⚓ Dari Kapal Korvet KRI Bung Karno hingga Pemburu Ranjau Ilustrasi PC 60 akan bertambah dua unit. (Caputra Mitra Sejati) ⚓
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyebutkan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) tambahan yang akan memperkuat TNI AL pada tahun ini.
Pertama, kapal jenis korvet KRI Bung Karno-369 yang akan siap digunakan pada pertengahan 2023.
"Nanti ada korvet Bung Karno yang khusus untuk VIP, kemungkinan pertengahan tahun ini akan siap," ujar Muhammad Ali di sela-sela Rapim TNI AL di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (13/2/2023).
Kemudian, dua kapal patroli cepat 60 Meter yang kini sedang diproduksi, juga siap digunakan tahun ini.
"(Lalu) kapal pemburu ranjau, agak beda sedikit. Ini cukup modern yang kapal pemburu ranjau ini, mungkin akhir tahun (tiba)," ujar Ali.
Adapun saat ini TNI AL sedang memesan dua kapal pemburu ranjau buatan Jerman.
Terakhir, TNI AL menambah alutsista baru dengan adanya penambahan empat unit pesawat dan satu unit helikopter.
Kapal pemburu ranjau pesanan TNI AL, KRI Pulau Fani 731 (shipspotting)
Alutsista baru itu berupa satu pesawat CN 235-220 MPA, tiga pesawat Piper Archer PA-28-181, dan satu helikopter Bell 505 Jet Ranger X (JRX).
Keempat alutsista itu dikukuhkan langsung oleh Laksamana Muhammad Ali di Mako Pusat Penerbangan AL (Puspenerbal) Juanda, Surabaya, Kamis (19/1/2023).
Pesawat CN 235-220 MPA memiliki fungsi sebagai intai udara maritim dan pengamatan laut. Pesawat yang mampu terbang setinggi 25.000 kaki tersebut dilengkapi dengan peralatan intai maritim yaitu flir radar sehingga memungkinkan untuk melaksanakan patroli maritim dengan optimal.
Sementara pesawat Piper Archer PA-28-181 merupakan pesawat latih dasar yang digunakan calon rajawali-rajawali jalasena muda dalam menjalankan pelatihan terbang.
Pesawat ini adalah pesawat latih kedua yang dimiliki Skuadron Udara 200 Wing Udara 2 Puspenerbal yang sudah menggunakan GPS garmin G1000 NXI system.
Kemudian, helikopter Bell 505 merupakan jenis helikopter yang bermesin tunggal, tetapi memiliki tenaga (shaft horse power) dan blade span yang besar.
Helikopter ini sangat cocok dijadikan latihan dasar. Helikopter Bell 505 memiliki keamanan yang jauh lebih baik dalam pelaksanaan latihan, khususnya keadaan darurat bagi siswa penerbang helikopter. Helikopter ini diproduksi oleh Bell Textron Kanada.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyebutkan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) tambahan yang akan memperkuat TNI AL pada tahun ini.
Pertama, kapal jenis korvet KRI Bung Karno-369 yang akan siap digunakan pada pertengahan 2023.
"Nanti ada korvet Bung Karno yang khusus untuk VIP, kemungkinan pertengahan tahun ini akan siap," ujar Muhammad Ali di sela-sela Rapim TNI AL di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (13/2/2023).
Kemudian, dua kapal patroli cepat 60 Meter yang kini sedang diproduksi, juga siap digunakan tahun ini.
"(Lalu) kapal pemburu ranjau, agak beda sedikit. Ini cukup modern yang kapal pemburu ranjau ini, mungkin akhir tahun (tiba)," ujar Ali.
Adapun saat ini TNI AL sedang memesan dua kapal pemburu ranjau buatan Jerman.
Terakhir, TNI AL menambah alutsista baru dengan adanya penambahan empat unit pesawat dan satu unit helikopter.
Kapal pemburu ranjau pesanan TNI AL, KRI Pulau Fani 731 (shipspotting)
Alutsista baru itu berupa satu pesawat CN 235-220 MPA, tiga pesawat Piper Archer PA-28-181, dan satu helikopter Bell 505 Jet Ranger X (JRX).
Keempat alutsista itu dikukuhkan langsung oleh Laksamana Muhammad Ali di Mako Pusat Penerbangan AL (Puspenerbal) Juanda, Surabaya, Kamis (19/1/2023).
Pesawat CN 235-220 MPA memiliki fungsi sebagai intai udara maritim dan pengamatan laut. Pesawat yang mampu terbang setinggi 25.000 kaki tersebut dilengkapi dengan peralatan intai maritim yaitu flir radar sehingga memungkinkan untuk melaksanakan patroli maritim dengan optimal.
Sementara pesawat Piper Archer PA-28-181 merupakan pesawat latih dasar yang digunakan calon rajawali-rajawali jalasena muda dalam menjalankan pelatihan terbang.
Pesawat ini adalah pesawat latih kedua yang dimiliki Skuadron Udara 200 Wing Udara 2 Puspenerbal yang sudah menggunakan GPS garmin G1000 NXI system.
Kemudian, helikopter Bell 505 merupakan jenis helikopter yang bermesin tunggal, tetapi memiliki tenaga (shaft horse power) dan blade span yang besar.
Helikopter ini sangat cocok dijadikan latihan dasar. Helikopter Bell 505 memiliki keamanan yang jauh lebih baik dalam pelaksanaan latihan, khususnya keadaan darurat bagi siswa penerbang helikopter. Helikopter ini diproduksi oleh Bell Textron Kanada.
💂 Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.