JAYAPURA Para prajurit ini layak mendapat apresiasi dan penghormatan
yang tinggi dari seluruh warga Indonesia. Prajurit Marinir TNI AL
bersama dengan satuan TNI lainnya rutin bergantian menjaga pulau-pulau
kecil terluar yang berbatasan dengan negara tetangga. Termasuk untuk
menjaga pulau terluar atau pulau terpencil yang berada di wilayah Papua,
seperti Pulau Brass, Pegun, dan Fanildo.
Bukan main-main tugas mereka. Dalam menjaga pulau-pulau tersebut, mereka harus siap menghabiskan waktu hingga enam bulan. Baru setelah itu mereka boleh meninggalkan pulau-pulau tersebut setelah mendapat perintah dari atasan. Padahal, mereka sering kali harus pindah tugas dari satu wilayah ke wilayah lain.
Mereka harus meninggalkan seluruh anggota keluarga. Memang berat, tapi mereka harus menjalaninya. “Kami ini harus siap ditugaskan di mana pun,’’ ujar seorang prajurit marinir.
Para prajurit yang berada di KRI Sultan Nuku juga menjalani tugas berat. Sudah hampir satu bulan mereka berada di lautan. Terakhir, mereka mendapat perintah dari pusat untuk mendukung tugas Bank Indonesia (BI) yang hendak melakukan kegiatan pengedaran uang di wilayah terpencil dan perbatasan pada 6-16 Februari.
Tanpa dukungan prajurit TNI AL Sultan Nuku, sulit bagi BI melaksanakan tugasnya. Untuk mendekati Kepulauan Mapia (terdiri atas Pulau Pegun, Brass, dan Fanildo) saja, saat ini hanya jalur laut yang bisa menjangkau tempat tersebut. Karena itulah, peran TNI AL, khususnya dari prajurit KRI Sultan Nuku sangat vital.
Bukan main-main tugas mereka. Dalam menjaga pulau-pulau tersebut, mereka harus siap menghabiskan waktu hingga enam bulan. Baru setelah itu mereka boleh meninggalkan pulau-pulau tersebut setelah mendapat perintah dari atasan. Padahal, mereka sering kali harus pindah tugas dari satu wilayah ke wilayah lain.
Mereka harus meninggalkan seluruh anggota keluarga. Memang berat, tapi mereka harus menjalaninya. “Kami ini harus siap ditugaskan di mana pun,’’ ujar seorang prajurit marinir.
Para prajurit yang berada di KRI Sultan Nuku juga menjalani tugas berat. Sudah hampir satu bulan mereka berada di lautan. Terakhir, mereka mendapat perintah dari pusat untuk mendukung tugas Bank Indonesia (BI) yang hendak melakukan kegiatan pengedaran uang di wilayah terpencil dan perbatasan pada 6-16 Februari.
Tanpa dukungan prajurit TNI AL Sultan Nuku, sulit bagi BI melaksanakan tugasnya. Untuk mendekati Kepulauan Mapia (terdiri atas Pulau Pegun, Brass, dan Fanildo) saja, saat ini hanya jalur laut yang bisa menjangkau tempat tersebut. Karena itulah, peran TNI AL, khususnya dari prajurit KRI Sultan Nuku sangat vital.
raka anom26 April 2013 20.38
BalasHapussekedar masukan kpd Presiden,DPR,Kemenhan,KemPU dan Kimpraswil, Kemenhub, Kementrans, Kemeninfo, Kemen BUMN,Kemen ESDM, dan TNI, serta Kepala Daerah yg terkait dng kepala daerah yang membawahi pulau2 terluar tdk hanya sebatas Pulau Nipah, melainkan juga pulau2 terluar lainnya ug berada di perbatasan, solusi utk mengatasi pulau2 terluar dng segala keterbatasan adalah melakukan reklamasi dng luas tambah mencapai 30-50 Km, kemudian tanam bakau di pinggir pulau sampai berjarak 1 Km, dari 200 M di tarik dari pinggir pantai ke laut, jadi 1 Km ditarik dr titik 200 M sampai ke darat, setelah itu tanam pohon kelapa, tanam jeruk, tanam pepaya, tanam2 lainnya yg bisa diberdayakan utk pemenuhuna kebutuhan sehari2 misalnya dng membuat pelindung tanaman yg luasnya mencapai 2 Km di dlm pelindung tanaman dibudidayakan jamur, sayu2an, ternak, dan perikanan, di bangun menara mercu suar, dibangun landasan helipad, dibangaun bangker BBM, bungker pelindungan, di bangun PLTSurya dan PLTAngin laut, di bangun pelabuhan dan dibangaun Mess ditempatkan personil tentara (prajurit, sersan dan perwira) yang berjumlah 150 org terdiri dari 120 tenyara yg berjenis kelamin laki2 dan 15 berjenis kelamin perempuan, dokter dan perawat berjumlah 15 orang, paling tidak 4 dokter dan Bea Cukai serta Imigrasi, masing 7 orang, dilengkapi kapal patroli utk bea cukai dan imigtasi masing2 1 yang dilengkapi senjata otomatis di depan kapal patroli,Peluncur RPG, dan rudal, kapal perang yg stand bay sebanyak 6 kapal perang dan 1 unit kapal selam, dibangun radar dan fasilitas komunikasi yang memadai, disediakan parabola dan televisi serta fasilitas lainnya juga sbg sarana hiburan selama personil2 tsb bertugas termasuk fitnes, disediakan kapal atau pesawat amphibi, helikopter pengangkut serta helikopter anti serangan kapal selam, serta landasan utk pesawat tempur sejauh 3 Km, dibangun hangar utk 6 unit pesawat tempur, di pulau terluar yg lebih luas dari pulau nipah didatangkan transmigran sebanyak 30 KK-100 KK