"Kita telah tunjukan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki profesionalisme yang tinggi yang tidak kalah dengan negara-negara yang tergabung dalam misi UNIFIL"
KONDISI keamanan di wilayah daerah misi di Lebanon meningkat, bahkan Head Quarter (HQ) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) yang tengah melaksanakan misi perdamaian PBB juga merasakan imbas dari meningkatnya status keamanan ini, Selasa (12/2/2013).
Satgas Indo FPC (Force Protection Company) TNI Konga XXVI-E2/UNIFIL sebagai penanggung jawab keamanan HQ UNIFIL, khususnya Green Hill Area langsung mendapatkan perintah untuk menambah perkuatan di semua sektor sesuai dengan Standart Operational Procedure yang ada.
Setelah Dansatgas FPC TNI Mayor Inf Yuri Elias Mamahi menerima perintah tentang perubahan Alert Status dari merah ke hitam, beliau langsung memberikan perintah kepada Duty Officer untuk membunyikan sirene sebagai tanda bahwa telah terjadi peningkatan Alert Status.
Dengan sigap seluruh personil Indo FPC TNI berkumpul di lapangan Sudirman dan dengan tangkas menaiki kendaraan yang telah disiapkan untuk mengantar para personil tersebut memasuki tempat Defence Post yang telah ditentukan, termasuk penempatan 3 sniper di Observation Post dalam mengamankan area Italy Air sesuai dengan koordinasi yang telah dilakukan sebelumnya dengan pihak Italia.
Selanjutnya, karena eskalasi semakin meningkat, Dansatgas FPC TNI kembali mendapatkan perintah untuk mengaktifkan Shelter Plan, semua personel yang berada di Sudirman Camp segera mendapatkan perintah untuk memasuki shelter yang telah disiapkan, pengendalian operasional terhadap personel yang bertugas di lapangan dilakukan dari dalam bungker tersebut.
Kejadian tersebut hanya sekenario Latihan Shelter Exercise di Rubbhall Sudirman Camp, Naqoura, Lebanon. Dalam latihan sesuai prosedur tetap UNIFIL, Alert Status Keamanan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Kuning, Merah dan Hitam.
Latihan Shelter Exercise bagi Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2 merupakan latihan lanjutan dari Defence Post.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, untuk menjaga tingkat kesiapan dan kewaspadaan setiap kontingen yang tergabung dalam misi ini agar tetap dalam kondisi siap operasional.
Menurut Dansatgas Indo FPC TNI Mayor Inf Yuri Elias Mamahi yang turut dalam latihan tersebut.
"Dengan memberikan yang terbaik dalam latihan ini kita telah tunjukan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki profesionalisme yang tinggi yang tidak kalah dengan negara-negara yang tergabung dalam misi UNIFIL," ucapnya.
Ia merasa bangga kepada seluruh personil yang terlibat dalam latihan ini, dengan performance yang sudah ditampilkan pada latihan ini.
"Kita dapat menjawab semua tugas yang diberikan oleh UNIFIL demi membawa nama baik bangsa Indonesia," kata Dansatgas.
KONDISI keamanan di wilayah daerah misi di Lebanon meningkat, bahkan Head Quarter (HQ) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) yang tengah melaksanakan misi perdamaian PBB juga merasakan imbas dari meningkatnya status keamanan ini, Selasa (12/2/2013).
Satgas Indo FPC (Force Protection Company) TNI Konga XXVI-E2/UNIFIL sebagai penanggung jawab keamanan HQ UNIFIL, khususnya Green Hill Area langsung mendapatkan perintah untuk menambah perkuatan di semua sektor sesuai dengan Standart Operational Procedure yang ada.
Setelah Dansatgas FPC TNI Mayor Inf Yuri Elias Mamahi menerima perintah tentang perubahan Alert Status dari merah ke hitam, beliau langsung memberikan perintah kepada Duty Officer untuk membunyikan sirene sebagai tanda bahwa telah terjadi peningkatan Alert Status.
Dengan sigap seluruh personil Indo FPC TNI berkumpul di lapangan Sudirman dan dengan tangkas menaiki kendaraan yang telah disiapkan untuk mengantar para personil tersebut memasuki tempat Defence Post yang telah ditentukan, termasuk penempatan 3 sniper di Observation Post dalam mengamankan area Italy Air sesuai dengan koordinasi yang telah dilakukan sebelumnya dengan pihak Italia.
Selanjutnya, karena eskalasi semakin meningkat, Dansatgas FPC TNI kembali mendapatkan perintah untuk mengaktifkan Shelter Plan, semua personel yang berada di Sudirman Camp segera mendapatkan perintah untuk memasuki shelter yang telah disiapkan, pengendalian operasional terhadap personel yang bertugas di lapangan dilakukan dari dalam bungker tersebut.
Kejadian tersebut hanya sekenario Latihan Shelter Exercise di Rubbhall Sudirman Camp, Naqoura, Lebanon. Dalam latihan sesuai prosedur tetap UNIFIL, Alert Status Keamanan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Kuning, Merah dan Hitam.
Latihan Shelter Exercise bagi Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-E2 merupakan latihan lanjutan dari Defence Post.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, untuk menjaga tingkat kesiapan dan kewaspadaan setiap kontingen yang tergabung dalam misi ini agar tetap dalam kondisi siap operasional.
Menurut Dansatgas Indo FPC TNI Mayor Inf Yuri Elias Mamahi yang turut dalam latihan tersebut.
"Dengan memberikan yang terbaik dalam latihan ini kita telah tunjukan bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) memiliki profesionalisme yang tinggi yang tidak kalah dengan negara-negara yang tergabung dalam misi UNIFIL," ucapnya.
Ia merasa bangga kepada seluruh personil yang terlibat dalam latihan ini, dengan performance yang sudah ditampilkan pada latihan ini.
"Kita dapat menjawab semua tugas yang diberikan oleh UNIFIL demi membawa nama baik bangsa Indonesia," kata Dansatgas.
● Pelita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.