Kalaupun pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar berkepanjangan, TNI-AD akan melakukan kangkah-langkah penyesuaian.
"Sampai saat ini belum ada pengaruhnya. Program latihan tetap berjalan seperti biasa. Kami yakin pemerintah akan menempuh kebijakan yang berdampak positif terhadap penguatan rupiah," kata Komandan Kodiklat TNI- AD, Letjen TNI Lodewijk F Paulus kepada para wartawan, Kamis (29/8).
Menurut Lodewijk, program latihan dengan penggunaan persenjataan yang dijalankan di lingkungan TNI-AD selama 2013 merupakan hasil kontrak setahun sebelumnya.
Dalam kontrak tersebut asumsi dolar terhaap rupiah di kisaran angka Rp 9.000. Jadi, kata dia, program- program latihan yang melibatkan persenjataan baik ringan maupun berat yang dibeli dengan dolar tidak ada pengaruhnya.
"Baru akan terasa kalau berlanjut sampai 2014. Tapi saya yakin Bapak Presiden akan melakukan langkag- langkah tepat untuk mengatasi masalah nilai tukar rupiah ini," ujar dia.
Kodiklat merupakan lembaga latihan, doktrin, dan pendidikan TNI- AD. Kodiklat membawahi 20 pusat pendidikan, empat di antaranya yaitu Pusdik Infanteri, Kavaleri, Alteleri, dan Zeni bersentuhan langsung dengan alusista yang diproduksi di mancanegara.
Dengan demikian, pengadaan alusista baik ringan maupun berat harus menggunakan mata uang dolar. "Ada sejumlah persenjataan yang didatangkan dari luar negeri," kata dia usai sertijab Wadan Kodiklat serta dua direktur di lingkungan Kodiklat.
Wadan Kodiklat diserahterimakan dati Mayjen TNI Mulyono kepada Brigjen TNI Dodi Usodo Hargo. Sedangkan Direktur Pendidikan diserahterimakan dari Brigjen TNI Komaruddin Simanjuntak kepada Kol Inf Gede Kusuma Arta, sedangkan Direktur Latihan dati Brigjen TNI Prihadi Agus kepada Brigjen TNI Tatang Adi Cahyono. Serahterima jabatan tersebut berlangsung di Sula Kodiklat Jl Aceh Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.