Minggu, 15 September 2013

Prajurit Teknisi AU dari Lembah Bromo

53 TAHUN SKADRON TEKNIK 022

Keberadaan Satuan Pemeliharaan Pesawat Terbang meskipun dikatagorikan sebagai satuan pendukung, memiliki arti penting dalam menentukan tingkat kesiapan alutsista guna melaksanakan tugas operasi. 

Sejarah pembentukan Skadron Teknik 022 merupakan perjalanan panjang dan penuh perjuangan. Dimulai pasca pemulihan kedaulatan Republik Indonesia tahun 1950-an, Pangkalan Udara Bugis (sekarang Lanud Abdulrachman Saleh) menerima sejumlah pesawat terbang dan fasilitas pemeliharaan dari AU Kerajaan Belanda (Militaire Luchvaart). Sehingga dibentuklah Skadron–skadron Udara seperti Skadron Udara 1 dengan pesawat B-25 Mitchel dan B–26 Invader, Skadron Udara 3 dengan pesawat P-51 Mustang, serta Skadron Udara 5 dengan pesawat PBY–5A Catalina dan UF-1 Albatros.

Sehubungan dengan hal itu dibentuk pula dinas pemeliharaan di tiap-tiap skadron udara untuk melaksanakan pemeliharaan pesawat yang menjadi kekuatannya. Namun dengan semakin banyaknya tugas operasi yang dibebankan maka tugas pemeliharaan dan beban pekerjaan semakin berat dan tinggi. Maka diputuskanlah membentuk suatu satuan pemeliharaan tersendiri setingkat dengan skadron udara.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Udara Nomor 487 tanggal 31 Juli 1960 dibentuklah Skadron Teknik 2 (SQT 2) di bawah Wing Operasi 002 Komando Operasi. Satuan yang menempati hanggar baru ini merupakan penggabungan unsur personel dan fasilitas Skadron Udara 1, 3, dan 5. Saat itu tugas pokok Skadron Teknik 2 adalah melaksanakan pemeliharaan pesawat yang tidak dapat dilaksanakan di skadron udara dalam batas waktu 1X24 jam serta perawatan berkala tingkat sedang termasuk upaya penyelesaian perkelarannya.

Ketika kekuatan pesawat semakin menurun akibat sulitnya suku cadang pasca Operasi Trikora dan Dwikora yang diperparah oleh peristiwa G-30S/PKI, kegiatan pemeliharaan semakin berkurang. Kondisi tersebut diikuti berkurangnya personel teknisi karena purna tugas, sementara penambahan personel baru tidak ada.

Untuk mempertahankan eksistensinya, pada 16 Agustus 1967 Skadron Teknik 2 ditarik ke jajaran Komando Logistik di bawah Wing Log 020 dan berganti nama menjadi Skadron Teknik 022 Wing Logistik 020 Kologau. Setelah tiga tahun berada di bawah Wing Log 020, terjadi perubahan organisasi kembali dari Kologau menjadi Komatau dan penghapusan Wing Log 020 serta 040. Sehingga berdasarkan Skep Kasau No 69 tanggal 23 Juli 1970, Skadron teknik 022 kembali bergabung di bawah Wing Operasi 002 Lanud Abdulrachman Saleh.

Pada masa itu pelaksanaan pemeliharaan lebih dinamis dengan adanya penggantian dan penambahan pesawat baru seperti OV-10F Bronco dan C212 Aviocar. Hal ini juga berarti Skatek 022 memasuki babak baru pemeliharaan dari Piston Engine Aircraft menjadi Turboprop Engine Aircraft. Persiapan dan kursus pun dilaksanakan agar para teknisi siap dan mampu melaksanakan pemeliharaan dengan lebih baik.

Sejalan dengan reorganisasi TNI AU tentang likuidasi Kopatdara beserta Wing Operasinya pada 11 Maret 1985 menjadi Komando Operasi I dan II serta lanud di jajarannya, Skatek 022 hingga saat ini berada di bawah Lanud Abdulrachman Saleh, Koopsau II.

Dalam setiap operasi yang digelar TNI AU, Skatek 022 selalu turut ambil bagian walaupun tidak terjun langsung namun memberikan dukungan pemeliharaan pesawat. Saat Operasi Mandala/Trikora, Skatek 2 menempatkan personelnya di Langgur, Morotai, Amahai, dan Makassar untuk melaksanakan pemeliharaan berkala ataupun penyelesaian perkelaan yang terjadi selama operasi. Dalam Operasi Dwikora, satuan ini juga menempatkan personelnya di Pontianak, Singkawang, dan Ranai. Operasi lainnya adalah Operasi Samber Kilat, Operasi Seroja, dan lainnya.

Skatek 022 saat ini

Perkembangan kedirgantaraan yang demikian pesat dan beragamnya alutsista yang kini memperkuat TNI AU, berpengaruh pada pemeliharaan pesawat yang dilaksanakan oleh Skadron Teknik 022. Pesawat terbaru memiliki teknologi lebih mutakhir, untuk itu teknisi pun dituntut sanggup menguasai teknologi tersebut.

Saat ini Skadron Teknik 022 mampu melaksanakan pemeliharaan tingkat sedang pesawat C-130 Hercules Skadron Udara 32, C–212 Aviocar Skadron Udara 4, dan pesawat EMB–314 Super Tucano Skadron Udara 21. Untuk pesawat C-130 dilaksanakan pemeliharaan TYI (Three Years Inspection) setiap tiga tahun sekali per pesawat. Pekerjaan meliputi inspeksi rangka, pipa–pipa Bleed Air, Landing Gear, Engine Type T56-7/15 Roll-Royce, sistem kelistrikan dan navigasi, serta sistem lainnya.

Sedangkan pada pesawat C-212 dilaksanakan TCI (Time Change Item) yaitu penggantian komponen yang memiliki usia seperti FCU (Fuel Control Unit) atau Fuel Pump, PI (Periodic Inspection) setiap kelipatan 200 jam terbang yang juga meliputi inspeksi rangka, Power Plant Type TPE–331-10R-512C buatan Honeywell, Landing Gear, sistem avionik dan sistem lainnya.

Dan pada EMB–314 Super Tucano dilaksanakan PI setiap kelipatan 300 jam terbang. Pekerjaan mencakup Inspection, OPC (Operational Check), FNC (Functional Check), maupun SVC (Servicing) pada sistem Flight Control, persenjataan, Power Plant Type PT6-68C buatan Pratt & Whitney Canada dan lain–lain.(Kapten Tek I Wayan Ady D)

  Angkasa 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvC-Ik6pAy87Hd6gx929x9COeJRzvIdsbxv3iK2S1y2Up_BVfPZKciQoWTqLcd1YCAtdMYpxjRCTF9hvaQ78aYA6z9u70LlWAUjn8-DgVNCE21EK0bEbxtNpi2jdPPt1k3I2UaijJ3SvKW/s605/1.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...