TNI-AL dan polisi menggelar simulasi penanganan serangan teroris di
Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) Jawa Timur, Selasa (26/3).
Digambarkan, sejumlah gerombolan teroris hendak menyabotase akses
keluar-masuk Kota Surabaya dari sisi timur tersebut melalui jalur laut,
dengan cara memasang alat peledak.
Dengan menumpang perahu nelayan, belasan orang yang diduga sebagai gerombolan pengacau itu, menyerang Jembatan Suramadu. Target dari serangan para teroris ini, adalah meledakkan jembatan terpanjang di Indonesia itu dengan memasang sejumlah bom di tiang utama jembatan.
Namun, upaya teror ini tercium oleh pihak keamanan. Sejumlah prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI-AL Pangkalan Armatim, Surabaya melakukan pengejaran. Dengan sekoci, pasukan elit TNI AL ini mengejar para teroris yang mencoba kabur dengan menggunakan perahu nelayan.
Dalam aksi kejar-kejaran di laut itu, sempat terjadi kontak senjata antara pihak Kopaska dengan para teroris. Tiga pelaku berhasil dibekuk. Sisanya tewas saat terjadi aksi tembak menembak.
Usai melumpuhkan kawanan teroris itu, sejumlah prajurit Kopaska yang lain berusaha menjinakkan bom yang sudah terpasang di tiang utama Jembatan Suramadu dan melakukan pembersihan bahan peledak di lokasi kejadian.
Menurut Perwira Staf Operasi Kopaska TNI-AL, Letkol Laut (P) Sri Gunanto, simulasi yang dilakukan ini, memvisualisasikan aksi teror yang terjadi di Suramadu sebagai obyek vital yang rentan kejahatan dan harus dijaga keamanannya.
Gerombolan pengacau itu, kata dia, telah memasang bahan peledak. "Pasukan yang diterjunkan oleh TNI AL ini, bertujuan untuk menghentikan dan menindak tegas para pelaku teror," kata Gunarto di lokasi.
Sementara menurut Wakil Kepala Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS), Irjen Pol (Purn) Herman Hidayat yang turut menyaksikan gelar simulasi prajurit TNI AL ini mengatakan, gelar simulasi ini merupakan bagian dari latihan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menjaga seluruh obyek vital yang ada di Kota Pahlawan, sebutan lain Kota Surabaya, termasuk akses Jembatan Suramadu.
Herman mengatakan, dalam gelar simulasi ini, tidak hanya prajurit TNI AL saja, tapi pihak keamanan dari unsur polisi juga dilibatkan. "Gelar simulasi ini untuk mengukur kesiapan petugas keamanan kita, termasuk ketika mengetahui adanya teror yang mengancam keselamatan masyarakat yang berada di Jembatan Suramadu," kata dia.
Dari sini, lanjut Herman, kita dapat mengetahui dan melakukan evaluasi terhadap semua latihan yang telah dilakukan oleh pihak keamanan. "Untuk ke depan, semua unsur keamanan, baik dari TNI AL, polisi dan BPWS sendiri, akan melakukan evaluasi dari hasil latihan ini dan meningkatkan sistem keamanan, khususnya di wilayah laut, dalam hal pengamanan NKRI," tandas dia.(mdk/ian)
Dengan menumpang perahu nelayan, belasan orang yang diduga sebagai gerombolan pengacau itu, menyerang Jembatan Suramadu. Target dari serangan para teroris ini, adalah meledakkan jembatan terpanjang di Indonesia itu dengan memasang sejumlah bom di tiang utama jembatan.
Namun, upaya teror ini tercium oleh pihak keamanan. Sejumlah prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI-AL Pangkalan Armatim, Surabaya melakukan pengejaran. Dengan sekoci, pasukan elit TNI AL ini mengejar para teroris yang mencoba kabur dengan menggunakan perahu nelayan.
Dalam aksi kejar-kejaran di laut itu, sempat terjadi kontak senjata antara pihak Kopaska dengan para teroris. Tiga pelaku berhasil dibekuk. Sisanya tewas saat terjadi aksi tembak menembak.
Usai melumpuhkan kawanan teroris itu, sejumlah prajurit Kopaska yang lain berusaha menjinakkan bom yang sudah terpasang di tiang utama Jembatan Suramadu dan melakukan pembersihan bahan peledak di lokasi kejadian.
Menurut Perwira Staf Operasi Kopaska TNI-AL, Letkol Laut (P) Sri Gunanto, simulasi yang dilakukan ini, memvisualisasikan aksi teror yang terjadi di Suramadu sebagai obyek vital yang rentan kejahatan dan harus dijaga keamanannya.
Gerombolan pengacau itu, kata dia, telah memasang bahan peledak. "Pasukan yang diterjunkan oleh TNI AL ini, bertujuan untuk menghentikan dan menindak tegas para pelaku teror," kata Gunarto di lokasi.
Sementara menurut Wakil Kepala Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS), Irjen Pol (Purn) Herman Hidayat yang turut menyaksikan gelar simulasi prajurit TNI AL ini mengatakan, gelar simulasi ini merupakan bagian dari latihan kesiapsiagaan petugas keamanan dalam menjaga seluruh obyek vital yang ada di Kota Pahlawan, sebutan lain Kota Surabaya, termasuk akses Jembatan Suramadu.
Herman mengatakan, dalam gelar simulasi ini, tidak hanya prajurit TNI AL saja, tapi pihak keamanan dari unsur polisi juga dilibatkan. "Gelar simulasi ini untuk mengukur kesiapan petugas keamanan kita, termasuk ketika mengetahui adanya teror yang mengancam keselamatan masyarakat yang berada di Jembatan Suramadu," kata dia.
Dari sini, lanjut Herman, kita dapat mengetahui dan melakukan evaluasi terhadap semua latihan yang telah dilakukan oleh pihak keamanan. "Untuk ke depan, semua unsur keamanan, baik dari TNI AL, polisi dan BPWS sendiri, akan melakukan evaluasi dari hasil latihan ini dan meningkatkan sistem keamanan, khususnya di wilayah laut, dalam hal pengamanan NKRI," tandas dia.(mdk/ian)
● Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.