Dalam pertemuan itu, Djoko Suyanto mengaku membicarakan kelanjutkan kerjasama kedua negara. "Salah satunya kerjas ama bidang pertahanan dan antariksa," kata Djoko usai pertemuan. Selain itu, mereka juga membahas kerjasama ekonomi meliputi: investasi, pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, hingga energi.
Mengenai kerjasama di bidang pertahanan, Djoko tak mau banyak bicara. Dia hanya menyebut, Indonesia-Cina akan saling mendukung industri pertahanan antar kedua negara.
Untuk kerjasama bidang antariksa, dia melanjutkan, Indonesia akan mengedepankan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional untuk menimba ilmu dari Cina. Sebab, negeri Tirai Bambu ini jauh lebih maju ketimbang Indonesia. Sebagai bukti Cina telah berhasil pesawat luar angkasa.
"Kedua bagaimana kita adakan peluang kerjasama satelit, nanti biar LAPAN yang menindaklanjuti," kata Djoko.
Sementara itu, Dewan Negara Republik Rakyat Cina Yang Jiechi menyambut baik rencana peningkatan kerjasama dengan Indonesia. Yang Jiechi juga menyebut Indonesia sebagai salah satu negara mitra terbesar Cina.
Selain membicarakan kerjasama, pertemuan Djoko Suyanto dan Yang Jiechi juga membahas rencana kedatangan Presiden Republik Rakyat Cina Xi Jinping awal Oktober 2013. Keduannya juga membicarakan persiapan pertemuan KTT APEC di Nusa Dua Bali 7-8 Oktober 2013.
Indonesia-Cina Bahas Masalah Laut Cina Selatan
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto hari ini, Kamis, 19 September 2013, menerima tamu Dewan Negara Republik Rakyat Cina Yang Jiechi. Keduanya pun bertemu dan menjalin perbincangan di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan.
Dalam pertemuan itu, Djoko Suyanto mengaku menyinggung masalah Laut Cina Selatan. "Tapi (pembicaraan dengan Yang Jiechi) tidak sampai ke teknis," kata Djoko.
Mantan Panglima TNI itu hanya mengatakan Indonesia dan Cina saling menghormati batas wilayah masing-masing negara. Indonesia dan Cina pun sepakat untuk saling memanfaatkan laut Cina Selatan untuk kepentingan bersama. "Tentu tetap ada mekanisme dan aturan yang perlu disepakati," kata dia.
Kesepakatan mekanisme itu antara lain komitmen kerjasama bidang maritim Indonesia dan Cina. Meski begitu Djoko mengaku mekanisme itu belum diimplementasikan Indonesia dan Cina. "Saat ini kedua negara masih dalam proses penyamaan prosedur masing-masing, ini terus dirundingkan."
Laut Cina Selatan merupakan wilayah strategis yang berbatasan dengan Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Cina. Di beberapa bagian terjadi tumpang tindih yurisdiksi antara negara-negara yang mengklaim antara lain Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Cina. Hal inilah yang menjadikan potensi konflik di wilayah ini cukup tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.