Jakarta ★ Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Mayor Jenderal Fuad Basya mengatakan sampai saat ini misteri pembunuhan dua anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut di perairan Natuna oleh nelayan Thailand belum juga terkuak.
Menurut dia, saat ini kepolisian Negeri Gajah Putih itu masih mencari titik terang kasus pembunuhan yang disangkakan kepada sembilan nelayan mereka. "Perkembangan terakhir, polisi Thailand temukan barang bukti dari para tersangka," kata Fuad saat dihubungi Tempo, Senin, 14 April 2014.
Polisi Thailand menemukan noda dan bercak darah pada beberapa barang bukti pisau dan palu tersangka. Untuk memastikan identitas korban, penyidik kepolisian Thailand akan melakukan uji DNA pada bercak darah tersebut.
Mereka berencana mendatangi keluarga dua anggota TNI yang diduga menjadi korban pembunuhan, yakni Sersan Mayor Alfriansyah dan karyawan Angkatan Laut bernama Edi. "Dalam waktu dekat, polisi Thailand akan ke Indonesia mencari data pembanding DNA."
Jika DNA keduanya cocok, polisi Thailand punya bukti kuat untuk menjerat kesembilan nelayan dengan perbuatan pidana. Selanjutnya TNI akan meminta Polri untuk mengawal kasus ini. "Kami akan serahkan sesuai prosedur Interpol saja," kata Fuad.
Soal kronologi dan sebab-musabab pembunuhan tersebut, Fuad belum bisa berkomentar. Menurut dia, TNI baru bisa mengeluarkan pernyataan jika hasil penyidikan terhadap kasus pembunuhan tersebut selesai.
Fuad mengatakan TNI Angkatan Laut masih melakukan pencarian dua jasad personelnya yang dibuang di laut. Dua kapal perang TNI AL masih berlayar di sekitar perairan Natuna untuk mencari kedua jasad. "Polisi Thailand ikut membantu berbekal keterangan tersangka."
Sebelumnya polisi Thailand menangkap sembilan tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan dua personel TNI Angkatan Laut pada bulan lalu. Sembilan tersangka ditangkap secara terpisah terpaut satu pekan. Mereka adalah Lampian Kanthee, Suthi Kiriphob, Solae Pandika, Nudda Kum-eaid, Chum Yodwongsa, Dang Kanmunee, Sripai Suwannaprapha, Sorasit So-in, dan Suriwong Chuehom.
Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa keduanya dibunuh oleh 12 awak kapal Sor Nattaya 7 saat berlayar di Laut Natuna. Saat itu Alfriansyah dan Edi menaiki kapal nelayan Sor Nattaya untuk mencari nelayan Thailand yang terlibat konfrontasi dengan perwira AL lainnya di pantai.
Namun nahas, menurut penuturan dua saksi, mereka malah diserang dengan pisau hingga tewas. Mayat keduanya kemudian dibuang ke laut. Hingga kini mayat mereka belum ditemukan. Dari hasil penyelidikan, polisi juga menemukan barang bukti berupa palu dan pisau yang diduga kuat digunakan untuk membunuh. Selain itu, polisi menemukan pistol yang diyakini milik Sersan Mayor Alfriansyah.Tersangka Pembunuh 2 TNI AL di Thailand Berkurang Pemerintah Thailand dinilai menutup-nutupi kasus hilangnya dua personel TNI Angkatan Laut yang diduga dibunuh oleh nelayan Thailand pada Selasa, 8 April 2014 lalu.
Kepala Subdinas Penerangan Umum Angkatan Laut Kolonel Suradi mengatakan dari informasi pemerintah Thailand, jumlah nelayan yang ditangkap berubah-ubah. "Tadinya 12 orang, lalu kabur jadi tinggal sembilan orang, lalu kabur lagi dan sekarang tinggal tujuh orang," kata Suradi saat dihubungi Tempo pada Ahad malam, 13 April 2014. "Ini sepertinya ada yang ditutup-tutupi."
Menurut Suradi, pemerintah Thailand sengaja menutup-nutupi tindak kriminal yang dilakukan oleh warga negaranya karena negeri gajah itu khawatir mendapat sanksi internasional. Sebab, para nelayan itu telah memasuki wilayah perairan Indonesia secara ilegal. "Kalau kapal penangkap ikan yang legal kan namanya sudah jadi KM (kapal motor), sedangkan kapal yang ditemukan itu tanpa nama," katanya.
TNI Angkatan Laut telah mengirimkan surat kepada pemerintah Thailand untuk menanyakan perkembangan pencarian kedua TNI AL yang hilang itu. Sampai saat ini, kata Suradi, belum ada informasi dari otoritas Thailand ihwal hasil pencarian itu. Mereka yang hilang di laut Natuna adalah Sersan Mayor Alfriansyah dan karyawan Angkatan Laut bernama Edi.
Suradi mengatakan tidak tahu sampai kapan pencarian oleh TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Thailand akan terus berlangsung. "Kami menunggu surat resmi dari pemerintah Thailand," katanya..
Menurut dia, saat ini kepolisian Negeri Gajah Putih itu masih mencari titik terang kasus pembunuhan yang disangkakan kepada sembilan nelayan mereka. "Perkembangan terakhir, polisi Thailand temukan barang bukti dari para tersangka," kata Fuad saat dihubungi Tempo, Senin, 14 April 2014.
Polisi Thailand menemukan noda dan bercak darah pada beberapa barang bukti pisau dan palu tersangka. Untuk memastikan identitas korban, penyidik kepolisian Thailand akan melakukan uji DNA pada bercak darah tersebut.
Mereka berencana mendatangi keluarga dua anggota TNI yang diduga menjadi korban pembunuhan, yakni Sersan Mayor Alfriansyah dan karyawan Angkatan Laut bernama Edi. "Dalam waktu dekat, polisi Thailand akan ke Indonesia mencari data pembanding DNA."
Jika DNA keduanya cocok, polisi Thailand punya bukti kuat untuk menjerat kesembilan nelayan dengan perbuatan pidana. Selanjutnya TNI akan meminta Polri untuk mengawal kasus ini. "Kami akan serahkan sesuai prosedur Interpol saja," kata Fuad.
Soal kronologi dan sebab-musabab pembunuhan tersebut, Fuad belum bisa berkomentar. Menurut dia, TNI baru bisa mengeluarkan pernyataan jika hasil penyidikan terhadap kasus pembunuhan tersebut selesai.
Fuad mengatakan TNI Angkatan Laut masih melakukan pencarian dua jasad personelnya yang dibuang di laut. Dua kapal perang TNI AL masih berlayar di sekitar perairan Natuna untuk mencari kedua jasad. "Polisi Thailand ikut membantu berbekal keterangan tersangka."
Sebelumnya polisi Thailand menangkap sembilan tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan dua personel TNI Angkatan Laut pada bulan lalu. Sembilan tersangka ditangkap secara terpisah terpaut satu pekan. Mereka adalah Lampian Kanthee, Suthi Kiriphob, Solae Pandika, Nudda Kum-eaid, Chum Yodwongsa, Dang Kanmunee, Sripai Suwannaprapha, Sorasit So-in, dan Suriwong Chuehom.
Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa keduanya dibunuh oleh 12 awak kapal Sor Nattaya 7 saat berlayar di Laut Natuna. Saat itu Alfriansyah dan Edi menaiki kapal nelayan Sor Nattaya untuk mencari nelayan Thailand yang terlibat konfrontasi dengan perwira AL lainnya di pantai.
Namun nahas, menurut penuturan dua saksi, mereka malah diserang dengan pisau hingga tewas. Mayat keduanya kemudian dibuang ke laut. Hingga kini mayat mereka belum ditemukan. Dari hasil penyelidikan, polisi juga menemukan barang bukti berupa palu dan pisau yang diduga kuat digunakan untuk membunuh. Selain itu, polisi menemukan pistol yang diyakini milik Sersan Mayor Alfriansyah.Tersangka Pembunuh 2 TNI AL di Thailand Berkurang Pemerintah Thailand dinilai menutup-nutupi kasus hilangnya dua personel TNI Angkatan Laut yang diduga dibunuh oleh nelayan Thailand pada Selasa, 8 April 2014 lalu.
Kepala Subdinas Penerangan Umum Angkatan Laut Kolonel Suradi mengatakan dari informasi pemerintah Thailand, jumlah nelayan yang ditangkap berubah-ubah. "Tadinya 12 orang, lalu kabur jadi tinggal sembilan orang, lalu kabur lagi dan sekarang tinggal tujuh orang," kata Suradi saat dihubungi Tempo pada Ahad malam, 13 April 2014. "Ini sepertinya ada yang ditutup-tutupi."
Menurut Suradi, pemerintah Thailand sengaja menutup-nutupi tindak kriminal yang dilakukan oleh warga negaranya karena negeri gajah itu khawatir mendapat sanksi internasional. Sebab, para nelayan itu telah memasuki wilayah perairan Indonesia secara ilegal. "Kalau kapal penangkap ikan yang legal kan namanya sudah jadi KM (kapal motor), sedangkan kapal yang ditemukan itu tanpa nama," katanya.
TNI Angkatan Laut telah mengirimkan surat kepada pemerintah Thailand untuk menanyakan perkembangan pencarian kedua TNI AL yang hilang itu. Sampai saat ini, kata Suradi, belum ada informasi dari otoritas Thailand ihwal hasil pencarian itu. Mereka yang hilang di laut Natuna adalah Sersan Mayor Alfriansyah dan karyawan Angkatan Laut bernama Edi.
Suradi mengatakan tidak tahu sampai kapan pencarian oleh TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Thailand akan terus berlangsung. "Kami menunggu surat resmi dari pemerintah Thailand," katanya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.