelompok yang dikejar tersebut mengeluarkan tembakan dan langsung dibalas oleh tim Kapolda," ujar Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya dalam pesan singkatnya kepada merdeka.com, Kamis (29/11).

Selama dua jam dari 17.00-19.00 WIT, Rabu (28/11) kemarin, baku tembak terjadi antara 50 orang bersenjata dengan 90 anggota tim Kapolda. Beruntung tak ada korban luka dan kelompok bersenjata dapat dipukul mundur.

"Kelompok bersenjata api lari ke arah pegunungan. Petugas tidak melakukan pengejaran karena waktu semakin gelap mereka lebih menguasai kondisi. Tim Kapolda melanjutkan ke perjalanan ke Tiom," kata Karo Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli menambahkan.

Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian bersama tim berniat mengunjungi TKP Polsek Pirime untuk olah TKP dan investigasi di Kabupaten Lany Jaya, Papua. Beberapa hari lalu Mapolsek ini diserang dan dibakar oleh puluhan orang bersenjata. Hingga menyebabkan tiga aparat tewas termasuk Kapolsek Pirime.(mdk/bal)
 

Polri: Penyerang Polsek Pimire 50 orang bersenjata

Setidaknya ada 50 orang yang terlibat dalam penyerangan di polek Pimire, Wamena Papua kemarin. Mereka bersama-sama menembaki tiga aparat di sana kemudian membakar Polseknya hingga menyebabkan ketiganya tewas.

"Kita duga ini estimasinya pelakunya kurang lebih sekitar 50 orang dengan melakukan pembakaran, dan juga penembakan pada petugas yang ada di sana. Mereka juga melakukan pencurian senjata api revolver dan 2 laras panjang," jelas Karo Penmas Brigjen Pol Boy Rafli di hotel Redtop, Jakarta, Rabu (28/11).

Sementara, jenazah dari Kapolsek Pimire berikut dua anggotanya kini sudah diterbangkan ke keluarga masing-masing. Mereka juga mendapat santunan dari pemerintah daerah di sana.

"Jenazah satu dibawa ke Biak, satu ke Jayapura, Kapolsek ke Kupang, ke kampung halamannya. Itu sudah dilakukan kemarin pelepasan secara kedinasan di Polres Wamena," lanjut Boy.

Upaya pengejaran dan penyelidikan masih terus dilakukan penyidik disana dibantu oleh petugas yang didatangkan dari Mabes Polri.

Sebelumnya, kemarin (27/11), sekitar pukul 05.00 WIT Mapolsek Pirime diserang, mereka menembaki aparat kemudian membakar Polsek itu. Akibatnya, tiga personel polisi Kapolsek Pirime Ipda Rolfi Takabesi, Brigadir Polisi Jefri Rumkoren dan Briptu Daniel Makuker tewas dengan luka tembak dan bakar.

Beruntung salah satu dari anggota Polsek Pirime berhasil selamat ketika baku tembak berlangsung.(mdk/ian) 

Penembak Kapolda Papua sama dengan penyerang Polsek Pirime

Kelompok bersenjata yang menyerang rombongan Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian diduga sama dengan penyerang Mapolsek Pirime. Diketahui, gerombolan bersenjata itu kerap menebar teror di tempat yang berdekatan.

"Ya, diduga iya benar sekali itu kelompok yang melakukan penyerangan pada petugas," kata Karo Penmas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (29/11).

Dari penyelidikan, polisi menduga pelaku yang berjumlah puluhan orang ini juga terkait dengan kejadian lain seperti penembakan Kapolsek di Bandara Mulia, beberapa waktu lalu.

"Ya diduga juga terkait di Bandara Mulia pembunuhan kapolsek itu kan wilayah tetangga itu, mereka serang, senjata diambil, orangnya dibunuh," ujar Boy.

Sebelumnya, rombongan Kapolda Papua Irjen Tito Carnavian ditembaki gerombolan bersenjata saat menuju Tiom ibu kota Kabupaten Lany Jaya Papua dari Wamena. Rombongan Kapolda yang terdiri dari satgas TNI, Brimob dan Timsus Polda Papua pun balas menembak.

Selama dua jam dari 17.00-19.00 WIT kemarin, baku tembak terjadi antara 50 orang bersenjata dengan 90 tim Kapolda. Beruntung tak ada korban luka dan kelompok bersenjata dapat dipukul mundur.(mdk/ded) 


Kronologi Penyerangan Rombongan Kapolda Papua

"Mereka lebih menguasai kondisi di sana," kata Karopenmas Mabes Polri.

Aksi baku tembak terjadi antara pasukan polisi dan TNI di daerah antara Pirime dengan Tiom ibukota Kabupaten Lany Jaya Papua, Rabu 28 November 2012, sekitar pukul 18.00 WIT. Pimpinan masing-masing angkatan, yaitu Kapolda Papua Irjen Tito Carnavian dan Asintel Kodam Kodam XVII Cenderawasih Kolonel Napoleon, turut terlibat dalam insiden tersebut.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar menuturkan kejadian berawal ketika tim gabungan TNI-Polri yang terdiri dari 90 personil polisi dan 1 pleton TNI berupaya melakukan investigasi terkait penyerangan Polsek Pirime yang menyebabkan tiga personil polisi tewas termasuk Kapolsek Pirime, Ipda Rolfi Takubesi (48).

Di tengah upaya investigasi tersebut, sekitar pukul 17.00 WIT kemarin, mereka melihat kelompok bersenjata berjumlah sekitar 40 sampai 50 orang. Tim gabungan segera melakukan pengejaran untuk melakukan penegakan hukum terkait senjata api yang dibawa kelompok tersebut.

"Dalam upaya menjangkau kelompok itu, dibalas dengan tembakan. Tim melakukan pertahanan dan upaya melumpuhkan sehingga terjadi kontak senjata," kata Boy di Mabes Polri, Kamis 29 November 2012.

Boy mengatakan setelah baku tembak sekitar dua jam, mereka berhasil mendesak kelompok itu sampai kemudian melarikan diri ke pegunungan. Namun petugas tidak melakukan pengejaran.

"Pertimbangannya, waktu semakin gelap dan mereka lebih menguasai kondisi di sana. Tim putuskan lanjutkan perjalanan ke Tiom, ibukota Kabupaten Lany Jaya," ujarnya.

Boy menegaskan semua anggota tim selamat dan tidak ada kondisi yang menghawatirkan. Sedangkan, Kapolda saat ini sudah kembali ke Jayapura.

"Jadi peristiwanya tidak ada penghadangan tapi tim melihat kelompok orang pegang senjata dan berusaha menghampiri, jarak 100 meter kurang lebih." 

Menurut Boy, tim investigasi masih berada di Pirime. Tim bantuan dari Mabes Polri sudah tiba dan langsung ke Lany Jaya. "Personelnya masih terbatas," kata Mantan Kapoltabes Padang itu. 

Tewas Dibakar, 3 Polisi Papua Dapat Penghargaan

Sidang kenaikan pangkat ketiga polisi itu tengah dibahas tim Polri. 


Kapolri Jenderal Timur Pradopo akan memberikan penghargaan kepada tiga personel Polsek Pirime, Lanny Jaya, Papua, yang tewas diserang kelompok tidak dikenal. Ketiga polisi itu dianggap telah menjalankan tugas dengan baik.

"Semua ada rekomendasi untuk itu, kami sedang menunggu," kata Timur di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 28 November 2012. Ketiga polisi itu adalah Kapolsek Pirime, Ipda Rolfi Takubesi (48), Briptu Daniel Makuker, dan Brigadir Jefri Rumkorem.

Tim Polri tengah menggelar sidang guna membahas kenaikan pangkat bagi ketiga polisi ini. "Insya Allah besok bisa kami umumkan, bahwa mereka prajurit terbaik. Di wilayah yang terpencil, mereka mempertahankan wilayah itu," ujar Timur.

Terkait pengusutan kasus penyerbuan ini, Timur mengatakan polisi telah berhasil mengamankan sejumlah barang bukti. Namun, dia enggan menyebut apa saja barang bukti yang ditemukan di lapangan itu. Sementara, tim Brimob yang diturunkan untuk memburu para pelaku masih bekerja di lapangan.

"Kita siapkan pemburu, satuan pengejar, ada 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi). Kami dibantu juga oleh TNI. Sekarang Kapolda juga tengah melakukan penyelidikan," terangnya.

Pada Selasa pagi 27 November 2012, gerombolan tidak dikenal menyerbu Mapolsek Pirime. Para penyerang itu membawa berbagai senjata, mulai panah, parang, hingga senjata api. Mapolsek itu diberondong tembakan.

Tiga polisi tewas dengan luka tembakan. Para penyerang yang diperkirakan berjumlah sekitar 50 orang ini juga bertindak keji pada jasad tiga polisi yang berhasil mereka bunuh. Setelah ditembak, jasad polisi itu dibakar. Bahkan ada bagian tubuh yang dipotong-potong.

Di Mapolsek ini, hanya ada delapan personel. Dan pagi itu, hanya ada empat polisi, termasuk Kapolsek, yang masuk kantor. Satu personel sedang bertugas ke Wamena, satu polisi sedang cuti, dan dua lainnya sedang tidak bertugas. Beruntung, dari empat polisi yang bertugas, satu orang bisa menyelamatkan diri dari serangan itu.(umi)


© Merdeka, VIVA.co

Strategi Kemhan Cari Anggaran Beli Senjata

Produksi Pesawat CN 235 PT DI
Kementerian Pertahanan (Kemhan) sudah memiliki solusi untuk skema pembiayaan industri pertahanan nasional dalam modernisasi Alat Utama Sistem Kesenjataan (Alutsista) TNI. Sebelumnya Kemhan selalu dihadapkan dengan beberapa hambatan seperti kontrak, pembiayaan, produksi, dan pengawasan.

"Sekarang kita sudah punya solusinya untuk melakukan terobosan, mengakselerasi proses pencapaian target," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, disela-sela kunjungan pesanan pesawat di PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Kamis (29/11).

Salah satunya kata Purnawirawan TNI itu adalah Bappenas akan mengumpulkan Kementerian Keuangan dan Dirjen Perencanaan Kementerian Pertahanan untuk membicarakan skema pembiayaan proyek Alutsista dengan cara tahun jamak atau multiyears.

Pembiayaan tahun jamak menurut dia dinilai tepat. Cara seperti ini juga memungkinkan produsen dari BUMN seperti PT DI dan Pindad tidak akan terkena sanksi. Sebab pembuatan pesawat atau senjata tidak bisa dilakukan satu atau dua bulan.

"Misal kontrak bulan November membuat Helikopter harus selesai bulan Desember. Itu kan tidak mungkin," katanya.

Lainnya soal penyempurnaan dari sisi produksi, dan pengawasan yang harus bisa mengakar hingga alur birokrasi. Langkah ini harus dilakukan untuk mencapai target.

"Dari segi pengawasan, skema pengawasan BPKP segera membuat laporan proyek mana yang sanggup dan tidak sanggup yang bisa mengakibatkan kerugian negara," katanya.

Diharapkannya, target modernisasi 2014 bisa tercapai. Melalui Tugas high level comitte yang berisi Kementerian Keuangan, Kementerian Pertahanan, BPKP dan TNI ini juga bisa menjadikan terobosan tapi tidak melanggar aturan


© Merdeka
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...