Karang Unarang adalah nama sebuah karang yang berada di Laut Sulawesi
terletak sekitar 9 mil di sebelah tenggara Pulau Sebatik pada koordinat
04°00?38?LU,118°04?58?BT. Karang Unarang ini milik Indonesia. Karang
Unarang hanya muncul pada saat air laut surut.
Saat air laut surut pada
posisi terendah, ketinggian karang mencapai 30 cm. Indonesia membangun
suar permanen di Karang Unarang mulai tanggal 21 Februari 2005 sampai 14
April 2005. Mercu suar pondasi bangunan berukuran 5 X 5 meter,
ketinggian 17 meter, dengan sinar yang dapat dilihat dari jarak 10 mil.
Karang Unarang ini mungkin hanyalah sebuah karang kecil, tetapi karang inilah sebagai patokan Bahwa daerah sekitarnya adalah milik Indonesia. Daerah yang dimaksud adalah Ambalat. Mendengar kata Ambalat, anda pasti ingat banyak sekali ketegangan yang terjadi antara Indonesia dengan sebuah Negara tetangga yang katanya serumpun dengan Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Malaysia. Kasus Ambalat ini bermula ketika Malaysia mengklaim bahwa Ambalat adalah wilayahnya.
Karang Unarang ini mungkin hanyalah sebuah karang kecil, tetapi karang inilah sebagai patokan Bahwa daerah sekitarnya adalah milik Indonesia. Daerah yang dimaksud adalah Ambalat. Mendengar kata Ambalat, anda pasti ingat banyak sekali ketegangan yang terjadi antara Indonesia dengan sebuah Negara tetangga yang katanya serumpun dengan Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Malaysia. Kasus Ambalat ini bermula ketika Malaysia mengklaim bahwa Ambalat adalah wilayahnya.
Mendapat klaim seperti itu, tentunya pemerintah Indonesia tidak akan
tinggal diam. Selain jalan diplomasi, Indonesia bergerak cepat dengan
membangun sebuah Mercusuar diatas Karang Unarang ini. Nah pembangunan
Mercusuar ini tidaklah berjalan mulus.
Ketika para pekerja sedang
membangun Mercusuar ini, pihak Malaysia juga berusaha keras agar
pembangunan Mercusuar ini gagal. Hal ini bisa dimengerti, karena jika
Indonesia berhasil membangun Mercusuar disana dan menaikkan Bendera
Merah Putih diatasnya, maka secara tidak langsung, itu sudah merupakan
sebuah tanda bahwa Ambalat adalah wilayah Indonesia.
Ketika para pekerja sedang membangun Mercusuar tersebut, kapal-kapal
perang Malaysia secara terang-terangan memprovokasi dengan cara berlayar
sangat dekat dengan lokasi tersebut dengan kecepatan tinggi, sehingga
memunculkan gelombang air laut yang mengganggu jalannya pembangunan
mercusuar. Bahkan di beberapa berita media, disebutkan bahwa para
pekerja pembangunan Karang Unarang ini ditangkap dan disiksa oleh
Tentara Malaysia. Kejadian itu terjadi pada tanggal 21 February 2005.
Melihat provokasi nyata ini, pihak TNI AL tidak tinggal diam, dengan mengerahkan beberapa Kapal Perang untuk mengawal dan mengusir semua kapal-kapal perang Malaysia yang menghalangi pembangunan mercusuar ini.
Kapal-kapal perang TNI AL dan Kapal perang Malaysia bahkan sudah saling
berhadapan satu dengan lain di dekat lokasi pembangunan mercusuar ini.
Bahkan sempat terjadi insiden yang panas pada tanggal 8 April 2005.
Pada
waktu itu, terjadi ketegangan yang melibatkan kapal perang pihak
Malaysia KD Sri Johor, KD Buang dan Kota Baharu berikut dua kapal
patroli sedangkan kapal perang dari pihak Indonesia melibatkan KRI
Wiratno, KRI Tongkol, KRI Tedong Naga, KRI K.S. Tubun, KRI Nuku dan KRI
Singa. Pada saat itu kapal Malaysia memprovokasi dengan mencoba memasuki
daerah Ambalat dan Karang Unarang, namun terus dibayang-bayangi oleh
kapal perang Indonesia tersebut.
Sampai akhirnya KRI Tedong Naga
(Indonesia) yang menyerempet KD Rencong (Malaysia) sebanyak tiga kali,
akan tetapi tidak pernah terjadi tembak-menembak karena adanya Surat
Keputusan Panglima TNI Nomor: Skep/158/IV/2005 tanggal 21 April 2005
bahwa pada masa damai, unsur TNI AL di wilayah perbatasan RI-Malaysia
harus bersikap kedepankan perdamaian dan TNI AL hanya diperbolehkan
melepaskan tembakan bilamana setelah diawali adanya tembakan dari pihak
Malaysia terlebih dahulu.
Namun dengan perjuangan TNI khususnya TNI AL, provokasi ini bisa diatasi
dan pembangunan Mercusuar di Karang Unarang selesai dilakukan.
Mercusuar di Karang Unarang yang di atasnya dikibarkan bendera Merah
Putih, menunjukkan kepada Dunia dan Malaysia bahwa Ambalat adalah
wilayah Indonesia. Dan segenap tumpah darah Indonesia akan
mempertahankannya selalu dari pihak-pihak yang mencoba mengganggu.
Kini, di karang unarang ini, Indonesia sudah mendirikan sebuah Identitas jelas yang menandakan Karang Unarang dan Ambalat adalah Milik Indonesia dari dahulu kala dan sampai selama-lamanya.
Jadi tidak salah kalau kita
menjulukinya benteng terluar RI di laut Ambalat. Terima kasih kepada
para pejuang dari TNI AL dan juga para pekerja pembangunan Mercusuar
Karang Unarang yang telah mempertaruhkan nyawa demi harga diri Bangsa
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.