450 tentara dari Komando Daerah Militer (Kodam) IV Diponegoro Semarang dikirimkan ke Kalimantan Timur. Para prajurit dikirim untuk menjalankan tugas perbantuan menjaga perbatasan darat Indonesia-Malaysia.
Panglima Kodam Diponegoro, Mayjend Sunindyo mengatakan, para prajurit yang dikirim ke Kaltim itu akan bertugas selama sembilan bulan. Mereka bertugas mengawal penyelundupan, illegal logging, hingga pembinaan teritorial masyarakat.
"Kami mengingatkan anda semua, satu pelanggaran saja di sana (Kaltim) anda akan dicoret. Di sana cukup singkat hanya sembilan bulan dan itu cepat sekali jalannya.
Kami minta kalian agar prihatin, dan menjaga kekompakan," kata Panglima saat melepas kepergian para tentara di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (11/8/2014).
Panglima mengingatkan agar prajurit yang ditugaskan tersebut mampu menjalankan tugas dengan baik. Dia juga berpesan agar bisa menjaga kekompakan. "Nanti kalau anda berhasil, saya kasih reward-nya ditugaskan ke luar negeri," tambahnya.
Para prajurit diberangkatkan menggunakan Kapal Perang Indonesia Tanjung Nusanive 973 dari Semarang ke Kalimantan Timur. Prajurit membawa bekal menggunakan tas ransel dan satu pucuk senjata.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga hadir untuk melepas keberangkatan prajurit. Ganjar pun meminta agar prajurit bisa menjaga loyalitas dan disiplin prajurit. "Kami hanya mengingatkan anda, bahwa ini tugas mulia sebagai bentuk kebanggaan, bisa melaksanakan tugas operasi.
Karena itu anda harus dapat mempertanggungjawabkan peran ini dengan baik. Semoga nanti aman dan berhasil," ujar Ganjar.
Ganjar berpesan agar prajurit bisa menjaga betul wilayah perbatasan, memberantas penyeludupan narkoba, illegal logging. "Kami juga ingin anda benar-benar mengawal batok perbatasan. Jangan sampai batok perbatasan Indonesia dicabut dan diambil negara lain," ujar dia.
Para prajurit itu juga diminta melaksanakan pembinaan wilayah teritorial. "Jangan sampai nanti saya dengar ada kesalahan tugas untuk pendamaian tugas. Jadikan tugas ini dan junjung nama Diponegoro. Selamat bertugas," papar Ganjar.Sertu Fitriyanto Tinggalkan Istri yang Hamil 8 Bulan demi Jaga Patok Perbatasan Ekoningtyas Purbodari, istri Sersan Satu Fitriyanto, salah satu tentara yang diberangkatkan tugas di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia tampak pasrah melihat suaminya bertugas di Kalimantan Timur.
Meski Ekoning sedang hamil besar delapan bulan, dia rela ditinggal suaminya untuk bertugas. Ekoningtyas adalah satu di antara sekian istri para prajurit yang diberangkatkan ke wilayah perbatasan demi menjaga tugas mengawal penyelundupan manusia, illegal logging, hingga pembinaan teritorial masyarakat.
Suaminya, Sertu Fitriyanto juga terihat pasrah menjalani amanat yang diperintahkan institusinya, Batalion Infanteri Yonif 405 Wangon Banyumas yang masuk dalam wilayah Kodam IV Diponegoro.
"Istri saya ini hamil delapan bulan. Saya tahu ini sudah jadi konsekuensi yang harus saya jalani sebagai prajurit. Ini juga anak saya yang pertama," kata Sertu Fitriyanto sebelum menaiki KRI Tanjung Nusanive 973 itu, Senin (11/8/2014).
Meski nantinya bertugas dan tak sempat melihat lahirnya sang anak, Sertu Fitriyanto sudah menyiapkan seluruh persiapan untuk proses kelahiran. Bahkan, Sertu Fitri sudah menyiapkan nama bagi sang anak, entah itu laki-laki atau perempuan.
"Istri saya tidak mau diperiksa, nantinya anak laki-laki maupun perempuan sudah saya siapkan namanya. Biar nanti bisa jadi kejutan buat anak pertama saya," ujar dia.
Ekoningtyas sempat diminta oleh Pangdam untuk tetap tegar dan menjalani hidup seperti sedia kala. "Gimana mas ya, ya begitulah. Kemarin kami sudah kehilangan ibu, tapi ini saya sadar konsekuensi dari awal bertugas. Saya saat ini tinggal di asrama sendirian, di asrama 405 Wangon, Banyumas," kata Ekoning.
Sertu Fitri mengaku telah menjalankan tugas dari Kodam untuk kali ketiga. Pertama, dia ditugaskan di Papua dan kedua di Kalimantan Timur. Ketiga, ini juga ditugaskan di Kaltim. Di Kaltim ini, dia biasanya mengamankan patok perbatasan.
"Jadi, ada patok, kita mengecek pergeseran patok, ada yang berubah atau tidak. Saat ini saja di Kaltim, patok perbatasan masih sangat sulit dicari, patoknya ada pegunungan dan lama tidak diperbaiki, biasanya tinggal angkanya saja," kata Sertu.
Di Kaltim, Sertu Fitri akan bergabung dengan pasukan di Kodim Nunukan, masuk Kodam VI Mulawarman.
Kepala Penerangan Kodam (Kapnedam) IV Diponegoro, Letnan Kolonel Elphis Rudy mengatakan, para prajurit yang dikirim ke Kaltim akan ditugaskan di ujung wilayah perbatasan Indonesia.
Mereka akan ditempatkan secara khusus di wilayah perbatasan darat, sebagian lain bertugas di daerah penyelundupan, illegal logging, dan bertugas sebagai pembina teritorial masyarakat.
"Nanti di sana juga prajurit ada yang ngajar, ada juga yang jadi dokter untuk kesehatan masyarakat," kata dia.
Panglima Kodam Diponegoro, Mayjend Sunindyo mengatakan, para prajurit yang dikirim ke Kaltim itu akan bertugas selama sembilan bulan. Mereka bertugas mengawal penyelundupan, illegal logging, hingga pembinaan teritorial masyarakat.
"Kami mengingatkan anda semua, satu pelanggaran saja di sana (Kaltim) anda akan dicoret. Di sana cukup singkat hanya sembilan bulan dan itu cepat sekali jalannya.
Kami minta kalian agar prihatin, dan menjaga kekompakan," kata Panglima saat melepas kepergian para tentara di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (11/8/2014).
Panglima mengingatkan agar prajurit yang ditugaskan tersebut mampu menjalankan tugas dengan baik. Dia juga berpesan agar bisa menjaga kekompakan. "Nanti kalau anda berhasil, saya kasih reward-nya ditugaskan ke luar negeri," tambahnya.
Para prajurit diberangkatkan menggunakan Kapal Perang Indonesia Tanjung Nusanive 973 dari Semarang ke Kalimantan Timur. Prajurit membawa bekal menggunakan tas ransel dan satu pucuk senjata.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga hadir untuk melepas keberangkatan prajurit. Ganjar pun meminta agar prajurit bisa menjaga loyalitas dan disiplin prajurit. "Kami hanya mengingatkan anda, bahwa ini tugas mulia sebagai bentuk kebanggaan, bisa melaksanakan tugas operasi.
Karena itu anda harus dapat mempertanggungjawabkan peran ini dengan baik. Semoga nanti aman dan berhasil," ujar Ganjar.
Ganjar berpesan agar prajurit bisa menjaga betul wilayah perbatasan, memberantas penyeludupan narkoba, illegal logging. "Kami juga ingin anda benar-benar mengawal batok perbatasan. Jangan sampai batok perbatasan Indonesia dicabut dan diambil negara lain," ujar dia.
Para prajurit itu juga diminta melaksanakan pembinaan wilayah teritorial. "Jangan sampai nanti saya dengar ada kesalahan tugas untuk pendamaian tugas. Jadikan tugas ini dan junjung nama Diponegoro. Selamat bertugas," papar Ganjar.Sertu Fitriyanto Tinggalkan Istri yang Hamil 8 Bulan demi Jaga Patok Perbatasan Ekoningtyas Purbodari, istri Sersan Satu Fitriyanto, salah satu tentara yang diberangkatkan tugas di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia tampak pasrah melihat suaminya bertugas di Kalimantan Timur.
Meski Ekoning sedang hamil besar delapan bulan, dia rela ditinggal suaminya untuk bertugas. Ekoningtyas adalah satu di antara sekian istri para prajurit yang diberangkatkan ke wilayah perbatasan demi menjaga tugas mengawal penyelundupan manusia, illegal logging, hingga pembinaan teritorial masyarakat.
Suaminya, Sertu Fitriyanto juga terihat pasrah menjalani amanat yang diperintahkan institusinya, Batalion Infanteri Yonif 405 Wangon Banyumas yang masuk dalam wilayah Kodam IV Diponegoro.
"Istri saya ini hamil delapan bulan. Saya tahu ini sudah jadi konsekuensi yang harus saya jalani sebagai prajurit. Ini juga anak saya yang pertama," kata Sertu Fitriyanto sebelum menaiki KRI Tanjung Nusanive 973 itu, Senin (11/8/2014).
Meski nantinya bertugas dan tak sempat melihat lahirnya sang anak, Sertu Fitriyanto sudah menyiapkan seluruh persiapan untuk proses kelahiran. Bahkan, Sertu Fitri sudah menyiapkan nama bagi sang anak, entah itu laki-laki atau perempuan.
"Istri saya tidak mau diperiksa, nantinya anak laki-laki maupun perempuan sudah saya siapkan namanya. Biar nanti bisa jadi kejutan buat anak pertama saya," ujar dia.
Ekoningtyas sempat diminta oleh Pangdam untuk tetap tegar dan menjalani hidup seperti sedia kala. "Gimana mas ya, ya begitulah. Kemarin kami sudah kehilangan ibu, tapi ini saya sadar konsekuensi dari awal bertugas. Saya saat ini tinggal di asrama sendirian, di asrama 405 Wangon, Banyumas," kata Ekoning.
Sertu Fitri mengaku telah menjalankan tugas dari Kodam untuk kali ketiga. Pertama, dia ditugaskan di Papua dan kedua di Kalimantan Timur. Ketiga, ini juga ditugaskan di Kaltim. Di Kaltim ini, dia biasanya mengamankan patok perbatasan.
"Jadi, ada patok, kita mengecek pergeseran patok, ada yang berubah atau tidak. Saat ini saja di Kaltim, patok perbatasan masih sangat sulit dicari, patoknya ada pegunungan dan lama tidak diperbaiki, biasanya tinggal angkanya saja," kata Sertu.
Di Kaltim, Sertu Fitri akan bergabung dengan pasukan di Kodim Nunukan, masuk Kodam VI Mulawarman.
Kepala Penerangan Kodam (Kapnedam) IV Diponegoro, Letnan Kolonel Elphis Rudy mengatakan, para prajurit yang dikirim ke Kaltim akan ditugaskan di ujung wilayah perbatasan Indonesia.
Mereka akan ditempatkan secara khusus di wilayah perbatasan darat, sebagian lain bertugas di daerah penyelundupan, illegal logging, dan bertugas sebagai pembina teritorial masyarakat.
"Nanti di sana juga prajurit ada yang ngajar, ada juga yang jadi dokter untuk kesehatan masyarakat," kata dia.
★ Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.