Disanksi !!! 🎈 Balon mata-mata China terbang di atas Charlotte NC, Amerika Serikat pada 04 Februari 2023. (Anadolu Agency via Getty Images)
Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi kepada enam perusahaan kedirgantaraan China yang diidentifikasi mendukung program balon mata-mata milik militer negaranya.
Mengutip CNBC Internasional, perusahaan-perusahaan itu akan bergabung dengan sejumlah perusahaan yang berbasis di China yang menurut AS menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.
Sanksi itu diumumkan hanya beberapa jam setelah F-22 militer Amerika menembak jatuh "objek ketinggian" yang memasuki wilayah udara AS untuk kedua kalinya dalam seminggu terakhir.
Wakil Menteri Perdagangan untuk industri dan keamanan AS Alan Estevez mengatakan, penggunaan balon ketinggian tinggi oleh China melanggar kedaulatannya dan mengancam keamanan nasional AS.
"Tindakan hari ini memperjelas bahwa entitas yang berusaha merusak keamanan dan kedaulatan nasional AS akan dihentikan dari akses ke teknologi AS," kata Estevez, dalam pernyataan dari Departemen Perdagangan.
Kapal yang ditembak jatuh pada hari Jumat sedang terapung di lepas pantai Alaska. Akhir pekan lalu, balon pengintai China ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan.
Meski demikian, Gedung Putih nampak enggan untuk menggambarkan pesawat yang terlibat dalam insiden Jumat kemarin sebagai balon.
"Kami menyebut ini objek karena itulah deskripsi terbaik yang kami miliki saat ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, seraya menambahkan bahwa para pejabat AS belum mengetahui negara atau kelompok mana yang bertanggung jawab atas hal itu.
Sanksi baru dari AS mencerminkan fokus baru pemerintah terhadap program pengawasan pesawat tak berawak China.
"Tindakan hari ini menunjukkan upaya bersama kami untuk mengidentifikasi dan menghentikan penggunaan balon pengawasan China, yang telah melanggar wilayah udara Amerika Serikat dan lebih dari empat puluh negara," kata Matthew Axelrod, asisten menteri perdagangan untuk penegakan ekspor. (hsy/hsy)
Balon Mata-mata China Dibedah
Gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut A.S. ini menunjukkan para pelaut yang ditugaskan ke Grup Pembuangan Persenjataan Peledak 2 memulihkan balon pengintai ketinggian tinggi di lepas pantai Pantai Myrtle, S.C., 5 Februari 2023. (AP/)
Balon China yang diduga sebagai mata-mata mengudara di langit AS selama berhari-hari sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh jet tempur militer AS.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, balon tersebut ternyata memuat banyak antena yang mampu mengumpulkan sinyal intel negara adikuasa. Sejauh ini, temuan menunjukkan balon itu terkait dengan militer China.
"Dari foto-foto yang diambil, terkonfirmasi kehadiran paket antena yang mampu mengoleksi data dan melacak komunikasi," kata pemerintah AS, dikutip dari CNBC International, Kamis (10/2/2023).
"Ada solar panel yang cukup besar untuk memproduksi daya sehingga beragam sensor untuk mengumpulkan data intel bisa dioperasikan," pemerintah melanjutkan.
Pemerintah AS menyebut bahwa teknologi yang tersemat di dalam balon mata-mata China diketahui dari foto-foto yang diambil oleh jet U-2 AS. Lebih lanjut, AS yakin bahwa pabrikan yang membuat balon tersebut punya hubungan langsung dengan militer China.
"Balon ini sengaja dirancang untuk operasi pengintaian yang biasanya diarahkan oleh militer," ujar juru bicara AS.
Menurutnya, AS bakal melihat lebih dalam untuk mengekspos berbagai upaya mata-mata China yang membahayakan keamanan negara dan para sekutu.
Tim Media Pentagon mengatakan bahwa AS telah mengumpulkan beragam informasi tentang balon mata-mata China, sehingga ke depannya bisa mendeteksi jika upaya yang sama dilancarkan.
Sebelumnya, pemerintah AS sesumbar bahwa sejak era Presiden Donald Trump, balon China sudah banyak yang mengudara di teritori AS. Selanjutnya, di era Joe Biden, balon tersebut masih berani masuk ke langit AS.
"Yang kami lakukan sekarang adalah mengumpulkan semua informasi, sehingga balon-balon yang sebelumnya tidak teridentifikasi bisa kami analisis untuk tahu bahwa itu adalah balon China," kata sekretaris media Pentagon, Pat Ryder.
"Kami tahu bahwa mereka mau mengintai kawasan strategis, termasuk beberapa basis strategis kami di kontinental AS," ia menambahkan. (tib)
Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) memberikan sanksi kepada enam perusahaan kedirgantaraan China yang diidentifikasi mendukung program balon mata-mata milik militer negaranya.
Mengutip CNBC Internasional, perusahaan-perusahaan itu akan bergabung dengan sejumlah perusahaan yang berbasis di China yang menurut AS menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional.
Sanksi itu diumumkan hanya beberapa jam setelah F-22 militer Amerika menembak jatuh "objek ketinggian" yang memasuki wilayah udara AS untuk kedua kalinya dalam seminggu terakhir.
Wakil Menteri Perdagangan untuk industri dan keamanan AS Alan Estevez mengatakan, penggunaan balon ketinggian tinggi oleh China melanggar kedaulatannya dan mengancam keamanan nasional AS.
"Tindakan hari ini memperjelas bahwa entitas yang berusaha merusak keamanan dan kedaulatan nasional AS akan dihentikan dari akses ke teknologi AS," kata Estevez, dalam pernyataan dari Departemen Perdagangan.
Kapal yang ditembak jatuh pada hari Jumat sedang terapung di lepas pantai Alaska. Akhir pekan lalu, balon pengintai China ditembak jatuh di lepas pantai Carolina Selatan.
Meski demikian, Gedung Putih nampak enggan untuk menggambarkan pesawat yang terlibat dalam insiden Jumat kemarin sebagai balon.
"Kami menyebut ini objek karena itulah deskripsi terbaik yang kami miliki saat ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, seraya menambahkan bahwa para pejabat AS belum mengetahui negara atau kelompok mana yang bertanggung jawab atas hal itu.
Sanksi baru dari AS mencerminkan fokus baru pemerintah terhadap program pengawasan pesawat tak berawak China.
"Tindakan hari ini menunjukkan upaya bersama kami untuk mengidentifikasi dan menghentikan penggunaan balon pengawasan China, yang telah melanggar wilayah udara Amerika Serikat dan lebih dari empat puluh negara," kata Matthew Axelrod, asisten menteri perdagangan untuk penegakan ekspor. (hsy/hsy)
Balon Mata-mata China Dibedah
Gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut A.S. ini menunjukkan para pelaut yang ditugaskan ke Grup Pembuangan Persenjataan Peledak 2 memulihkan balon pengintai ketinggian tinggi di lepas pantai Pantai Myrtle, S.C., 5 Februari 2023. (AP/)
Balon China yang diduga sebagai mata-mata mengudara di langit AS selama berhari-hari sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh jet tempur militer AS.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, balon tersebut ternyata memuat banyak antena yang mampu mengumpulkan sinyal intel negara adikuasa. Sejauh ini, temuan menunjukkan balon itu terkait dengan militer China.
"Dari foto-foto yang diambil, terkonfirmasi kehadiran paket antena yang mampu mengoleksi data dan melacak komunikasi," kata pemerintah AS, dikutip dari CNBC International, Kamis (10/2/2023).
"Ada solar panel yang cukup besar untuk memproduksi daya sehingga beragam sensor untuk mengumpulkan data intel bisa dioperasikan," pemerintah melanjutkan.
Pemerintah AS menyebut bahwa teknologi yang tersemat di dalam balon mata-mata China diketahui dari foto-foto yang diambil oleh jet U-2 AS. Lebih lanjut, AS yakin bahwa pabrikan yang membuat balon tersebut punya hubungan langsung dengan militer China.
"Balon ini sengaja dirancang untuk operasi pengintaian yang biasanya diarahkan oleh militer," ujar juru bicara AS.
Menurutnya, AS bakal melihat lebih dalam untuk mengekspos berbagai upaya mata-mata China yang membahayakan keamanan negara dan para sekutu.
Tim Media Pentagon mengatakan bahwa AS telah mengumpulkan beragam informasi tentang balon mata-mata China, sehingga ke depannya bisa mendeteksi jika upaya yang sama dilancarkan.
Sebelumnya, pemerintah AS sesumbar bahwa sejak era Presiden Donald Trump, balon China sudah banyak yang mengudara di teritori AS. Selanjutnya, di era Joe Biden, balon tersebut masih berani masuk ke langit AS.
"Yang kami lakukan sekarang adalah mengumpulkan semua informasi, sehingga balon-balon yang sebelumnya tidak teridentifikasi bisa kami analisis untuk tahu bahwa itu adalah balon China," kata sekretaris media Pentagon, Pat Ryder.
"Kami tahu bahwa mereka mau mengintai kawasan strategis, termasuk beberapa basis strategis kami di kontinental AS," ia menambahkan. (tib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.