"Kami sudah punya bukti kuat siapa otak dari aksi penyerangan itu."
Pangdam 17 Cenderawasih Mayjen Christian Zebua dengan tegas
menuding pelaku penyerangan Pos TNI Tingginambut dan pengadangan
prajurit di Distrik Sinak adalah kelompok Goliat Tabuni dan Militan
Murib.
Bahkan, jenderal berbintang dua itu mengklaim sudah memiliki bukti
kalau keduanya sebagai aktor di balik aksi dua penyerangan yang
menewaskan delapan prajurit TNI dan empat warga sipil itu.
"Kami sudah punya bukti kuat bahwa otak dari aksi penyerangan dan
pengadangan itu adalah Goliat Tabuni dan Militan Murib. Kemungkinan
alasan mereka menyerang, karena tidak senang melihat TNI bersama
rakyat," ujar Pangdam kepada wartawan, Jumat 22 Februari 2013.
Untuk itu, dia menambahkan, karena sudah jelas pelaku adalah
kelompok Goliat Tabuni dan Militan Murib, diharapkan polisi segera bisa
menangkap mereka. "Kami siap membantu polisi mengejar dan menangkap
mereka, karena tindakannya sangat tidak manusiawi yakni membantai
prajurit terbaik saya," tegas Pangdam.
Pangdam juga menandaskan, tidak akan pernah bernegosiasi dengan
kedua kelompok tersebut, karena perbuatan mereka sangat sadis. "Tidak
akan ada dialog. Buat apa dialog dengan orang jahat," ujarnya.
Menurut Pangdam, kelompok Militan Murib saat melakukan pengadangan
dan penembakan di Distrik Sinak diperkirakan berjumlah 30 orang.
"Sebagian memiliki senjata api," jelasnya.
OPM Tahan Diri
Sementara itu, DPR Papua meminta Tentara Pembebasan Nasional
Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk menahan diri dan tidak melakukan
tindakan-tindakan yang hanya memperkeruh situasi Papua, serta
menyengsarakan masyarakat.
"Kepada pihak TPN OPM, kami minta menahan diri dengan tidak
melakukan aksi yang menimbulkan keresahan, karena ujung-ujungnya rakyat
yang sengsara," ujar Wakil Ketua DPR Papua Yunus Wonda, Jumat, 22
Februari 2013.
Menurut dia, aksi kekerasan berupa penyerangan, pengadangan, dan
penembakan tidak akan pernah menyelesaikan persoalan Papua, namun hanya
memperkeruh situasi yang jelas berdampak kepada masyaralat luas. "Dengan
kejadian seperti ini mungkin OPM lari dan tidak ditemukan, tapi yang
dirugikan adalah rakyat bisa jadi korban," jelasnya.
DPR Papua, Yunus melanjutkan, sangat mengutuk peristiwa penyerangan
dan pengadangan anggota TNI yang terjadi di Puncak Jaya dan Puncak itu.
"Kami sangat mengutuk segala tindakan yang menghilangkan nyawa orang,
apa pun alasannya," tegasnya.
DPR, menurut dia, juga turut berduka atas gugurnya delapan prajurit
yang sedang melaksanakan tugas negara. "Atas nama pimpinan Dewan, saya
turut berduka atas jatuhnya korban jiwa di Puncak Jaya dan Puncak," kata
dia.
Yunus berharap, para pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa
penyerangan dan pengadangan itu segera ditangkap. "Tangkap mereka,
karena tindakannya sangat tidak terpuji," tegasnya.
Anggota DPD RI perwakilan Papua, Paulus Sumino, mengatakan,
peristiwa penyerangan dan pengadangan yang merenggut nyawa belasan orang
bisa menghambat proses dialog Papua-Jakarta yang saat ini sedang
dirintis.
"Peristiwa ini tentu akan memengaruhi, bahkan bisa menghalangi
proses dialog Papua-Jakarta yang sedang saya rintis dengan teman-teman
DPD, LSM, serta Pater Neles Tebay sebagai jalan keluar menyelesaikan
persoalan Papua," ujarnya.(art)
Kalla: Tangkap Otak Pelaku Penembakan TNI di Papua
Penembakan itu menewaskan delapan anggota TNI.
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, menilai kasus
penembakan helikopter Super Puma milik TNI di Papua yang menewaskan
delapan anggota TNI merupakan tindakan kriminal. Pelakunya harus
ditangkap agar terkuak siapa otak pelaku penembakan dan motifnya.
"Ini persoalan kriminal, sehingga penyelesaiannya harus ditangkap pelakunya," tuturnya.(art)
"Kekerasan yang terjadi di Papua dan menewaskan delapan anggota TNI
merupakan tindakan kriminal yang harus diungkap siapa pelakunya," kata
JK, panggilan akrab mantan wakil presiden itu di Yogyakarta, Jumat 22
Februari 2013.
Kasus penembakan di Papua, menurut JK, adalah masalah antara aparat
dan pemberontak, sehingga tindakan tegas harus diberikan agar tidak ada
lagi kecolongan dan aksi kekerasan di Papua.
"Solusi satu-satunya, harus ditangkap agar diketahui siapa otaknya
dan motifnya. Palang Merah sendiri tidak dapat membantu, karena
masalahnya adalah kriminal," tegasnya.
Mantan Wapres itu juga menyatakan jika kekerasan dilakukan oleh
komunal, akar permasalahan terjadinya kekerasan tersebut harus
diselesaikan. Misalnya, karena persoalan hubungan sosial atau ekonomi
yang timpang.
● Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.