JAYAPURA -- Seorang anggota TNI, Pratu Andre, tewas tertembak saat berpatroli di kawasan Tinggineri, sekitar dua jam pejalanan dari Mulia, Sabtu (31/8). Korban tertembak saat kotak senjata dengan kelompok sipil bersenjata (KSB).
Panglima XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua mengaku masih berada di Jakarta. "Saya sedang bertugas di Jakarta," kata Mayjen TNI Zebua seraya mengakui ada anggota yang tertembak saat berpatroli di pedalaman Papua.
Pangdam menjelaskan hingga kini ia belum mendapat laporan lengkap tentang insiden yang menewaskan Pratu Andre yang bertugas di Kabupaten Puncak Jaya, pedalaman Papua.
Insiden itu berawal dari patroli yang diikuti korban dan saat berada di Tinggineri terjadi kontak senjata dengan KSB hingga menewaskan satu anggota TNI. Jenasah korban saat ini masih dievakuasi dari Tinggineri ke Tingginambut yang berjarak sekitar empat kilometer, dan belum dapat dipastikan apakah jenasah korban dievakuasi ke Mulia atau Wamena lewat darat.
Baku tembak antara TNI dan OPM pimpinan Goliat Tabuni.
Aksi baku tembak antara personil TNI dengan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Goliat Tabuni kembali terjadi di Puncak Jaya, Papua, Sabtu, 31 Agustus 2013.
Mengenai kronologis aksi baku tembak, Luman Sintar masih enggan membeberkannya.(eh)
Panglima XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua mengaku masih berada di Jakarta. "Saya sedang bertugas di Jakarta," kata Mayjen TNI Zebua seraya mengakui ada anggota yang tertembak saat berpatroli di pedalaman Papua.
Pangdam menjelaskan hingga kini ia belum mendapat laporan lengkap tentang insiden yang menewaskan Pratu Andre yang bertugas di Kabupaten Puncak Jaya, pedalaman Papua.
Insiden itu berawal dari patroli yang diikuti korban dan saat berada di Tinggineri terjadi kontak senjata dengan KSB hingga menewaskan satu anggota TNI. Jenasah korban saat ini masih dievakuasi dari Tinggineri ke Tingginambut yang berjarak sekitar empat kilometer, dan belum dapat dipastikan apakah jenasah korban dievakuasi ke Mulia atau Wamena lewat darat.
Baku Tembak di Puncak Jaya, Satu Anggota Kopassus Tewas
Baku tembak antara TNI dan OPM pimpinan Goliat Tabuni.
Aksi baku tembak antara personil TNI dengan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Goliat Tabuni kembali terjadi di Puncak Jaya, Papua, Sabtu, 31 Agustus 2013.
Baku tembak terjadi di Distrik Tingginambut sekitar pukul 14.00
WIT. Distrik Tingginambut selama ini dikenal sebagai markas OPM. Akibat
insiden baku tembak itu satu anggota TNI tewas dan senjatanya dirampas.
Dari data yang berhasil dihimpun, kontak senjata terjadi secara
sporadis, anggota sipil bersenjata itu menyerang Pos TNI Tingginambut
secara tiba-tiba. Anggota TNI berupaya bertahan sehingga kontak senjata
pun berlangsung.
Satu orang prajurit, Pratu Andry yang bertugas di Pos TNI tertembak
di bagian perut dan meninggal dunia ditempat. Kelompok sipil bersenjata
yang diperkirakan sekitar delapan hingga belasan orang dipimpin Goliat
Tabuni dan Terius Tabuni berhasil merampas senjata Pratu Andry yang
berasal dari kesatuan Kopassus. Kelompok sipil bersenjata itu lalu
melarikan diri kembali masuk hutan.
Juru Bicara Kodam 17 Cenderawasih Kolonel Lismer Lumban Siantar
saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu. "Benar satu anggota TNI dari
batalyon Infantri 753 AVT Nabire tewas tertembak dalam insiden itu,"
kata Lismer.
Saat ini, kata dia, proses evakuasi terhadap Pratu Andry sedang
berlangsung. "Korban langsung di evakuasi menuju RS Mulia. Namun karena
cuaca buruk tidak bisa dievakuasi ke Jayapura dengan pesawat.
Kemungkinan Minggu besok baru dilaksanakan proses evakuasi," ujarnya
Strategi TNI yg cuma bertahan dan menunggu serangan mendadak kayaknya sdh tdk relevam lg krn hanya menghantarkan nyawa para prajurit kita. Kirim para teliksandi dan UAV sbg pembuka jalan utk menerapkan strategi pembersihan. Bekas penyerangan gerombolan bersenjata tsb kayaknya bisa dicium oleh anjing pelacak atau pencari jejak. Kirim pasukan khusus utk menghindari korban byk.
BalasHapusini akibat kurang tegasnya sang peminpin di pusat , di mana opm kian hari kian ganas dan bebas merengkrut anggota baru , tidak ada nya keputusan politic tegas dan berwibawa , niscaya nkri untuk masa akan datang dalam condisi bahaya . papua butuh kebijakan tegas bukan harta yg selama ini otomi daerah hanya di makan segelinter orang dan pastur bertopeng .
BalasHapusSampai kapan petinggi TNI membiarkan anggota nya gugur dibantai oleh kelompok GOLIAT TABUNI...
BalasHapusoprasi sandi yudha
BalasHapusIni karena presiden yg lembek....mbek.....mbek......mbeeeek........
BalasHapuskarna terlalu takut yg namanya HAM
BalasHapusmn ketua ham apakah ada batang hidung mereka saat pasukan penjaga republik ini tewas dihantam peluru...
HAM hanya antek2 amerika