Sumber merdeka.com mengatakan, aksi diam-diam tentara negeri Kanguru itu telah diendus oleh intelijen Indonesia. Ke-8 tentara Australia itu membuat jaringan, semacam agen khusus yang terdiri dari warga wilayah selatan untuk melaporkan setiap ada pelolosan imigran gelap menuju Pulau Christmas.
"Menurut informasi, masyarakat tersebut akan dibayar atau digaji Rp 6 juta per bulan. Yang menjadi catatan dan perlu diwaspadai dan diantisipasi adalah wilayah Sulawesi Selatan karena merupakan salah satu daerah yang dijadikan pelarian imigran gelap," ujar sumber itu.
Namun ketika dikonfirmasi, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda Iskandar Sitompul mengaku tidak tahu soal pelatihan itu. Alasannya, latihan yang dilakukan AD Australia itu tidak melibatkan TNI.
"Saya baru denger. Kalau orang Australia yang ngadain latihan seharusnya tanya ke Kemenlu (Kementerian Luar Negeri), karena mereka pintu gerbangnya," kata Iskandar ketika dihubungi merdeka.com, Kamis (24/10).
Namun Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene tidak menjawab telepon ketika dikonfirmasi terkait dengan masalah tersebut. Pesan pendek yang dikirim ke nomor telepon pribadinya juga tidak dijawab hingga berita ini diturunkan.
Adapun Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan belum mengetahui bahwa ada pelatihan melibatkan warga di pesisir pantai selatan pulau jawa. "Saya belum dapat informasi. Mau saya cek dulu," ujarnya.(mdk/mtf)
● Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.