Ketegangan memuncak saat Ukraina katakan hancurkan persenjataan Rusia Presiden Ukraina Petro Poroshenko (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/ox/14.)
Ukraina Jumat mengatakan pihaknya telah menghancurkan bagian dari konvoi militer Rusia yang menyeberang ke wilayahnya dalam serangan yang telah mengirimkan ketegangan lintas perbatasan meroket.
NATO menuduh Rusia terlibat aktif dalam "destabilisasi" Ukraina timur, di mana separatis pro-Kremlin telah berjuang melawan Kiev selama empat bulan.
Kedua negara juga terlibat perdebatan selama berhari-hari saat Moskow mengatakan konvoi Rusia yang membawa bantuan untuk kota terkepung yang dikuasai pemberontak namun Kiev mencurigai bisa menjadi "Kuda Troya" untuk memberikan bantuan militer kepada pemberontak.
Kekhawatiran bahwa bentrokan perbatasan bisa tumpah menjadi perang habis-habisan antara Kiev dan Moskow mengirim pasar saham utama jatuh di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan kepada Perdana Menteri Inggris David Cameron bahwa artileri pemerintah telah menghancurkan "bagian besar" dari konvoi kecil militer yang memasuki negara itu, kata presiden dalam satu pernyataan.
Uni Eropa menuntut agar Rusia "segera menghentikan segala bentuk permusuhan perbatasan, khususnya untuk aliran senjata, penasihat militer dan personil bersenjata ke wilayah konflik, dan untuk menarik pasukannya dari perbatasan."
Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan Rusia untuk menghormati integritas teritorial Ukraina dan agar kedua pihak berupaya untuk meredakan ketegangan "yang sangat tinggi", sementara Inggris memanggil duta besar Moskow untuk "mengklarifikasi" situasi dan juru bicara Cameron mengatakan Rusia perlu menunjukkan "kemauan untuk menemukan solusi damai bagi konflik".
Moskow telah menolak tuduhan bahwa pihaknya mengirim perangkat keras militer, dan ini adalah penolakan terbaru dari tuduhan Barat bahwa pihaknya menyalurkan senjata kepada separatis pro-Rusia yang meluncurkan pemberontakan terhadap Kiev pada April.
Tetapi Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen mendukung laporan-laporan serangan Rusia "setelah media Inggris mengatakan telah melihat konvoi sekitar 20 kendaraan menyeberangi perbatasan."
"Itu hanya menegaskan fakta bahwa kita melihat aliran lanjutan senjata dan pejuang dari Rusia ke Ukraina timur," katanya.
"Ini adalah jelas menunjukkan terus keterlibatan Rusia dalam destabilisasi timur Ukraina."
Seperti kejatuhan bola salju, menteri luar negeri Ukraina mengumumkan ia akan bertemu dengan timpalannya dari Rusia Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov di Berlin pada Minggu untuk pembicaraan bersama diplomat dari Prancis dan Jerman.
"Baik itu perundingan meja persegi atau mejadi bundar, kita perlu bicara," kata Menlu Pavlo Klimkin menulis di Twitter.(Uu.H-AK)Rusia `jamin` tak ada tentara dalam konvoi ke Ukraina Menhan AS, Chuck Hagel (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel melakukan pembicaraan telepon dengan timpalannya Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Jumat, dan dijanjikan bahwa tidak ada pasukan Rusia yang ditugaskan untuk "konvoi kemanusiaan" menuju ke Ukraina.
"Menteri Shoigu menjamin bahwa tidak ada personil militer Rusia yang terlibat dalam konvoi kemanusiaan, juga bukan konvoi digunakan sebagai dalih untuk campur tangan di Ukraina," kata Pentagon.
Moskow mengirim satu konvoi truk bercat putih membawa apa yang dikatakannya bantuan kemanusiaan untuk penduduk sipil terkepung di timur Ukraina, di mana pasukan pemerintah memerangi pemberontak pro-Rusia.
Tetapi kendaraan mirip model yang digunakan oleh tentara Rusia dan terdapat tuduhan-tuduhan bahwa para pengemudi, terlihat dalam foto-foto yang identik mengenakan "seragam" khaki tentara.
Kiev khawatir bahwa pengiriman itu bisa menjadi upaya untuk menyelundupkan pasokan lebih banyak kepada pemberontak separatis atau memprovokasi insiden bersenjata yang mau digunakan untuk membenarkan intervensi Rusia lebih kuat.
Namun pernyataan Pentagon mengatakan, Shoigu telah bersikeras terhadap Hagel bahwa konvoi bukan iring-iringan militer terselubung dan bersumpah bahwa bantuan itu akan didistribusikan dengan baik oleh pihak ketiga yang netral.
"Menteri Shoigu meyakinkan Menteri Hagel bahwa Rusia bertemu Ukraina dengan beberapa syarat," katanya.
"Dia mengakui bahwa barang yang akan dikirim dan didistribusikan di bawah Komite Palang Merah Internasional," tambahnya.
"Kedua menteri membahas perlunya untuk mengadakan pertemuan tindak lanjut Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah. Dan mereka juga sepakat untuk mempertahankan pembukaan jalur komunikasi." Demikian laporan AFP.(Uu.H-AK)Rusia bantah tuduhan Ukraina "penghancuran rombongan militer" Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat (15/8) membantah tuduhan "penghancuran rombongan militer Rusia" oleh militer Ukraina.
"Tak ada rombongan militer Rusia yang diduga menyeberangi perbatasan Rusia-Ukraina pada malam hari atau pada siang hari," kata kantor berita Itar-Tass, yang mengutip keterangan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konsashenkov.
Disesalkan bahwa laporan "palsu" media di jejaring sosial, bukan fakta, telah menjadi dasar pernyataan yang dikeluarkan di tingkat yang lebih tinggi di beberapa negara Eropa dan "mereka telah memilih jalur Eropa", kata Konashenkov.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan selama percakapan telepon dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron bahwa satuan artileri Ukraina menghancurkan sebagian rombongan kendaraan militer berat yang menyeberang ke dalam wilayah Ukraina dan Rusia pada Jumat dini hari, kata kantor berita Interfax.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat memperingatkan mengenai upaya baru untuk menyabot pengiriman barang ke daerah konflik di Ukraina Timur.
"Upaya untuk menghambat pengiriman bantuan Rusia ke wilayah yang memerlukan pertolongan adalah sumber keprihatinan kami yang mendalam. Aksi kemanusiaan tersebut telah memasuki tahap akhirnya," kata kementerian itu di dalam satu pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Sabtu pagi. Ditambahkannya, Kiev telah mengkoordinasikan hampir semua masalah penting misi bantuan kemanusiaan tersebut.
Kementerian itu menambahkan militer Ukraina telah meningkatkan aksi permusuhan militer dengan tujuan jelas memotong jalur yang disetujui Kiev bagi rombongan bantuan Rusia tersebut dari perbatasan Rusia-Ukraina ke Lugansk.
"Menurut laporan yang masuk, satu batalion penghukum berencana memasang ranjau di beberapa bagian terpisah jalan raya di Wilayah Lugansk untuk menghancurkan barang bantuan dan personel yang menyertainya lalu menuduh milisi melakukan kegiatan teror," kata kementerian tersebut, yang dikutip Itar-Tass.(Uu.C003)
Ukraina Jumat mengatakan pihaknya telah menghancurkan bagian dari konvoi militer Rusia yang menyeberang ke wilayahnya dalam serangan yang telah mengirimkan ketegangan lintas perbatasan meroket.
NATO menuduh Rusia terlibat aktif dalam "destabilisasi" Ukraina timur, di mana separatis pro-Kremlin telah berjuang melawan Kiev selama empat bulan.
Kedua negara juga terlibat perdebatan selama berhari-hari saat Moskow mengatakan konvoi Rusia yang membawa bantuan untuk kota terkepung yang dikuasai pemberontak namun Kiev mencurigai bisa menjadi "Kuda Troya" untuk memberikan bantuan militer kepada pemberontak.
Kekhawatiran bahwa bentrokan perbatasan bisa tumpah menjadi perang habis-habisan antara Kiev dan Moskow mengirim pasar saham utama jatuh di seluruh Eropa dan Amerika Serikat.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan kepada Perdana Menteri Inggris David Cameron bahwa artileri pemerintah telah menghancurkan "bagian besar" dari konvoi kecil militer yang memasuki negara itu, kata presiden dalam satu pernyataan.
Uni Eropa menuntut agar Rusia "segera menghentikan segala bentuk permusuhan perbatasan, khususnya untuk aliran senjata, penasihat militer dan personil bersenjata ke wilayah konflik, dan untuk menarik pasukannya dari perbatasan."
Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan Rusia untuk menghormati integritas teritorial Ukraina dan agar kedua pihak berupaya untuk meredakan ketegangan "yang sangat tinggi", sementara Inggris memanggil duta besar Moskow untuk "mengklarifikasi" situasi dan juru bicara Cameron mengatakan Rusia perlu menunjukkan "kemauan untuk menemukan solusi damai bagi konflik".
Moskow telah menolak tuduhan bahwa pihaknya mengirim perangkat keras militer, dan ini adalah penolakan terbaru dari tuduhan Barat bahwa pihaknya menyalurkan senjata kepada separatis pro-Rusia yang meluncurkan pemberontakan terhadap Kiev pada April.
Tetapi Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen mendukung laporan-laporan serangan Rusia "setelah media Inggris mengatakan telah melihat konvoi sekitar 20 kendaraan menyeberangi perbatasan."
"Itu hanya menegaskan fakta bahwa kita melihat aliran lanjutan senjata dan pejuang dari Rusia ke Ukraina timur," katanya.
"Ini adalah jelas menunjukkan terus keterlibatan Rusia dalam destabilisasi timur Ukraina."
Seperti kejatuhan bola salju, menteri luar negeri Ukraina mengumumkan ia akan bertemu dengan timpalannya dari Rusia Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov di Berlin pada Minggu untuk pembicaraan bersama diplomat dari Prancis dan Jerman.
"Baik itu perundingan meja persegi atau mejadi bundar, kita perlu bicara," kata Menlu Pavlo Klimkin menulis di Twitter.(Uu.H-AK)Rusia `jamin` tak ada tentara dalam konvoi ke Ukraina Menhan AS, Chuck Hagel (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel melakukan pembicaraan telepon dengan timpalannya Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Jumat, dan dijanjikan bahwa tidak ada pasukan Rusia yang ditugaskan untuk "konvoi kemanusiaan" menuju ke Ukraina.
"Menteri Shoigu menjamin bahwa tidak ada personil militer Rusia yang terlibat dalam konvoi kemanusiaan, juga bukan konvoi digunakan sebagai dalih untuk campur tangan di Ukraina," kata Pentagon.
Moskow mengirim satu konvoi truk bercat putih membawa apa yang dikatakannya bantuan kemanusiaan untuk penduduk sipil terkepung di timur Ukraina, di mana pasukan pemerintah memerangi pemberontak pro-Rusia.
Tetapi kendaraan mirip model yang digunakan oleh tentara Rusia dan terdapat tuduhan-tuduhan bahwa para pengemudi, terlihat dalam foto-foto yang identik mengenakan "seragam" khaki tentara.
Kiev khawatir bahwa pengiriman itu bisa menjadi upaya untuk menyelundupkan pasokan lebih banyak kepada pemberontak separatis atau memprovokasi insiden bersenjata yang mau digunakan untuk membenarkan intervensi Rusia lebih kuat.
Namun pernyataan Pentagon mengatakan, Shoigu telah bersikeras terhadap Hagel bahwa konvoi bukan iring-iringan militer terselubung dan bersumpah bahwa bantuan itu akan didistribusikan dengan baik oleh pihak ketiga yang netral.
"Menteri Shoigu meyakinkan Menteri Hagel bahwa Rusia bertemu Ukraina dengan beberapa syarat," katanya.
"Dia mengakui bahwa barang yang akan dikirim dan didistribusikan di bawah Komite Palang Merah Internasional," tambahnya.
"Kedua menteri membahas perlunya untuk mengadakan pertemuan tindak lanjut Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah. Dan mereka juga sepakat untuk mempertahankan pembukaan jalur komunikasi." Demikian laporan AFP.(Uu.H-AK)Rusia bantah tuduhan Ukraina "penghancuran rombongan militer" Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat (15/8) membantah tuduhan "penghancuran rombongan militer Rusia" oleh militer Ukraina.
"Tak ada rombongan militer Rusia yang diduga menyeberangi perbatasan Rusia-Ukraina pada malam hari atau pada siang hari," kata kantor berita Itar-Tass, yang mengutip keterangan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konsashenkov.
Disesalkan bahwa laporan "palsu" media di jejaring sosial, bukan fakta, telah menjadi dasar pernyataan yang dikeluarkan di tingkat yang lebih tinggi di beberapa negara Eropa dan "mereka telah memilih jalur Eropa", kata Konashenkov.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan selama percakapan telepon dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron bahwa satuan artileri Ukraina menghancurkan sebagian rombongan kendaraan militer berat yang menyeberang ke dalam wilayah Ukraina dan Rusia pada Jumat dini hari, kata kantor berita Interfax.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri Rusia pada Jumat memperingatkan mengenai upaya baru untuk menyabot pengiriman barang ke daerah konflik di Ukraina Timur.
"Upaya untuk menghambat pengiriman bantuan Rusia ke wilayah yang memerlukan pertolongan adalah sumber keprihatinan kami yang mendalam. Aksi kemanusiaan tersebut telah memasuki tahap akhirnya," kata kementerian itu di dalam satu pernyataan, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Sabtu pagi. Ditambahkannya, Kiev telah mengkoordinasikan hampir semua masalah penting misi bantuan kemanusiaan tersebut.
Kementerian itu menambahkan militer Ukraina telah meningkatkan aksi permusuhan militer dengan tujuan jelas memotong jalur yang disetujui Kiev bagi rombongan bantuan Rusia tersebut dari perbatasan Rusia-Ukraina ke Lugansk.
"Menurut laporan yang masuk, satu batalion penghukum berencana memasang ranjau di beberapa bagian terpisah jalan raya di Wilayah Lugansk untuk menghancurkan barang bantuan dan personel yang menyertainya lalu menuduh milisi melakukan kegiatan teror," kata kementerian tersebut, yang dikutip Itar-Tass.(Uu.C003)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.