Leopard 2A4 (Kenyot10) |
"Tank sudah tiba dengan selamat dan lancar. Proses loading dan persuratan juga hampir selesai," ujar seorang perwira TNI-AD yang mengurusi proses kedatangan tank itu pada Jawa Pos kemarin.
Karena tank Leopard dan tank Marder merupakan alat utama persenjataan strategis, maka proses bongkar muat rahasia dan tertutup.
Dua buah tank Leopard dan dua buah tank IFV Marder itu diangkut menggunakan kapal Isolde dari Rheinmetal Industries di Jerman. Pembelian main battle tank atau tank kelas berat pernah memicu perdebatan antara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan DPR hingga berbulan-bulan. Banyak kalangan menilai tank Leopard tidak sesuai dengan medan geografis di Indonesia. Selain bobotnya yang berat (sekitar 62 ton), ancaman terhadap Indonesia dinilai belum perlu dihadapi dengan main battle tank.
Marder 1A3 (Kenyot10) |
Namun, akhirnya pada November 2012 Kemenhan menandatangani kontrak pembelian"senilai USD 280 juta (sekitar Rp 300 miliar (?)) dengan Jerman. Indonesia membeli sebanyak 153 unit MBT dan IFV. Dengan rincian, 61 unit MBT Leopard tipe revolution, 42 MBT Leopard 2A4, serta 50 IFV Marder. Untuk MBT Leopard akan dilengkapi tank recovery, tank bridge layer, dan ambulans.
Tipe Leopard 2A4 yang dibeli bukan tank baru, melainkan bekas pakai yang di-refurbish. Tank itu dibuat pada durasi waktu 1985 hingga 1992. Pemerintah Jerman memiliki 2.125 MBT Leopard 2A4. Karena over produksi, maka Leopard tipe ini dijual ke berbagai negara. Di antara yang sudah memakai adalah Austria, Polandia, dan Turki. Untuk negara Asia, selain Indonesia, baru Singapura yang tercatat mengoperasikan 96 tank jenis itu.
Selain Leopard, Marder juga bukan produk anyar. Prototipe awalnya dirancang pada 1960-an dengan produksi perdana pada 1971. Saat ini sebagian Marder varian awal di Jerman sudah akan digantikan generasi yang lebih baru, yaitu Puma.
Tank Marder berfungsi sebagai tank angkut personel. Salah satu ciri khas Marder adanya kanon atau meriam berkaliber 20 mm Rheinmetall MK 20 Rh202. Kanon ini otomatis. Artinya, peluru tidak perlu diisi satu demi satu. Peluru yang dipergunakan bisa dari berbagai jenis seperti amunisi konvensional, penembus baja serta berdaya ledak tinggi.
Kepala Subdin Penerangan Umum TNI-AD Kolonel Zainal belum bisa memberikan keterangan tentang kedatangan Leopard di Jakarta. "Besok (hari ini,red) akan dijelaskan oleh kadispenad di mabesad," katanya.(rdl/ca)
Tank Leopard Tiba di Tanah Air
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat kembali menerima alat utama sistem persenjataan yang baru. Senjata terbaru itu adalah tank tempur utama (main battle tank) Leopard 2A4 dan tank menengah Marder buatan Jerman.
"Sudah datang dua unit Leopard dan dua unit Marder," kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Budiman kepada Tempo, Senin, 23 September 2013. Keempat tank itu tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad pagi kemarin. Saat ini keempat tank sedang dalam pengecatan dan persiapan pakai. "Untuk pengecatan masih bisa kami lakukan sendiri," kata Budiman.
Budiman mengaku senang dengan hadirnya empat unit tank baru itu. Dia mengatakan tank-tank baru itu bisa memperkuat kemampuan kavaleri Indonesia. Dia menambahkan, dari total 156 tank yang dibeli itu semuanya punya fungsi komplet. Sebagai contoh, bukan tank tempur saja yang diperoleh TNI, melainkan tank khusus ekskavator, buldoser, dan jembatan untuk pasukan Zeni, serta tank penyapu ranjau.
Dari informasi yang diperoleh Tempo, kedatangan keempat unit tank ini terbilang lebih awal. Sebab, sesuai dengan rencana, pengiriman awal tank dari Jerman ini dijadwalkan Oktober 2013. Keempat tank ini rencananya bakal dipamerkan dan dilibatkan dalam perayaan hari jadi TNI pada 5 Oktober 2013.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan membeli 153 unit tank dari pemerintah Jerman. Tank tersebut yakni tank Leopard Ri sebanyak 61 unit, tank Leopard 2A4 sebanyak 42 unit, dan tank Marder sebanyak 50 unit. Pembelian tank ini dikatakan tidak melebihi pagu anggaran sebesar US$ 280 juta.
Pembelian tank ini juga dilengkapi dengan kesepakatan transfer teknologi yang diteken pada November 2012 lalu. PT Pindad dan Bengkel Pusat Angkatan Darat akan mendapatkan kerja sama pelatihan untuk perbaikan ringan hingga berat.
Kehadiran 153 unit tank ini diharapkan bisa menambah kekuatan TNI AD. Saat ini Indonesia belum juga punya tank kelas berat yang mumpuni. Selama ini, TNI AD mengandalkan tank tempur ringan, seperti Scorpion buatan Inggris, tank AMX-13, dan AMX-10p. Ketiga jenis tank ringan itu terbilang uzur sebab diproduksi pada 1940-1950-an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.