Surabaya ★ Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington memimpin upacara pembaretan 138 prajurit Tamtama Remaja Korps Marinir di lapangan tembak Internasional FX. Soepramono Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Senin (14/04/2014).
Kegiatan yang dihadiri Komandan Kobangdikal Laksda TNI Widodo, Kasgartap III Surabaya Brigjen TNI (Mar) R. Gatot Suprapto, Danpasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso, Danpasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, Kadispsial Laksma TNI FX. Agus Susilo, Wadan Kobangdikal Kolonel Marinir Ivan A.R Titus dan pejabat teras Korps Marinir tersebut juga dihadiri para sesepuh Korps Marinir serta keluarga prajurit Tamtama Remaja mantan Dikmata PK XXXIII.
Dalam amanatnya Komandan Korps Marinir mengatakan upacara pembaretan yang dilaksanakan saat ini berbeda dengan upacara pembaretan sebelumnya, karena untuk pertama kalinya pembaretan dilaksanakan tidak setelah menyelesaikan pendidikan Komando, namun setelah para Tamtama Remaja menyelesaikan Kursus Tamtama Remaja.
Selama di Kodikmar, lanjutnya, Tamtama Remaja menerima pendidikan yang berkaitan dengan profesi sedangkan dalam Kursus, dibekali dengan materi-materi yang berkaitan dengan tradisi Korps, dengan harapan dapat mengenal tradisi Korps sehingga akan semakin besar kecintaan terhadap Korps dengan tidak melakukan hal-hal yang mencoreng nama baik Korps.
Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan diresmikannya pemakain baret, maka seorang prajurit secara sah menjadi keluarga besar Korps Marinir, sekaligus mengandung konsekuensi dan tanggung jawab untuk selalu berperilaku dan bertindak sesuai landasan moral prajurit Korps Marinir.
“Mulai saat ini, tumbuhkan dan pupuk kesadaran baru bahwa kalian sebagai prajurit Korps Marinir harus menjadi kebanggaan rakyat yang bisa diandalkan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas orang nomor satu dijajaran Korps Marinir itu.
Komandan Korps Marinir juga menyampaikan bahwa untuk mendapatkan baret ungu kebanggaan tersebut, para siswa harus mampu melalui “Kawah Candradimuka” Korps Marinir, diantaranya melalui Pendidikan Komando (Dikko) untuk menjadikan prajurit-prajurit Korps Marinir yang berani, tangguh dan pantang menyerah.
“Baret Ungu yang telah kalian kenakan itu, bukan semata-mata hanya sebagai simbol belaka akan tetapi merupakan lambang perwujudan kehormatan dan kebanggaan Korps Marinir,” tambahnya.
Selain itu, juga mempunyai makna yang besar, sebagai hasil perjuangan dan pengabdian para pendahulu serta anugerah yang diberikan bangsa dan negara kepada Korps Marinir, yang sekaligus menjadi ciri khas prajurit Baret Ungu.
Prosesi pembaretan diawali oleh Komandan Korps Marinir kepada perwakilan Tamtama Remaja, baret untuk penyematan dibawa oleh Kapten Marinir Pujo Setiyono melalui terjun payung dan mendarat tepat didepan Irup, usai pembaretan secara simbolis dilanjutkan pemakaian baret kepada Tamtama Remaja oleh keluarganya.
Usai upacara pembaretan dilanjutkan dengan unjuk kemampuan Tamtama Remaja dalam beladiri militer dan terjun payung yang dilakukan oleh prajurit-prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir.
Kegiatan yang dihadiri Komandan Kobangdikal Laksda TNI Widodo, Kasgartap III Surabaya Brigjen TNI (Mar) R. Gatot Suprapto, Danpasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Siswoyo Hari Santoso, Danpasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Denny Kurniadi, Kadispsial Laksma TNI FX. Agus Susilo, Wadan Kobangdikal Kolonel Marinir Ivan A.R Titus dan pejabat teras Korps Marinir tersebut juga dihadiri para sesepuh Korps Marinir serta keluarga prajurit Tamtama Remaja mantan Dikmata PK XXXIII.
Dalam amanatnya Komandan Korps Marinir mengatakan upacara pembaretan yang dilaksanakan saat ini berbeda dengan upacara pembaretan sebelumnya, karena untuk pertama kalinya pembaretan dilaksanakan tidak setelah menyelesaikan pendidikan Komando, namun setelah para Tamtama Remaja menyelesaikan Kursus Tamtama Remaja.
Selama di Kodikmar, lanjutnya, Tamtama Remaja menerima pendidikan yang berkaitan dengan profesi sedangkan dalam Kursus, dibekali dengan materi-materi yang berkaitan dengan tradisi Korps, dengan harapan dapat mengenal tradisi Korps sehingga akan semakin besar kecintaan terhadap Korps dengan tidak melakukan hal-hal yang mencoreng nama baik Korps.
Lebih lanjut dikatakan bahwa dengan diresmikannya pemakain baret, maka seorang prajurit secara sah menjadi keluarga besar Korps Marinir, sekaligus mengandung konsekuensi dan tanggung jawab untuk selalu berperilaku dan bertindak sesuai landasan moral prajurit Korps Marinir.
“Mulai saat ini, tumbuhkan dan pupuk kesadaran baru bahwa kalian sebagai prajurit Korps Marinir harus menjadi kebanggaan rakyat yang bisa diandalkan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegas orang nomor satu dijajaran Korps Marinir itu.
Komandan Korps Marinir juga menyampaikan bahwa untuk mendapatkan baret ungu kebanggaan tersebut, para siswa harus mampu melalui “Kawah Candradimuka” Korps Marinir, diantaranya melalui Pendidikan Komando (Dikko) untuk menjadikan prajurit-prajurit Korps Marinir yang berani, tangguh dan pantang menyerah.
“Baret Ungu yang telah kalian kenakan itu, bukan semata-mata hanya sebagai simbol belaka akan tetapi merupakan lambang perwujudan kehormatan dan kebanggaan Korps Marinir,” tambahnya.
Selain itu, juga mempunyai makna yang besar, sebagai hasil perjuangan dan pengabdian para pendahulu serta anugerah yang diberikan bangsa dan negara kepada Korps Marinir, yang sekaligus menjadi ciri khas prajurit Baret Ungu.
Prosesi pembaretan diawali oleh Komandan Korps Marinir kepada perwakilan Tamtama Remaja, baret untuk penyematan dibawa oleh Kapten Marinir Pujo Setiyono melalui terjun payung dan mendarat tepat didepan Irup, usai pembaretan secara simbolis dilanjutkan pemakaian baret kepada Tamtama Remaja oleh keluarganya.
Usai upacara pembaretan dilanjutkan dengan unjuk kemampuan Tamtama Remaja dalam beladiri militer dan terjun payung yang dilakukan oleh prajurit-prajurit Batalyon Intai Amfibi-1 Marinir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.