dok: theaviationist.com
Meski berdarah-darah di pihak Palestina, konflik Israel dengan tetangganya selalu melahirkan kejutan di pihak Israel. Ketika beradu tembak dengan Hizbullah, Israel pun ketar ketir. Kali ini dengan Hamas, selain roket, Israel kaget dengan kehadiran UAV di wilayah udara mereka.
Brigade al Qassam yang merupakan sayap militer dari Gerakan Perlawanan Islam Hamas berhasil menerbangkan sebuah pesawat tanpa awak UAV (Unmanned Aerial Vehicle) di atas Jalur Gaza, sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan rudal Patriot Israel pada 14 Juli. UAV ini jatuh di wilayah kota Ashdod, sekitar 45 km dari Jalur Gaza. Tentara Israel menjelaskan pesawat drone Hamas itu masuk hingga 60 kilometer dari perbatasan, dan penuh dengan bahan peledak. Diperkirakan pada Senin (14/7) pagi itu, Hamas meluncurkan lebih dari satu drone ke Tel Aviv. Menurut al-Qassam, mereka telah mengembangkan tiga model UAV, yang dikatakan sebelumnya juga sudah terbang ke wilayah Israel tanpa terdeteksi.
Hamas juga mengklaim di situsnya, bahwa mereka telah melakukan tiga sorti dengan masing-masing sorti dua pesawat ke arah Israel, Senin itu. Menurut merka, salah satu pesawat mereka sempat hovered di atas Tel Aviv yang merupakan markas besar Israel Defense Forces (IDF), yang kemudian diakui oleh juru bicara IDF.
“Hamas melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk memproduksi persenjataan, dan karena itu kesiagaan tertinggi penting bagi kami,” ujar Menhan Israel Moshe Yaalon. “Penembakan drone pagi ini oleh sistem hanud kami adalah contoh dari upaya mereka untuk menyerang kami dengan berbagai cara yang memungkinkan,” ucapnya.
Buatan Iran
Momen kemarin itu langsung dimanfaatkan oleh Hamas dengan mengunduhnya di social media guna menunjukkan UAV yang mereka namakan Ababil. Dari foto yang disebar di dunia maya, ditengarai bahwa UAV yang diterbangkan adalah model Ababil A1B bersenjata. Sejauh ini diketahui bahwa Ababil adalah salah satu UAV yang dibuat di Iran. Pesawat ini dikembangkan untuk keperluan intai taktis, serang jarak sedang, dan sebagai target drones.
Ababil 1 adalah satu dari varian yang sedikit diketahui dari modelnya, termasuk Ababil 3, yang dilaporkan ditembak jatuh di Irak oleh pesawat F-16 AU AS pada Februari 2009. Ababil 5 adalah varian intai jarak menengah; Ababil-T, varian palang ganda (twin-boom) digunakan oleh Hizbullah di wilayah utara Israel. Masih ada beberapa varian lagi yang tidak jelas model apa, namun dinamakan Ababil-R dan Ababil-S.
Sambil menduga-duga karena tidak ada penjelasan resmi dari Hamas, Jane’s Defence Weekly menduga, Ababil 1 memiliki panjang 9,5 kaki, dengan jangkauan sekitar 150 mil, dan mampu membawa beban 88 pon seperti peledak atau kamera. Masih menurut Janes, UAV ini disebut dikembangkan dalam tiga model. A1A untuk misi reconnaissance; A1B untuk misi ofensif; dan A1C untuk misi bunuh diri, di mana UAV digunakan sebagai pengumbar amunisi.(Beny Adrian)
Meski berdarah-darah di pihak Palestina, konflik Israel dengan tetangganya selalu melahirkan kejutan di pihak Israel. Ketika beradu tembak dengan Hizbullah, Israel pun ketar ketir. Kali ini dengan Hamas, selain roket, Israel kaget dengan kehadiran UAV di wilayah udara mereka.
Brigade al Qassam yang merupakan sayap militer dari Gerakan Perlawanan Islam Hamas berhasil menerbangkan sebuah pesawat tanpa awak UAV (Unmanned Aerial Vehicle) di atas Jalur Gaza, sebelum akhirnya ditembak jatuh oleh sistem pertahanan rudal Patriot Israel pada 14 Juli. UAV ini jatuh di wilayah kota Ashdod, sekitar 45 km dari Jalur Gaza. Tentara Israel menjelaskan pesawat drone Hamas itu masuk hingga 60 kilometer dari perbatasan, dan penuh dengan bahan peledak. Diperkirakan pada Senin (14/7) pagi itu, Hamas meluncurkan lebih dari satu drone ke Tel Aviv. Menurut al-Qassam, mereka telah mengembangkan tiga model UAV, yang dikatakan sebelumnya juga sudah terbang ke wilayah Israel tanpa terdeteksi.
Hamas juga mengklaim di situsnya, bahwa mereka telah melakukan tiga sorti dengan masing-masing sorti dua pesawat ke arah Israel, Senin itu. Menurut merka, salah satu pesawat mereka sempat hovered di atas Tel Aviv yang merupakan markas besar Israel Defense Forces (IDF), yang kemudian diakui oleh juru bicara IDF.
“Hamas melakukan apapun yang bisa dilakukan untuk memproduksi persenjataan, dan karena itu kesiagaan tertinggi penting bagi kami,” ujar Menhan Israel Moshe Yaalon. “Penembakan drone pagi ini oleh sistem hanud kami adalah contoh dari upaya mereka untuk menyerang kami dengan berbagai cara yang memungkinkan,” ucapnya.
Buatan Iran
Momen kemarin itu langsung dimanfaatkan oleh Hamas dengan mengunduhnya di social media guna menunjukkan UAV yang mereka namakan Ababil. Dari foto yang disebar di dunia maya, ditengarai bahwa UAV yang diterbangkan adalah model Ababil A1B bersenjata. Sejauh ini diketahui bahwa Ababil adalah salah satu UAV yang dibuat di Iran. Pesawat ini dikembangkan untuk keperluan intai taktis, serang jarak sedang, dan sebagai target drones.
Ababil 1 adalah satu dari varian yang sedikit diketahui dari modelnya, termasuk Ababil 3, yang dilaporkan ditembak jatuh di Irak oleh pesawat F-16 AU AS pada Februari 2009. Ababil 5 adalah varian intai jarak menengah; Ababil-T, varian palang ganda (twin-boom) digunakan oleh Hizbullah di wilayah utara Israel. Masih ada beberapa varian lagi yang tidak jelas model apa, namun dinamakan Ababil-R dan Ababil-S.
Sambil menduga-duga karena tidak ada penjelasan resmi dari Hamas, Jane’s Defence Weekly menduga, Ababil 1 memiliki panjang 9,5 kaki, dengan jangkauan sekitar 150 mil, dan mampu membawa beban 88 pon seperti peledak atau kamera. Masih menurut Janes, UAV ini disebut dikembangkan dalam tiga model. A1A untuk misi reconnaissance; A1B untuk misi ofensif; dan A1C untuk misi bunuh diri, di mana UAV digunakan sebagai pengumbar amunisi.(Beny Adrian)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.